backup og meta

ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)

DefinisiGejalaPenyebabFaktor risikoDiagnosisPengobatanPencegahan

Paru-paru memiliki peran penting untuk memasok oksigen ke seluruh tubuh, sehingga setiap gangguan serius pada organ ini dapat membahayakan nyawa. Salah satu kondisi yang perlu diwaspadai adalah acute respiratory distress syndrome (ARDS). Ketahui selengkapnya terkait kondisi ini di ulasan berikut.

ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome)

Apa itu acute respiratory distress syndrome (ARDS)?

Sindrom gagal napas akut alias acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah kondisi yang terjadi ketika kantung udara paru-paru (alveolus) dipenuhi cairan sehingga Anda tidak mendapatkan cukup oksigen.

Kondisi yang disebut juga dengan distress pernapasan ini adalah masalah paru yang dapat mengancam jiwa.

ARDS umumnya terjadi pada pasien yang sakit kritis dan merupakan kondisi darurat medis.

Napas pendek atau napas cepat disertai sensasi seperti kehabisan udara adalah gejala utama ARDS.

Kondisi ini berkembang dengan cepat dalam beberapa jam hingga hari setelah cedera atau infeksi terjadi. 

Banyak orang dengan gagal napas akut tidak bisa bertahan hidup. Risiko kematiannya meningkat seiring bertambahnya usia dan keparahan penyakit. 

Sebagian kecil orang dengan penyakit ini dapat pulih sepenuhnya. Namun, sebagian besar lainnya mengalami kerusakan paru-paru

Seberapa umum kondisi ini?

Siapa pun bisa terserang ARDS, termasuk bayi. Sindrom gagal napas akut sangat umum menyerang orang yang dirawat di rumah sakit dengan kondisi kritis akibat dari infeksi paru-paru atau cedera dada. 

Akan tetapi, kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko atau berbagai hal yang menyebabkan gangguan kesehatan yang dialami bertambah parah.

Gejala acute respiratory distress syndrome (ARDS)

asma dan asam lambung

Dilansir dari National Heart, Lung, and Blood Institute, kesulitan bernapas merupakan gejala awal dari ARDS. Gejala biasanya muncul setelah 1—2 hari mengalami penyakit atau cedera.

Gejala yang muncul bisa bervariasi tergantung penyebab dari kondisi ini dan seberapa parah dampaknya. Berikut ini adalah gejala umum ARDS lainnya.

  • Kesulitan bernapas.
  • Kadar oksigen dalam darah rendah.
  • Sesak napas.
  • Detak jantung berdebar cepat.
  • Demam.
  • Kelelahan otot.
  • Kebingungan mental.
  • Perubahan warna kulit atau kuku karena berkurangnya kadar oksigen pada darah.

Ketika bertambah parah, ARDS bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti penyumbatan darah, infeksi, kerusakan paru-paru hingga kegagalan organ.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

ARDS merupakan kondisi darurat medis. Artinya, Anda perlu segera mendapatkan pertolongan medis jika mengalami kondisi ini.

Kebanyakan pasien dengan gagal napas akut sebenarnya telah dirawat inap karena penyakit pernapasan tertentu sehingga bisa langsung ditangani.

Namun, apabila Anda menunjukkan tanda-tanda dan gejala gagal napas seperti yang disebutkan ataupun disertai gangguan lainnya, segeralah mencari pertolongan medis.

Pasien ARDS membutuhkan penagangan dengan alat bantu pernapasan yang hanya tersedia di fasilitas kesehatan atau rumah sakit.

Penyebab acute respiratory distress syndrome (ARDS)?

Menurut American Lung Association, sebagian besar kondisi ARDS disebabkan oleh kerusakan sel atau jaringan di paru-paru.

Kondisi ini berawal dari kebocoran cairan dari pembuluh darah kecil yang mengalir menuju kantung udara atau alveoli, tempat bertukarnya oksigen dan karbon dioksida.

Kebocoran ini menyebabkan kerusakan pada dinding paru dan kantung udara sehingga paru-paru terendam dan pertukaran udara tidak berlangsung secara normal.

Selanjutnya, kondisi ini akan ikut merusak surfaktan, yaitu cairan yang bekerja untuk menjaga kantung udara tetap terbuka. Akibatnya, kadar oksigen dalam pembuluh darah akan semakin menurun.

Penyebab awal kerusakan pembuluh darah di alveoli berasal dari gangguan langsung dari dalam paru-paru atau penyebab tidak langsung yang kemudian berdampak pada paru-paru.

Beberapa kondisi penyebab umum dari gagal napas akut meliputi berikut ini. 

  • Sepsis, yaitu kondisi yang mengancam nyawa karena sistem imun yang bekerja secara berlebihan untuk melawan infeksi penyakit ataupun cedera yang dialami.
  • Pneumonia.
  • Peradangan pankreas.
  • Menghirup isi lambung ke dalam paru-paru (aspirasi paru).
  • Menghirup zat berbahaya. 
  • Transplantasi paru-paru.
  • Trauma akibat kecelakaan kendaraan bermotor.
  • Pengobatan, seperti nitrofurantoin atau overdosis morfin, methadone.
  • Perdarahan serius yang membutuhkan transfusi darah.

Faktor risiko acute respiratory distress syndrome (ARDS)

Kebanyakan orang dengan ARDS adalah pasien yang telah dirawat di rumah sakit untuk kondisi lain dan berada dalam keadaan kritis.

Anda cenderung mempunyai risiko tinggi untuk mengalami gagal napas akut jika memiliki infeksi parah dalam aliran darah Anda (sepsis). 

Orang yang memiliki riwayat kecanduan alkohol kronis pun lebih berisiko terkena gagal napas akut. Mereka termasuk kelompok orang yang memiliki kemungkinan lebih besar meninggal karena ARDS. 

Faktor pemicu yang dapat menyebabkan Anda berisiko terkena ARDS adalah sebagai berikut. 

  • Aktif merokok.
  • Berusia di atas 65 tahun.
  • Memiliki penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Terdapat infeksi kuman penyakit yang menyebar luas melalui aliran darah.
  • Menjalani operasi berisiko tinggi atau pengobatan kemoterapi.
  • Memiliki kadar protein rendah pada darah.

Diagnosis acute respiratory distress syndrome (ARDS)

Tidak ada satu pun tes yang dapat mengonfirmasi diagnosis ARDS. Beberapa tes yang digunakan digunakan untuk mendiagnosis kondisi ini meliputi berikut ini. 

  • Rontgen thorax: prosedur rontgen thorax dapat menunjukkan bagian paru-paru dan seberapa banyak bagian paru-paru yang memiliki cairan di dalamnya dan apakah jantung membengkak.
  • Uji gas darah: Tes ini digunakan untuk menentukan kadar oksigen di dalam darah pada arteri.
  • Tes darah: tes ini memberikan informasi tentang cara kerja tubuh.
  • Swab test: pengambilan sampel di bagian tenggorokan dan hidung untuk kemudian dianalisis apakah terdapat infeksi kuman penyakit atau tidak. 
  • Tes jantung seperti elektrokardiogram dan ekokardiogram.

Tekanan darah dan kadar oksigen dalam darah yang rendah adalah tanda-tanda ARDS. Dokter mungkin mengandalkan elektrokardiogram dan ekokardiogram untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit jantung. 

Jika rontgen dada dengan X-ray atau CT scan kemudian mengungkapkan bahwa ada kantung udara berisi cairan di paru-paru, bisa dikonfirmasi bahwa kondisi itu adalah ARDS. 

Selain itu, biopsi paru-paru dapat dilakukan untuk mengeliminasi adanya kemungkinan penyakit paru lainnya. Namun, cara ini jarang dilakukan. 

Pengobatan acute respiratory distress syndrome (ARDS)

ventilator

Pasien dengan gagal napas akut biasanya dirawat di ruang ICU. Tujuan perawatan adalah untuk menjaga kadar oksigen dalam darah tercukupi sehingga mencegah terjadinya gagal organ dan mengatasi penyebab ARDS.

Penggunaan ventilator juga terkadang dibutuhkan. Semua pasien dengan ARDS akan memerlukan terapi oksigen.

Meski begitu, oksigen saja biasanya tidak cukup sehingga pasien perlu dibantu dengan mesin untuk bernapas.

Berdasarkan studi dari Journal Clinical Medical Respiratory, berikut adalah pilihan perawatan yang digunakan untuk menangani acute respiratory distress syndrome.

1. Positive end-expiratory pressure (PEEP)

PEEP membantu mengendalikan tekanan pada paru-paru, meningkatkan fungsi paru-paru, dan mengurangi cedera pada paru-paru akibat penggunaan ventilator.

2. Penanganan cairan

Terlalu banyak cairan di dalam tubuh dapat menyebabkan penumpukan cairan pada paru-paru.

Terlalu sedikit cairan dapat menyebabkan organ dan jantung tegang dan syok. Jumlah cairan intravena harus diatur dengan hati-hati.

3. Pengobatan

Orang yang mengalami ARDS biasanya diberikan obat penawar rasa sakit untuk meredakan sakit dan rasa tidak nyaman. Obat-obatan tersebut termasuk berikut ini.

  • Antibiotik dapat mencegah dan mengatasi infeksi.
  • Obat antigelisah dapat membantu pasien lebih tenang dan rileks.
  • Pengencer darah dapat mencegah pembekuan pada paru-paru atau kaki.

American Lung Association memperkirakan bahwa 30—50% orang dengan ARDS berakhir meninggal dunia. Namun, risiko kematian tidak sama pada semua orang yang mengalami ARDS. 

Tingkat kematian sangat ditentukan oleh penyebab ARDS dan kondisi kesehatan umum orang yang mengalaminya.

Banyak penyintas ARDS pulih sepenuhnya dalam beberapa bulan, tapi beberapa di antaranya mengalami kerusakan paru-paru seumur hidup.

Pencegahan acute respiratory distress syndrome (ARDS)

Berikut adalah gaya hidup yang dapat membantu Anda mencegah atau mengurangi risiko distress napas.

  • Berhenti merokok dan hindari menjadi perokok pasif seperti berada atau beraktivitas terus-menerus di lingkungan perokok aktif. Ini juga dapat membantu Anda menjaga kesehatan paru-paru secara keseluruhan.
  • Berhenti mengonsumsi alkohol.
  • Lakukan vaksinasi. Vaksin flu tahunan dan vaksin pneumonia setiap 5 tahun dapat mengurangi risiko infeksi paru-paru.
  • Melakukan latihan pernapasan untuk meningkatkan fungsi paru selama masa pemulihan.

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan kepada dokter.

Kesimpulan

  • ARDS adalah kondisi darurat ketika cairan memenuhi kantung udara paru-paru, sehingga tubuh kekurangan oksigen dan menimbulkan sesak napas berat.
  • Penyebab utamanya bisa berupa sepsis, pneumonia, atau trauma serius.
  • Kondisi ini berisiko menyebabkan kegagalan organ lain, membutuhkan perawatan intensif dengan ventilator atau oksigen, dan meski dapat pulih, sebagian pasien mengalami kerusakan paru-paru permanen.
  • Penanganannya melibatkan perawatan intensif (ICU), termasuk terapi oksigen dan ventilator, serta stabilisasi fungsi tubuh.
  • Namun, tingkat kematiannya tetap tinggi, dan sejumlah pasien hanya bisa pulih sebagian karena kerusakan paru-paru permanen.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pierrakos, C., Karanikolas, M., Scolletta, S., Karamouzos, V., & Velissaris, D. (2012). Acute Respiratory Distress Syndrome: Pathophysiology and Therapeutic Options. Journal of Clinical Medicine Research4(1). https://doi.org/10.4021/jocmr761w

Donahoe, M. (2011). Acute respiratory distress syndrome: A clinical review. Pulmonary Circulation1(2), 192–211. https://doi.org/10.4103/2045-8932.83454

ARDS. (2024). Retrieved 15 August 2025, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ards/symptoms-causes/syc-20355576

American Lung Association. (2019). Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) | American Lung Association | American Lung Association. Lung.org. https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/ards

Acute respiratory distress syndrome: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (n.d.). Retrieved 15 August 2025, from https://medlineplus.gov/ency/article/000103.htm

What Is Acute Respiratory Distress Syndrome? (n.d.). Retrieved 15 August 2025, from https://www.nhlbi.nih.gov/health/ards

Versi Terbaru

26/08/2025

Ditulis oleh Rena Widyawinata

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Pleuritis

Bradipnea


Ditinjau oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF) · Ditulis oleh Rena Widyawinata · Diperbarui 26/08/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan