backup og meta

5 Fakta Rambut Kemaluan yang Tidak Banyak Diketahui

5 Fakta Rambut Kemaluan yang Tidak Banyak Diketahui
5 Fakta Rambut Kemaluan yang Tidak Banyak Diketahui

Banyak mitos dan fakta rambut kemaluan yang masih simpang siur. Ada yang bilang sebaiknya bulu kemaluan dicukur rutin. Namun, ada juga yang menyebutkan membiarkan bulu kemaluan tumbuh panjang justru baik untuk kesehatan. Lantas, mana yang benar?

Fakta rambut kemaluan

Rambut kemaluan merupakan jenis rambut terminal yang mulai tumbuh di sekitar organ intim saat memasuki masa pubertas.

Fungsi bulu kemaluan ini pun tak kalah penting dengan fungsi rambut pada umumnya, yaitu melindungi bagian tubuh tempatnya tumbuh. 

Anda mungkin sering mendengar beberapa mitos tentang rambut kemaluan, mulai dari bulu kemaluan menandakan kebersihan hingga seputar mencukur rambut di area genital.

Berikut adalah fakta sebenarnya dari mitos-mitos rambut kemaluan yang beredar selama ini.

1. Rambut kemaluan bisa mencegah penyakit kelamin

mewarnai rambut kemaluan

Banyak yang menganggap bahwa rambut kemaluan bisa berperan sebagai media pertumbuhan bakteri di organ intim Anda. 

Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah, tetapi ada fakta menakjubkan dari fungsi rambut kemaluan sebagai bagian dari rambut terminal.

Rambut kemaluan atau bulu pubis dapat mencegah timbulnya beberapa penyakit seperti infeksi bakteri dan penyakit kutil kelamin.

Bulu pubis menjaga kelembapan area genital Anda sehingga bakteri dan mikroba lainnya tidak mudah berkembang.

Namun, bukan berarti Anda tak perlu merawat dan memperhatikan kebersihan area intim. Anda sebaiknya memahami cara membersihkan organ intim dengan benar dan mengeringkannya setelah dibersihkan.

2. Rambut kemaluan bantu tingkatkan gairah seksual

Fakta rambut kemaluan berikutnya berkaitan dengan hubungan intim. Gesekan yang terjadi di organ intim karena pakaian maupun aktivitas seksual dapat mengiritasi kulit di bagian tersebut.

Pasalnya, kulit di area organ intim sangat sensitif terhadap sentuhan. Itulah mengapa hubungan intim bisa terasa menyakitkan dan tidak nyaman, terutama pada wanita yang mengalami penetrasi.

Kabar baiknya, bulu pubis hadir untuk mengurangi efek gesekan yang mungkin terjadi. 

Tak heran, bila rambut kemaluan ini sering disebut-sebut sebagai “pelumas kering” karena memudahkan gesekan saat penetrasi.

Selain itu, rambut kemaluan dapat memerangkap feromon yang dapat meningkatkan gairah seks. Feromon merupakan aroma khusus yang dimiliki seseorang saat kulit mengeluarkan minyak atau sebum.

Tahukah Anda?

Selain rambut kemaluan, ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi gairah seksual, misalnya suasana hati, stamina tubuh, dan kesehatan mental.

3. Rambut kemaluan tidak sama dengan warna rambut di kepala

Meskipun sama-sama termasuk rambut terminal, warna rambut kemaluan tidak bergantung pada warna rambut di kepala Anda.

Warnanya ditentukan oleh jumlah melanin (zat pigmen) dalam struktur kulit dan folikel Anda, yang bisa berbeda karena jumlah melanin berbeda di berbagai bagian tubuh.

Umumnya, warna rambut kemaluan Anda paling dekat dengan warna alami alis Anda, dan cenderung lebih gelap dengan tekstur lebih tebal. 

Selain itu, seiring bertambahnya usia, melanin dalam folikel rambut Anda berkurang. Hal ini membuat rambut menjadi lebih terang dan akhirnya tumbuh uban, baik di kepala maupun di area kemaluan.

4. Rambut kemaluan bisa berhenti tumbuh

Fakta rambut kemaluan lainnya yang tidak diketahui banyak orang adalah bulu kemaluan akan berhenti tumbuh pada saat tertentu, terutama ketika Anda memasuki usia lebih lanjut.

Tak jauh berbeda dengan rambut uban di kepala, folikel rambut kemaluan juga bisa menghasilkan uban seiring berkurangnya melanin.

Rambut kemaluan tetap bisa tumbuh, sekitar 1 sampai 5 cm, selama folikel rambut masih berfungsi dengan normal. 

Panjang rambut kemaluan juga bergantung pada genetik seseorang. Nah, rambut kemaluan ini akan berhenti pada batas usia tertentu. Proses pertumbuhan rambut di area genital biasanya berhenti setelah menopause.

Rambut kemaluan akan semakin halus teksturnya dan lama-kelamaan tidak tumbuh rambut baru lagi.

5. Salah cara mencukur bisa menimbulkan efek negatif

iritasi setelah cukur bulu kemaluan

Mengutip The American College of Obstetricians and Gynecologists, mencukur atau tidak mencukur rambut kemaluan sebenarnya tergantung kenyamanan masing-masing. 

Apabila bulu kemaluan membuat Anda merasa tidak nyaman, Anda boleh saja mecukurnya. 

Namun, Anda harus mencukur rambut di area genital yang tepat agar prosesnya tidak menyakitkan dan terhindar dari berbagai efek samping.

Berikut ini efek samping bisa muncul dari mencukur bulu kemaluan.

  • Gatal setelah cukur.
  • Luka dan lecet pada alat kelamin akibat waxing.
  • Rambut tumbuh ke dalam (ingrown hair).
  • Infeksi bakteri saat luka terbuka.
  • Peningkatan risiko tertular penyakit menular seksual karena alat cukur yang tidak higienis atau dipakai bergantian.
  • Dermatitis kontak dari produk cukur.

Nah, dari semua fakta rambut kemaluan di atas, mana yang baru Anda ketahui atau ternyata selama ini Anda salah memahami?

Ringkasan

Berikut beberapa fakta tentang rambut kemaluan yang tidak banyak diketahui.
  • Bulu kemaluan bisa mencegah penyakit kelamin.
  • Bulu kemaluan bantu tingkatkan gairah seksual.
  • Warna bulu kemaluan tidak sama dengan rambut di kepala.
  • Rambut kemaluan bisa berhenti tumbuh.
  • Salah mencukur rambut kemaluan bisa berdampak negatif.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Butler, S., Smith, N., Collazo, E., Caltabiano, L. and Herbenick, D. (2015). Pubic Hair Preferences, Reasons for Removal, and Associated Genital Symptoms: Comparisons Between Men and Women. The Journal of Sexual Medicine, 12(1), pp.48-58. 

Terminal Hair: Function & Examples. (2022). Retrieved 18 March 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/body/23140-terminal-hair

Rowen, T., Gaither, T., Awad, M., Osterberg, E., Shindel, A., & Breyer, B. (2016). Pubic Hair Grooming Prevalence and Motivation Among Women in the United States. JAMA Dermatology, 152(10), 1106.

DeMaria, A., Rivera, S., Meier, S., Wakefield, A., Long, L., & Miller, A. (2020). “You have to be clean:” a qualitative study of pubic hair grooming behaviours among women living in Italy. Culture, Health & Sexuality, 23(5), 593-607. 

To Shave or Not to Shave: An Ob-Gyn’s Guide to Pubic Hair Care. (n.d.). The American College of Obstetricians and Gynecologists. Retrieved 18 March 2025, from https://www.acog.org/womens-health/experts-and-stories/the-latest/to-shave-or-not-to-shave-an-ob-gyns-guide-to-pubic-hair-care

Versi Terbaru

03/04/2025

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

9 Obat Alami untuk Atasi Miss V Gatal dan Perih yang Mengganggu

Tak Perlu Dicukur, 6 Pilihan Cara Menghilangkan Bulu Kemaluan Ini Bisa Anda Coba


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan