Banyak mitos dan fakta rambut kemaluan yang masih simpang siur. Ada yang bilang sebaiknya bulu kemaluan dicukur rutin. Namun, ada juga yang menyebutkan membiarkan bulu kemaluan tumbuh panjang justru baik untuk kesehatan. Lantas, mana yang benar?
Fakta rambut kemaluan
Rambut kemaluan merupakan jenis rambut terminal yang mulai tumbuh di sekitar organ intim saat memasuki masa pubertas.
Fungsi bulu kemaluan ini pun tak kalah penting dengan fungsi rambut pada umumnya, yaitu melindungi bagian tubuh tempatnya tumbuh.
Anda mungkin sering mendengar beberapa mitos tentang rambut kemaluan, mulai dari bulu kemaluan menandakan kebersihan hingga seputar mencukur rambut kemaluan.
Berikut adalah fakta sebenarnya dari mitos-mitos bulu kemaluan yang beredar selama ini.
1. Rambut kemaluan bisa mencegah penyakit kelamin
Banyak yang menganggap bahwa rambut kemaluan bisa berperan sebagai media pertumbuhan bakteri di organ intim Anda.
Pernyataan ini tidak sepenuhnya salah, tetapi ada fakta menakjubkan dari fungsi rambut kemaluan sebagai bagian dari rambut terminal.
Rambut kemaluan atau bulu pubis dapat mencegah timbulnya beberapa penyakit seperti infeksi bakteri dan penyakit kutil kelamin.
Bulu pubis menjaga kelembapan area genital Anda sehingga bakteri dan mikroba lainnya tidak mudah berkembang.
Namun, bukan berarti Anda tak perlu merawat dan memperhatikan kebersihan area intim.
Anda sebaiknya memahami cara membersihkan organ intim dengan benar dan mengeringkannya setelah dibersihkan.
2. Rambut kemaluan bantu tingkatkan gairah seksual
Fakta rambut kemaluan berikutnya berkaitan dengan hubungan intim.
Gesekan yang terjadi di organ intim karena pakaian maupun aktivitas seksual dapat mengiritasi kulit di bagian tersebut.
Pasalnya, kulit di area organ intim sangat sensitif terhadap sentuhan.
Itulah mengapa hubungan intim bisa terasa menyakitkan dan tidak nyaman, terutama pada wanita yang mengalami penetrasi.
Kabar baiknya, bulu pubis hadir untuk mengurangi efek gesekan yang mungkin terjadi.
Tak heran bila rambut kemaluan ini sering disebut-sebut sebagai “pelumas kering” karena memudahkan gesekan saat penetrasi.
Selain itu, rambut kemaluan dapat memerangkap feromon yang dapat meningkatkan gairah seks.
Feromon merupakan aroma khusus yang dimiliki seseorang saat kulit mengeluarkan minyak atau sebum.
Tahukah Anda?
Selain rambut kemaluan, ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi gairah seksual, misalnya suasana hati, stamina tubuh, dan kesehatan mental.
3. Rambut kemaluan tidak sama dengan warna rambut di kepala
Meskipun sama-sama termasuk rambut terminal, warna rambut kemaluan tidak bergantung pada warna rambut di kepala Anda.
Warnanya ditentukan oleh jumlah melanin (zat pigmen) dalam struktur kulit dan folikel Anda, yang bisa berbeda karena jumlah melanin berbeda di berbagai bagian tubuh.
Umumnya, warna rambut kemaluan Anda paling dekat dengan warna alami alis Anda, dan cenderung lebih gelap dengan tekstur lebih tebal.
Selain itu, seiring bertambahnya usia, melanin dalam folikel rambut Anda berkurang.
Hal ini membuat rambut menjadi lebih terang dan akhirnya tumbuh uban, baik di kepala maupun di area kemaluan.
4. Rambut kemaluan bisa berhenti tumbuh
Rambut kemaluan akan berhenti tumbuh pada saat tertentu, terutama ketika Anda memasuki usia lebih lanjut.
Tak jauh berbeda dengan rambut uban di kepala, folikel rambut kemaluan juga bisa menghasilkan uban seiring berkurangnya melanin.
Rambut kemaluan tetap bisa tumbuh, sekitar 1 sampai 5 cm, selama folikel rambut masih berfungsi dengan normal.
Fakta lainnya, panjang rambut kemaluan juga bergantung pada genetik seseorang.
Nah, rambut kemaluan ini akan berhenti pada batas usia tertentu. Proses pertumbuhan rambut di area genital biasanya berhenti setelah menopause.
Rambut kemaluan akan semakin halus teksturnya dan lama-kelamaan tidak tumbuh rambut baru lagi.
5. Salah cara mencukur bisa menimbulkan efek negatif
Mengutip dari situs Mayo Clinic, tidak ada fakta medis yang menganjurkan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh rambut kemaluan.
Namun, Anda harus melakukan cara mencukur yang tepat agar prosesnya tidak menyakitkan dan terhindar dari berbagai efek samping.
Berikut ini efek samping bisa muncul dari mencukur bulu kemaluan.
- Gatal setelah cukur.
- Luka dan lecet pada alat kelamin akibat waxing.
- Rambut tumbuh ke dalam (ingrown hair).
- Infeksi bakteri saat luka terbuka.
- Peningkatan risiko tertular penyakit menular seksual karena alat cukur yang tidak higienis atau dipakai bergantian.
- Dermatitis kontak dari produk cukur.
Nah, dari semua fakta rambut kemaluan di atas, mana nih yang baru diketahui atau ternyata selama ini Anda salah memahami?