backup og meta

Adakah Manfaat Pasta Gigi untuk Kulit Wajah? Cek Faktanya

Adakah Manfaat Pasta Gigi untuk Kulit Wajah? Cek Faktanya

Sejumlah permasalahan kulit sulit dihilangkan sekalipun dengan produk skincare. Lantas, beberapa orang mencari cara alternatif, salah satunya dengan odol alias pasta gigi. Kandungan triclosan pada pasta gigi disinyalir memiliki manfaat untuk wajah.

Namun, apakah penggunaan pasta gigi aman untuk kulit? Berikut ini jawaban lengkapnya dan tips perawatan yang benar.

Adakah manfaat pasta gigi untuk wajah?

Meskipun kandungan triclosan dalam pasta gigi bisa membasmi bakteri, Anda tidak disarankan mengoleskan odol langsung ke kulit.

Triclosan justru bisa memperparah kondisi jerawat, bahkan memicu munculnya masalah kulit baru, seperti iritasi, kulit kering, dan reaksi alergi kulit.

Kandungan kimia dalam pasta gigi diformulasikan untuk membasmi bakteri mulut dan gigi, bukan kulit wajah. Selain itu, terdapat kandungan lain dalam pasta gigi yang tidak aman untuk kulit.

Untuk mengatasi permasalahan kulit yang membandel, misalnya jerawat, Anda bisa mencoba teknik perawatan yang bertujuan menyeimbangkan kelembapan, kadar minyak, dan kadar air dalam kulit.

Jadi, hindari menggunakan odol untuk menghilangkan jerawat dan masalah kulit lainnya karena berisiko memperparah gejala.

Risiko menggunakan pasta gigi untuk wajah

Wanita khawatir kulit menjadi kusam karena skincare tidak cocok

Mengoleskan pasta gigi justru menimbulkan berbagai masalah pada kulit wajah. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Iritasi kulit

Mengutip Cleveland Clinic, salah satu efek samping yang mungkin muncul dari penggunaan pasta gigi untuk kulit adalah iritasi

Pasta gigi mengandung senyawa kimia yang diformulasikan khusus untuk mengatasi masalah gigi, seperti fluoride, calcium carbonate, serta sodium lauryl sulfate.

Jika digunakan pada kulit wajah yang sensitif, senyawa kimia tersebut kemungkinan memicu iritasi, seperti kemerahan, gatal, hingga sensai perih dan panas.

2. Memperparah kondisi jerawat

Pasta gigi memiliki pH yang cenderung basa, sedangkan kulit wajah memiliki pH asam alami. Mengoleskan pasta gigi ke wajah dapat mengganggu keseimbangan pH kulit. 

Ketidakseimbangan pH kulit wajah bisa membuat kulit lebih rentan terhadap pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.

Alih-alih mengobati jerawat, penggunaan produk pembersih gigi ke kulit justru dapat memicu munculnya jerawat baru. 

3. Kulit kering

Salah satu manfaat pasta gigi untuk wajah yang sering dipercaya adalah mengeringkan jerawat. Hal ini karena kandungan zat kimia odol yang bersifat mengeringkan.

Namun, kandungan bahan kimia dalam pasta gigi cenderung keras untuk kulit wajah yang sensitif.

Mengoleskan odol pada kulit bisa membuat kulit terasa sangat kering, gatal, bersisik, hingga mengelupas. 

4. Reaksi alergi

Bagi sebagian orang dengan kulit sensitif, mengoleskan pasta gigi langsung ke kulit dapat menimbulkan reaksi alergi

Pasta gigi umumnya mengandung bahan-bahan seperti pewangi dan detergen. Kandungan pasta gigi tersebut dapat memicu reaksi alergi bagi sebagian orang, seperti ruam, gatal-gatal, hingga kemerahan. 

Oleh sebab itu, sebaiknya hindari menggunakan odol ke kulit wajah, terutama jika Anda memiliki kulit yang sensitif. 

Cara merawat kulit yang tepat

Langkah perawatan kulit

Alih-alih menggunakan pasta gigi, ada cara yang tepat untuk membantu mengatasi permasalah kulit yang Anda alami, di antaranya sebagai berikut. 

  • Cuci muka secara rutin. Perawatan ini membersihkan kotoran dan minyak dan mengurangi risiko timbulnya jerawat, serta masalah kulit wajah lainnya seperti kulit kering dan kusam. 
  • Gunakan obat penghilang jerawat. Dibandingkan pakai pasta gigi untuk jerawat, gunakanlah obat yang  memang diformulasikan untuk menghilangkan jerawat, seperti benzoil peroksida, retinoid, atau azelaic acid.
  • Gunakan bahan alami untuk jerawat. Pilihlah bahan alami, seperti lidah buaya, tea tree oil, atau madu, untuk membantu meredakan jerawat yang meradang sekaligus menjaga kelembapan kulit.
  • Mengatur pola makan. Hindari makanan pemicu jerawat, seperti makanan tinggi gula atau berminyak. Perbanyaklah konsumsi makanan sehat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, atau biji-bijian.

Banyak efek negatif yang mungkin muncul dari penggunaan odol untuk merawat kulit wajah.

Jika masalah kulit Anda tidak kunjung membaik, berkonsultasilah dengan dokter spesialis kulit guna mendapatkan perawatan yang tepat. 

Kesimpulan

  • Penggunaan pasta gigi untuk mengobati jerawat atau masalah kulit lainnya tidak dianjurkan.
  • Hal ini karena bahan kimia dalam pasta gigi dapat menyebabkan kulit iritasi, kering, memperburuk kondisi jerawat, hingga memicu reaksi alergi.
  • Untuk mengatasi permasalah kulit, sebaiknya rutin mencuci wajah, mengatur pola makan, serta gunakan obat khusus untuk menghilangkan jerawat.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Does Putting Toothpaste on Pimples Work? (2022). Cleveland Clinic. Retrieved 21 August 2024, from https://health.clevelandclinic.org/toothpaste-on-pimples 

Don’t Put These 5 Things on Your Face. (2023). Cleveland Clinic Retrieved  21 August 2024, from https://health.clevelandclinic.org/worst-skin-care-products 

Acne. (2024). Retrieved  21 August 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/diagnosis-treatment/drc-20368048 

10 skin care secrets for healthier-looking skin. (n.d.). Retrieved  21 August 2024, from https://www.aad.org/public/everyday-care/skin-care-secrets/routine/healthier-looking-skin 

. How to Get Your Skin’s pH Balance Under Control. (2023). Cleveland Clinic. Retrieved  21 August 2024, from https://health.clevelandclinic.org/what-is-skin-ph 

Versi Terbaru

28/08/2024

Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Mengupas Mitos Seputar Jerawat yang Sering Dipercaya

6 Manfaat Azelaic Acid, Meredakan Jerawat dan Meratakan Warna Kulit


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Zulfa Azza Adhini · Tanggal diperbarui 28/08/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan