Tampilan kuku bisa menunjukkan kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Bila ada bentuk yang tampak tak wajar, bisa jadi ini merupakan tanda penyakit tertentu. Hal ini berlaku pula pada masalah clubbing finger.
Apa itu clubbing finger?
Clubbing finger adalah pembengkakan pada ujung ruas jari dan bantalan kuku sehingga kuku pun tampak melebar dan melengkung seperti bagian belakang sendok.
Kondisi ini disebut dengan jari tabuh atau hypertrophic osteoarthropathy. Ada dua jenis kondisi jari tabuh, yaitu primer dansekunder.
Clubbing finger primer muncul secara alami, sedangkan sekunder timbul sebagai gejala berbagai penyakit kronis, seperti penyakit paru-paru dan jantung.
Pada dasarnya, penyakit kuku ini tidak berbahaya. Namun, ini bisa menjadi gejala penyakit serius sehingga tetap perlu diperiksa secara menyeluruh.
Gejala clubbing finger
Perlu diketahui, kondisi ini bisa terjadi pada jari tangan dan kaki. Pada sebagian besar kasus, kedua jari tangan dan kaki bisa mengalami kondisi ini bersamaan.
Kuku yang melengkung dan ujung jari membengkak pun ada pada sisi kanan dan kiri.
Inilah gejala umum clubbing finger yang bisa diamati.
Sementara itu, ada beberapa gejala jari tabuh sekunder yang tidak ditemukan pada kondisi primer. Berikut gejala khas kuku clubbing sekunder yang bisa timbul.
Kuku terasa lunak.
Bantalan kuku lembut dan terasa kenyal.
Kuku tampak mengambang seperti tidak menempel kuat pada jari.
Ujung jari yang membengkak tampak kemerahan dan hangat.
Kuku melengkung ke bawah seperti bagian belakang sendok.
Hilangnya sisi bersudut antara kuku dan kutikula.
Penyebab clubbing finger
Penyebab clubbing finger terbagi berdasarkan jenisnya. Berikut penyebab yang mungkin timbul.
1. Genetik
Kuku clubbing primer merupakan kondisi yang bersifat genetik sehingga bisa diturunkan dari orang tua ke anak.
Mengutip studi terbitan Journal of Orthopaedic Translation(2018), ada dua gen yang berperan besar pada kondisi ini, yakni gen hydroxyprostaglandin dehydrogenase (HPGD) dan gen 2A1 (SLCO2A1).
Dalam hal ini, kedua jenis gen tersebut memicu peningkatan produksi senyawa penyebab peradangan, yakni prostaglandin sehingga ujung jari pun membesar dan membulat.
2. Beragam penyakit kronis
Beberapa penyakit kronis ternyata bisa memicu clubbing pada kuku. Umumnya, penyakit di balik kondisi ini adalah penyakit jantung.
Lebih khusus, inilah berbagai ragam penyakit yang bisa memicu kuku clubbing.
Kanker paru-paru dan bronkus.
Fibrosis kistik.
TBC.
Sarkoidosis.
Infeksi kronis.
Endokarditis.
Aneurisme.
Penyakit jantung bawaan sianotik.
Kanker liver.
Limfoma Hodgkin.
Sindrom iritasi usus atau inflammatory bowel disease (IBS).
Sirosis hati.
Lantas, bagaimana hubungan antara penyakit di atas dengan kuku serta ruas jari?
Kondisi membesarnya ujung jari dan kuku ini merupakan reaksi tubuh akibat kekurangan oksigen. Tak heran bila sebagian besar penyakit paru-paru menyebabkan jari tabuh.
Selain itu, beberapa penyakit di atas ternyata menyebabkan tubuh mengalami peradangan atau inflamasi.
Ketika peradangan terjadi, tubuh memproduksi senyawa protein yang disebut dengan faktor pertumbuhan endotel vaskular.
Protein inlah yang menyebabkan pertumbuhan pembuluh darah pada kuku dan ujung jari. Jadi, kuku dan ujung jari pun membesar dan membulat.
Ada beberapa metode yang dipilih dokter untuk mendiagnosis clubbing finger. Berikut tes yang digunakan untuk diagnosis.
1. Profil Lovibond
Tes ini mengukur sudut antara lipatan kuku dengan kuku. Jari yang normal memiliki sudut menyiku pada bantalan kuku dan kutikula.
Pada kondisi clubbing finger, sudut ini justru hilang atau membuat sudut tampak membulat dan menggembung ke atas.
2. Rasio kedalaman distal/interphalangeal
Tes ini mengetahui ukuran ruas-ruas jari yang dipisahkan oleh sendi.
Pada kondisi kuku yang normal, ruas ujung jari lebih pendek dari ruas-ruas jari lainnya. Bila sebaliknya, kondisi ini dicurigai sebagai kuku clubbing.
3. Tanda Schamroth
Dokter akan mengarahkan Anda untuk menekukkan jari 90 derajat, lalu kuku sisi kanan dan kiri saling menempel berhadapan.
Pada kuku yang normal, akan terlihat celah kecil yang membentuk seperti belah ketupat.
Jika mengalami clubbing finger, celah ini tak terlihat dan kuku benar-benar berdempetan saat dihadapkan.
Cara mendeteksi penyakit pemicu clubbing finger
Untuk mengetahui penyebab clubbing finger sekunder, ada beberapa pemeriksaan yang harus dijalani. Berikut prosedur yang bisa diikuti.
sinar X area toraks (dada),
angiografi,
pemindaian tulang radionuklida,
CT scan,
pengukuran oksigen dalam darah,
analisis gas darah,
EKG,
tes fungsi liver, dan
tes tiroid.
Cara mengobati clubbing finger
Secara umum, kelainan bentuk kuku dan ujung jari ini tidak menimbulkan masalah kesehatan.
Akan tetapi, beberapa penyakit yang mendasari jari tabuh ini tetap harus ditangani segera.
Jadi, penyembuhan clubbing finger biasanya berfokus pada penyakit-penyakit pemicu sekunder. Umumnya, pengobatan dapat dilakukan dengan cara berikut.
1. Penyembuhan penyakit
Ada beberapa cara penyembuhan penyakit pemicu, seperti:
bedah,
kemoterapi,
radiasi gelombang radio,
obat antibiotik untuk infeksi bakteri, dan
transplantasi paru dan hati.
Bila penyakit tidak bisa disembuhkan dengan cara di atas, pengobatan dilakukan dengan cara menekan gejala-gejala penyakit.
2. Obat-obatan penghambat adrenergik
Kombinasi obat penghambat adrenergik dengan propranolol dan fenoksibenzamin bisa menekan gejala jari tabuh akibat sel ganas paru-paru.
3. Obat anti-inflamasi
Pengobatan obat anti-inflamasi nonsteroid dipilih untuk mengobati clubbing finger.
Jenis obat yang sudah diteliti adalah celecoxib. Obat ini berpotensi menghambat prostaglandin atau pemicu radang.
4. Oktreotida
Obat ini mampu menghambat pembentukan pembuluh darah pada kuku akibat faktor pertumbuhan endotel vaskular, salah satu lapisan pembuluh darah.
Selain itu, obat ini menghambat saraf yang berkaitan dengan rasa sakit.
5. Bifosfonat
Obat ini biasa diberikan pada pengidap kanker payudara dan penyakit jantung bawaan sianotik.
Dalam mengatasi kuku clubbing, cara kerja obat ini mirip dengan oktreotida, yakni menghambat jumlah faktor pertumbuhan endotel vaskular pada darah.
Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan metode pengobatan dan cara merawat kuku yang tepat bila memiliki jari tabuh.
Ringkasan
Gejala umum jari tabuh yaitu ujung jari dan kuku membesar, menggelembung, dan menonjol.
Penyebabnya bisa akibat genetik (primer) atau penyakit kronis yang mendasari (sekunder).
Sebagian besar penyakit pemicu clubbing pada kuku adalah penyakit paru-paru.
Peradangan dan kekurangan oksigen berperan penting pada pembentukan tabuh.
Pengobatan berfokus pada penyembuhan penyakit yang mendasari.
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
Clubbing of the fingers or toes Information | Mount Sinai – New York. (2022). Retrieved 21 June 2022, from https://www.mountsinai.org/health-library/symptoms/clubbing-of-the-fingers-or-toes
Krugh, M., & Vaidya, P. (2021). Hypertrophic Osteoarthropathy. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK540968/
Yuan, L., Liao, R., Lin, Y., Jiang, Y., Wang, O., & Li, M. et al. (2019). Safety and efficacy of cyclooxygenase-2 inhibition for treatment of primary hypertrophic osteoarthropathy: A single-arm intervention trial. Journal of Orthopaedic Translation, 18, 109-118. doi: 10.1016/j.jot.2018.10.001
Chakraborty, R., & Sharma, S. (2022). Secondary Hypertrophic Osteoarthropathy. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513342/
McPhee, S. (1990). Clubbing. Butterworths. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK366/
Burcovschii, S., & Aboeed, A. (2021). Nail Clubbing. Statpearls Publishing. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539713/
Slide show: 7 fingernail problems not to ignore. (2022). Retrieved 21 June 2022, from https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/adult-health/multimedia/nails/sls-20076131?s=2
Versi Terbaru
07/09/2023
Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari
Ditinjau secara medis olehdr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.