backup og meta

8 Penyebab Beruntusan di Wajah Tak Kunjung Hilang

8 Penyebab Beruntusan di Wajah Tak Kunjung Hilang

Tidak semua orang dapat mengatasi masalah beruntusan dengan mudah. Anda mungkin bertanya-tanya, sebenarnya apa penyebab beruntusan tidak hilang?

Terkadang beruntusan dapat hilang setelah melakukan perawatan kulit berjerawatAkan tetapi, tak jarang juga beruntusan muncul kembali dan mengganggu penampilan Anda.

Apa saja penyebab beruntusan tidak hilang?

Beruntusan dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi selama masa remaja.

Masalah kulit ini juga lebih mungkin terjadi selama masa peningkatan kadar hormon, seperti kehamilan dan menstruasi. 

Beruntusan paling sering ditemukan di wajah, leher, punggung, bahu, dan dada.

Beruntusan pada wajah termasuk masalah kulit yang mengarah pada timbulnya jerawat dan pada umumnya dapat hilang dengan sendirinya.

Akan tetapi pada beberapa kasus, beruntusan bertahan lama bahkan mungkin memerlukan perawatan kulit khusus.

Berikut ini beberapa penyebab beruntusan tidak hilang yang perlu Anda ketahui untuk membantu menentukan penanganan yang tepat.

1. Masa pubertas

serum penghilang bekas jerawat

Saat anak mencapai pubertas, ada peningkatan hormon seks yang disebut androgen. 

Kelebihan hormon ini menyebabkan kelenjar minyak di bawah kulit lebih aktif, membesar, dan menghasilkan terlalu banyak minyak (sebum). 

Ketika ada terlalu banyak sebum, pori-pori atau folikel rambut tersumbat oleh sel-sel kulit.

Kondisi inilah yang menyebabkan munculnya berbagai jenis jerawat pada remaja, seperti jerawat pasir (beruntusan) dan komedo.

Menurut studi dalam International Journal of Women’s Dermatology (2021), jerawat dan beruntusan sangat umum terjadi saat masa prapubertas dan biasanya dialami oleh sekitar 75% remaja perempuan.

Tak heran bila masa pubertas menjadi penyebab beruntusan tidak hilang yang berlangsung setidaknya hingga anak menjelang dewasa.

2. Menstruasi

Beberapa hormon dalam tubuh mengontrol siklus menstruasi, seperti hormon estrogen dan progesteron. 

Siklus rata-rata berlangsung sekitar 28 hari dan ketidakseimbangan hormon dapat terjadi selama siklus menstruasi ini berlangsung. 

Beruntusan biasanya muncul satu sampai dua minggu sebelum menstruasi dan mulai hilang saat menstruasi dimulai.

Jika pola ini berulang setidaknya dua kali berturut-turut, sangat mungkin beruntusan tersebut menjadi tanda pramenstruasi.

3. Kelebihan produksi sebum

Kelebihan produksi sebum dapat dipicu oleh berbagai hal, seperti perubahan hormon, faktor genetik, dan perubahan cuaca.

Hal ini dapat menyebabkan kelenjar sebasea pada kulit memproduksi sebum berlebih yang melapisi kulit dan rambut.

Minyak yang meningkat ini, bersama dengan sel kulit mati dan bakteri yang menempel, dapat mengakibatkan pori-pori tersumbat dan muncul beruntusan. 

Inilah penyebab beruntusan bisa lebih susah hilang jika Anda memiliki tipe kulit berminyak.

Anda perlu mengatasi masalah kulit berminyak terlebih dahulu untuk selanjutnya menghilangkan beruntusan.

4. Tidak cocok produk skincare

Produk skincare yang tidak cocok di kulit juga dapat menjadi penyebab beruntusan tidak hilang.

Alih-alih menghilangkan beruntusan, Anda justru akan mengalami berbagai penyakit kulit yang mengganggu seperti, kulit mengelupas, ruam, gatal-gatal, bahkan iritasi.

Anda perlu lebih cermat memilih produk kosmetik yang sesuai dengan tipe kulit Anda.

Jangan menggunakan produk untuk kulit berminyak jika Anda memiliki jenis kulit kering karena justru akan membuat kulit Anda semakin kering.

Perhatikan selalu kandungan produk kecantikan yang tertera di label kemasan sebelum Anda membelinya.

Bila perlu, diskusikan dengan dokter spesialis kulit untuk menentukan skincare yang cocok dan masalah beruntusan yang Anda alami.

5. Kadar keratin di wajah

gambar wajah dan muka bruntusan

Mengutip dari situs Cleveland Clinic, jumlah keratin yang tak wajar pada kulit dapat menjadi salah satu penyebab beruntusan tidak hilang.

Keratin adalah senyawa protein yang membentuk dan melindungi kulit, rambut, serta kelenjar di dalam kulit.

Kekurangan keratin dapat membuat mengganggu kerja kelenjar minyak sehingga kulit jadi tidak terlindungi dengan optimal.

Saat kulit Anda mengalami breakout atau beruntusan, jumlah keratin yang sedikit ini tidak cukup untuk mencegah beruntusan kembali muncul.

Sebaliknya, kelebihan keratin pun dapat mengakibatkan penebalan kulit atau penumpukan keratin yang disebut hiperkeratosis.

6. Stres

Banyak yang menyepelekan masalah mental dan hubungannya dengan kesehatan kulit.

Padahal, masalah mental dapat memengaruhi fluktuasi hormon pada tubuh Anda.

Saat Anda stres, tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol yang menyebabkan kelenjar sebasea memproduksi sebum berlebih.

Sebum atau minyak yang jumlahnya melonjak ini mengakibatkan bakteri lebih mudah menempel dan menutup pori-pori kulit.

Akibatnya, sel-sel kulit mati dan bakteri yang menumpuk inilah yang memicu timbulnya jerawat termasuk beruntusan.

Jika Anda telanjur mengalami beruntusan, akan lebih sulit untuk menghilangkannya bila Anda dalam kondisi stres.

7. Bakteri

Sel kulit mati yang menumpuk dan menyumbat pori-pori, mendorong pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan, termasuk Propionibacterium acnes (P. acnes).

Propionibacterium acnes umumnya tidak berbahaya pada kulit karena cenderung tumbuh dengan lambat.

Namun apabila dibiarkan, bakteri ini dapat berkembang lebih cepat dan menjadi penyebab beruntusan tidak hilang hingga infeksi jerawat.

Bakteri ini akan menghasilkan zat yang menyebabkan peradangan kulit dan bintik-bintik beruntusan.

8. Pola makan tidak sehat

Sudah jamak diketahui bahwa apa yang kita konsumsi dapat menentukan kesehatan tubuh kita, tak terkecuali kesehatan kulit.

Salah satu penyebab beruntusan tidak hilang sangat mungkin dipengaruhi oleh minuman dan makanan penyebab jerawat yang Anda konsumsi.

Makanan dan minuman yang mengandung tinggi gula dan lemak dapat memicu produksi minyak berlebih, seperti gorengan, minuman bersoda, dan junk food.

Akibatnya, kulit jadi rentan terhadap paparan kuman dan kotoran yang menyebabkan beruntusan.

Untuk itu, sangat penting bagi Anda menjaga asupan makanan bergizi seimbang serta membatasi asupan gula dan lemak berlebih.

Cara menghilangkan beruntusan yang susah hilang

mengatasi jerawat pasir

Memiliki beruntusan di wajah bukanlah akhir dari segalanya.

Meski begitu, cara menghilangkan beruntusan yang susah hilang mungkin akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Nah, buat Anda yang masih penasaran cara menghilangkan beruntusan membandel, coba cara ini.

  • Rajin membersihkan atau mencuci muka.
  • Gunakan produk skincare yang cocok untuk kulit Anda.
  • Konsumsi air putih yang cukup.
  • Hindari makanan berminyak.
  • Pakai masker teh hijau secara rutin.
  • Kelola stres.
  • Gel lidah buaya.

Dari beberapa kemungkinan di atas, kira-kira apa penyebab dari beruntusan tidak hilang yang Anda alami?

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Pimples: Causes vs. Acne, Types & Treatment. (2022). Retrieved 2 August 2022, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22468-pimples

Frénard, C., Mansouri, S., Corvec, S., Boisrobert, A., Khammari, A., & Dréno, B. (2021). Prepubertal acne: A retrospective study. International Journal Of Women’s Dermatology, 7(4), 482-485. doi: 10.1016/j.ijwd.2021.03.010

Puberty Pimples: A Guide for Teens. (2021). Retrieved 2 August 2022, from https://wfmchealth.org/pediatric-health-care/puberty-pimples-a-guide-for-teens/

Nonprescription acne treatment: Which products work best?. (2022). Retrieved 2 August 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/in-depth/acne-treatments/art-20045814

Versi Terbaru

25/08/2022

Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Jangan Asal Pilih Obat, Ini Dia Cara Atasi Jerawat Saat Hamil

7 Penyebab Jerawat Muncul Terus dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Dwi Ratih Ramadhany · Tanggal diperbarui 25/08/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan