Berbagai jenis bakteri dan jamur hidup dan tumbuh di kulit Anda. Sebagian besar tidak berbahaya, tapi mereka juga bisa berkembang biak secara liar yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit. Walaupun umumnya infeksi jamur muncul di vagina, namun infeksi ini juga bisa muncul di beberapa bagian tubuh lain. Lantas, di mana saja? Simak penjelasannya dalam artikel ini.
Bagian tubuh yang paling sering terkena infeksi jamur
1. Kaki
Kaki adalah salah satu bagian tubuh yang rentan terinfeksi jamur. Pasalnya, bagian tubuh satu ini selalu bersentuhan dengan berbagai permukaan lingkungan setiap saat. Dalam istilah medis, infeksi jamur yang menyerang kaki disebut dengan tinea pedis atau athlete’s foot (kaki atlet). Bagi orang Indonesia, kondisi ini lebih dikenal dengan sebutan kutu air.
Gejala khas dari kutu air adalah adanya lenting berisi cairan yang umumnya muncul di sela-sela jari kaki. Selain itu, kutu air juga mengakibatkan gatal, rasa terbakar, kulit kering atau mengelupas, dan ruam merah.
Jika Anda menggaruk atau menyentuh bagian yang terinfeksi, infeksinya dapat menyebar ke tangan Anda. Hal ini juga dapat menginfeksi kuku Anda. Ketika infeksi sudah menyerang kuku, akan lebih sulit diatasi karena kuku kebal terhadap zat obat. Itu sebabnya mengobati infeksi ini secara tuntas serta mencegah kemunculannya kembali adalah hal yang sangat penting.
2. Mulut
Infeksi jamur mulut biasanya disebabkan oleh jamur candida albicans. Jamur ini memang sudah ada di dalam mulut, saluran pencernaan, dan kulit, hanya saja jumlahnya sangat kecil. Sayangnya, penyakit atau obat tertentu seperti kortikosteroid atau antibiotik bisa mengganggu keseimbangan jamur dan bakteri yang menyebabkan jamur berkembang biak secara tak terkendali. Nah, hal inilah yang menyebabkan infeksi jamur.
Infeksi jamur di mulut ditandai dengan adanya lesi atau bercak berwana putih di area mulut seperti lidah, tenggorokan, dan dinding mulut. Tidak hanya itu, jamur di mulut juga bisa muncul di bagian amandel, langit-langit mulut, gusi, dan bahkan belakang tenggorokan. Infeksi ini bisa menimbulkan rasa sakit dan dapat berdarah jika Anda terkena gesekkan, misalnya saat menyikat gigi.
Infeksi jamur mulut paling sering menyerang bayi. Meski begitu, infeksi ini juga dapat menyerang siapa saja. Terutama mereka yang sedang mengonsumsi obat kortikosteroid inhalas (obat asma), antibiotik, serta yang memiliki sistem kekebalan tubuh rendah.
3. Ketiak
Dalam dunia medis, infeksi jamur ketiak disebut dengan istilah intertrigo. Intertrigo biasanya muncul di daerah kulit yang memiliki lipatan, seperti ketiak, daerah pangkal paha, dan bagian bawah payudara atau perut.
Intertrigo adalah peradangan kulit yang dapat disebabkan dan diperburuk oleh banyak faktor. Ini termasuk jelembaban, cuaca panas, kurangnya sirkulasi udara di ketiak (misal, mengenakan pakaian yang terlalu sempit di bagian lengan), hingga gesekan antara lipatan kulit.
Infeksi jamur di ketiak lebih sering terjadi pada cuaca panas ketika udara terasa lebih panas dan lembab, sehingga keringat berkumpul di dalam lipatan kulit. Nah, hal ini menciptakan lingkungan yang ideal untuk bakteri dan jamur bertumbuh pesat.
4. Payudara
Jika Anda sedang menyusui dan merasakan gatal di sekitar payudara, bisa jadi itu adalah infeksi jamur. Pasalnya, infeksi jamur dapat terjadi dan berkembang di payudara ibu. Penyebabnya karena pertumbuhan jamur candida yang tidak terkendali.
Infeksi jamur di payudara dapat terjadi karena proses menyusui menciptakan lingkungan yang sempurna bagi jamur untuk berkembang di payudara. Kondisi yang hangat, lembap, dan manis membuat payudara jadi lokasi yang paling disukai oleh jamur untuk tumbuh subur.
5. Selangkangan
Selangkangan adalah tempat paling pas untuk jamur berkembang biak. Dalam dunia medis, jamur yang berkembang di bagian selengkangan dikenal dengan tinea kruris. Tinea kruris adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang tumbuh di selangkangan sekitar pangkal paha, anus, bokong, dan kadang-kadang sampai perut bagian bawah.
Infeksi in muncul karena Anda sering menggunakan pakaian dalam yang basah dan lembap. Selain itu, berbagi handuk dengan orang yang terinfeksi dan jarang mandi juga bisa meningkatkan Anda terkena infeksi ini.
6. Penis
Tidak hanya pada vagina saja, infeksi jamur pun bisa menyerang penis pria. Meski terbilang jarang terjadi, namun Anda jangan pernah menyepelekan infeksi satu ini. Infeksi jamur di penis bisa terjadi jika pria cenderung melakukan hubungan seks dengan tidak aman (tanpa kondom) serta tidak menjaga kebersihan penisnya dengan tidak baik. Sama halnya vagina, penis yang sering berada dalam kondisi lembap juga berpotensi tinggi mengakibatkan infeksi jamur.