backup og meta

Fototerapi, Terapi Cahaya untuk Penyakit Kulit dengan Sinar UV

Fototerapi, Terapi Cahaya untuk Penyakit Kulit dengan Sinar UV

Mengobati penyakit kulit biasanya membutuhkan metode yang berbeda-beda, salah satu caranya adalah melakukan fototerapi. Ketahui metode fototerapi, jenis-jenis, dan tahapan prosedurnya berikut ini.

Apa itu fototerapi?

Fototerapi (phototherapy) atau terapi cahaya merupakan sebuah prosedur perawatan untuk kulit yang melibatkan penggunaan sinar ultraviolet (UV) melalui lampu fluoresen, halogen, atau LED.

Prosedur ini berfungsi dalam penanganan kondisi medis tertentu. Sebenarnya, fototerapi lebih umum digunakan untuk menangani bayi baru lahir yang terkena penyakit kuning.

Namun, metode pengobatan ini juga sudah dipercaya untuk perawatan kulit karena khasiat sinar UV yang mampu mengurangi peradangan pada kulit.

Bahkan, fototerapi untuk kulit sudah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu dengan memanfaatkan paparan sinar matahari sebagai sumber alami ultraviolet.

Meski dapat mengurangi keparahan gejala, efek fototerapi hanya bersifat sementara. Hal tersebut membuat pasien harus menjalani perawatan selama beberapa kali secara rutin untuk benar-benar mendapatkan hasilnya.

Selain digunakan untuk pengobatan penyakit kulit, terapi cahaya diterapkan pada berbagai kondisi lainnya seperti gangguan tidur dan beberapa jenis kanker.

Jenis-jenis fototerapi

fototerapi terapi cahaya sinar uv

Perawatan ini terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Jenis terapi cahaya yang akan dipilih bergantung pada keparahan kondisi Anda.

Terkadang, fototerapi dilakukan bersamaan dengan penggunaan obat topikal (oles) atau obat sistemik (minum atau suntik). Berikut adalah beberapa jenis yang sering dilakukan.

1. Fototerapi UVB

UVB phototherapy adalah perawatan yang menggunakan radiasi ultraviolet gelombang pendek. Jenis ini terbagi menjadi dua, yaitu broadband UVB dan narrowband UVB.

Broadband UVB menggunakan gelombang spektrum penuh (300 nm– 320 nm), sedangkan narrowband UVB menggunakan panjang gelombang yang lebih spesifik (311 nm).

Prosedur perawatannya, pasien akan masuk ke dalam lemari khusus yang berisi lampu fluoresen pemancar sinar UVB.

Seberapa luas kulit yang harus terekspos dengan paparan UVB akan disesuaikan dengan penyakit kulit yang Anda alami.

Kebanyakan pasien menjalani perawatan ini untuk seluruh tubuh, kecuali mata dan alat kelamin, akan ditutup dengan kacamata pelindung dan celana dalam.

Durasi paparan yang dijalani pasien dapat bervariasi. Biasanya pada awal perawatan pasien hanya akan berdiam di dalam lemari UVB kurang dari lima menit.

Nantinya, durasi akan ditingkatkan seiring dengan respons tubuh pasien terhadap paparan UVB sampai maksimal 30 menit per sesi.

Penyakit kulit yang ditangani dengan perawatan UVB di antaranya adalah psoriasis, eksim (dermatitis atopik), limfoma sel T kulit, dan vitiligo.

Berapa lama hasil perawatan fototerapi dapat terlihat?

Untuk mengatasi masalah kulit, umumnya dibutuhkan beberapa kali prosedur fototerapi agar Anda bisa melihat hasilnya. Namun, kebanyakan orang dapat melihat perubahan pada kulit setelah 6 – 8 kali perawatan.

2. PUVA

PUVA adalah kombinasi antara radiasi sinar UVA dengan psoralen, obat yang berfungsi untuk meningkatkan efek UVA pada kulit.

Perawatan ini biasanya diberikan pada pasien bila perawatan dengan UVB phototherapy tidak berhasil.

Langkah prosedurnya serupa dengan fototerapi UVB, bedanya pasien harus menggunakan obat psoralen terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam lemari pemancar sinar.

Untuk obat psoralen oral, pasien harus meminum kapsul obat methoxsalen dua jam sebelum perawatan.

Sementara itu, untuk obat pemakaian luar, pasien harus mengoleskan krim psoralen atau berendam dalam bak yang telah diberi larutan psoralen.

Obat ini dapat membuat Anda menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, sehingga Anda harus memakai kacamata hitam untuk melindungi mata selama 24 jam sejak penggunaan obat.

PUVA biasanya dilakukan pada pasien yang memiliki kondisi psoriasis plak yang lebih parah, tapi bisa juga diberikan untuk pengobatan vitiligo dan limfoma sel T kulit.

3. Excimer laser

Terapi cahaya ini juga menggunakan radiasi UVB. Serupa dengan narrowband UVB, panjang gelombang yang diberikan dari perawatan kulit ini lebih spesifik (308 nm).

Namun, secara teknis excimer laser diberikan dengan cara yang berbeda. Perawatan dilakukan dengan menyinari bagian kulit yang terkena lesi dengan cahaya excimer yang terpancar dari alat genggam khusus.

Dibandingkan dengan perawatan sinar UVB biasa, excimer laser hanya akan mengenai area yang bermasalah sehingga kulit yang sehat tidak akan terkena radiasi.

Excimer laser dapat menjangkau area kulit yang sulit dijangkau dengan fototerapi konvensional, misalnya kulit pada bagian telinga. Selain itu, durasi perawatannya relatif lebih singkat.

Hal yang perlu diketahui sebelum menjalani fototerapi

laser
Sumber: Medical Daily

Sama seperti prosedur kesehatan lainnya, fototerapi juga bisa memicu efek samping. Ada beberapa pasien yang mengalami masalah kulit setelah prosedur.

Hal yang sering dirasakan biasanya adalah kulit kemerahan seperti kulit terbakar, kulit menjadi kering, dan gatal-gatal.

Perawatan ini juga belum tentu cocok untuk semua orang, terutama bila kulit sensitif terhadap sinar matahari

Jika sedang meminum obat yang dapat menekan sistem kekebalan tubuh, Anda mungkin sebaiknya tidak menjalani terapi cahaya.

Perlu diketahui juga, prosedur PUVA tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena kandungan obat psoralen yang belum dipastikan keamanannya untuk ibu dan janin.

Berkonsultasilah kepada dokter spesialis kulit sebelum memutuskan untuk menjalani pengobatan dan perawatan dengan fototerapi.

Kesimpulan

  • Fototerapi adalah prosedur perawatan kulit dengan menggunakan sinar ultraviolet (UV) melalui lampu fluoresen, halogen, atau LED.
  • Prosedur ini berfungsi untuk mengatasi penyakit kuning, gangguan tidur, dan beberapa jenis kanker.
  • Terdapat tiga jenis fototerapi, yaitu fototerapi UVB, PUVA (kombinasi sinar UVA dengan psoralen), serta excimer laser.
  • Fototerapi memiliki sejumlah efek samping, seperti kulit terbakar, gatal, dan kering. Orang yang sedang minum obat penekan sistem imun dan ibu hamil tidak disarankan melakukan prosedur ini. 

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Phototherapy. (2018). British Association of Dermatologist. Retrieved 09 October 2024, from http://www.bad.org.uk/library-media/documents/BPG%20UV%20films.pdf

Phototherapy. (n.d). DermNet NZ. Retrieved 09 October 2024, from https://dermnetnz.org/cme/scaly-rashes/phototherapy-cme/

UVB Phototherapy. (2023). DermNet NZ. Retrieved 09 October 2024, from https://dermnetnz.org/topics/uvb-phototherapy/

PUVA (photochemotherapy). (n.d). Retrieved 09 October 2024, from https://dermnetnz.org/topics/puva-photochemotherapy/

Excimer 308-nm Light Treatment. (2016). DermNet NZ. Retrieved 09 October 2024, from https://dermnetnz.org/topics/excimer-308-nm-light-treatment/ 

Phototherapy (Light Therapy): Uses, Benefits & Risks. Cleveland Clinic. Retrieved 09 October 2024, from https://my.clevelandclinic.org/health/treatments/24385-phototherapy-light-therapy

 

Versi Terbaru

14/10/2024

Ditulis oleh Winona Katyusha

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Pilihan Obat dan Terapi untuk Mengatasi Eksim yang Kambuh

Jenis Salep Kortikosteroid untuk Mengobati Masalah Kulit


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Winona Katyusha · Tanggal diperbarui 14/10/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan