backup og meta

Pilihan Obat Dermatitis Seboroik Secara Medis dan Alami

Pilihan Obat Dermatitis Seboroik Secara Medis dan Alami

Dermatitis seboroik adalah peradangan kulit kronis yang membuat kulit kepala kering, memerah, dan bersisik. Penyakit kulit ini tidak membahayakan, tapi gejalanya tidak nyaman dan bisa berdampak pada penampilan. Penderita dermatitis seboroik biasanya disarankan untuk menjalani terapi perawatan dengan menggunakan obat.

Apa saja pengobatan yang dapat Anda gunakan dan bagaimana aturan pakainya?

Obat dermatitis seboroik untuk dewasa

Penyakit kulit ini disebabkan oleh produksi minyak berlebih pada kelenjar kulit. Peradangan menimbulkan gejala gatal serta kulit kepala yang kering dan bersisik. Kulit kepala akhirnya terlihat seperti dipenuhi ketombe.

Penting untuk dipahami dulu bahwa sejumlah obat di bawah ini, baik yang berupa krim maupun salep, tidak berfungsi untuk menyembuhkan eksim seboroik sepenuhnya. Pengobatan ini bertujuan hanya untuk mengendalikan gejala.

Pengobatan dermatitis seboroik semata bertujuan untuk menghilangkan kulit bersisik, meredakan peradangan dan pembengkakan, sekaligus menghilangkan ketombe dan meredakan rasa gatalnya. Berikut pilihan obat yang tersedia.

1. Krim antijamur

Obat antijamur topikal berbentuk krim biasanya digunakan untuk meredakan gejala dermatitis seboroik yang masih ringan. Jenis obat antijamur yang digunakan untuk dermatitis seboroik biasanya mengandung ketoconazole dan ciclopirox.

Obat-obatan ini membantu menghambat pertumbuhan jamur Malassezia yang tidak terkendali. Dengan begitu, peradangan berangsur-angsur akan hilang dan jamur tidak sempat menyebabkan infeksi pada kulit.

Gejala seperti ruam kemerahan, kulit kering bersisik, dan rasa gatal dapat diredakan dengan mengoleskan krim antijamur secara rutin setelah mandi. Krim antijamur biasanya tidak memiliki efek samping yang serius asalkan digunakan sesuai aturan.

2. Sampo khusus

Selain pemakaian obat oles, dokter juga kerap menganjurkan keramas dengan sampo khusus untuk penderita dermatitis seboroik. Pilihan utamanya dapat berupa sampo antiketombe atau sampo antijamur yang mengandung kandungan obat seperti:

  • ketoconazole,
  • kortikosteroid,
  • selenium sulfida,
  • zinc pyrithione,
  • asam salisilat,
  • coal tar belangkin, dan
  • agen keratolitis, seperti asam lipohidroksi.

Sampo dapat membantu menghilangkan sisik putih yang menempel pada kulit kepala. Pemakaian sampo juga bisa diteruskan sekalipun gejala telah hilang. Hal ini bertujuan untuk mencegah kambuhnya dermatitis seboroik.

Caranya, bersihkan kulit kepala dua kali seminggu menggunakan sampo khusus. Setelah mengoleskan sampo pada permukaan kulit kepala, biarkan sampo meresap ke dalam kulit kepala selama 5 – 10 menit sebelum digosok dan dibilas.

Agar hasilnya lebih maksimal, gunakan sampo dengan rutin hingga kulit kepala tidak lagi bersisik. Hasil biasanya akan terlihat setelah 2-4 minggu pemakaian. Ikuti aturan pemakaian yang tertera pada kemasan produk atau anjuran dokter apabila diresepkan.

3. Salep kortikosteroid

Dua pilihan obat di atas tergolong efektif untuk mengatasi gejala dermatitis seboroik yang ringan jika rutin digunakan. Namun, apabila gejala tidak kunjung membaik atau malah bertambah buruk, Anda kemungkinan membutuhkan obat lain.

Dokter biasanya meresepkan obat topikal berupa salep kortikosteroid untuk kasus dermatitis seboroik yang lebih parah. Dosis dan kekuatan obat nantinya disesuaikan dengan melihat perkembangan gejala.

Cara menggunakannya cukup sederhana, yakni dengan mengoleskan salep tipis-tipis pada kulit yang bermasalah sebanyak 1 – 2 kali dalam sehari. Pastikan Anda sudah mencuci tangan sebelum menggunakan obat ini guna mencegah infeksi.

Penggunaan obat kortikosteroid juga dapat dikombinasikan dengan krim pelembab antijamur dan sampo khusus untuk dermatitis seboroik. Kombinasi obat bertujuan untuk meredakan gejala yang kambuh dengan lebih cepat.

Tidak ada aturan khusus terkait apakah obat ini perlu dioleskan setelah atau sebelum penggunaan pelembap. Pastikan saja Anda ingat untuk memberi jeda sekitar 30 menit di antara kedua waktu pemakaian obat tersebut.

Patut diingat bahwa obat kortikosteroid tidak seperti krim pelembab atau sampo yang bisa digunakan secara menerus. Obat ini hanya boleh digunakan dalam pengobatan jangka pendek.

Pasalnya, salep dermatitis seboroik dengan potensi steroid kuat bisa menimbulkan efek samping serius jika dipakai dalam waktu lama. Salah satu efek samping yang paling umum adalah penipisan kulit pada area yang sering diolesi obat.

Perawatan di rumah selama pengobatan

menghilangkan ketombe

Selama menjalani pengobatan medis, Anda juga dapat melakukan pengobatan dermatitis di rumah untuk menunjang penyembuhan. Namun, Anda harus tetap berhati-hati karena bahan alami belum tentu cocok untuk semua orang.

Pada beberapa kasus, penggunaan bahan alami justru dapat memperparah rasa gatal. Diskusikan dengan dokter sebelum Anda menggunakan bahan alami apa pun. Bila perlu, Anda juga bisa menjalani tes alergi terhadap berbagai jenis bahan yang akan Anda gunakan.

Bila sudah terbukti aman bagi kulit, simak beberapa tips yang bisa Anda terapkan berikut.

1. Menghindari pemicu gatal

Menurut National Eczema Association, berikut adalah pemicu rasa gatal yang perlu dihindari selama masa pengobatan.

  • Cuaca yang terlalu panas atau dingin.
  • Udara kering.
  • Stres yang tidak dikelola dengan baik.
  • Terlalu banyak paparan sinar matahari.
  • Produk kebersihan atau deterjen dengan bahan yang keras.
  • Kebiasaan menggaruk kulit.

2. Mengoleskan tea tree oil

Tea tree oil terkenal dengan sifat antimikroba, antijamur, dan antiradang yang diyakini ampuh meredakan gejala dermatitis seboroik. Namun, sebelum pemakaian, lakukan dulu tes alergi dengan mengoleskan tea tree oil ke kulit dan diamkan selama 24 jam.

Jika tidak ada reaksi alergi, Anda bisa melanjutkan penggunaan. Campurkan 2 – 3 tetes tea tree oil dengan satu sendok makan minyak kelapa, lalu oleskan pada kulit kepala dengan gerakan memijat ringan. Ulangi selama 1 – 2 minggu hingga gejala membaik.

3. Mengoleskan gel lidah buaya

Lidah buaya kaya akan zat antiradang sehingga kerap digunakan sebagai terapi alami untuk mengatasi gejala dermatitis seboroik. Caranya cukup dengan mengoleskan gel lidah buaya langsung pada kulit yang bermasalah.

Meski dinilai ampuh, lidah buaya tidak boleh digunakan sembarangan pada anak-anak di bawah 10 tahun. Anda sebaiknya berkonsultasi dahulu dengan dokter karena lidah buaya berpotensi menimbulkan efek samping dan reaksi alergi.

4. Mengoleskan minyak kelapa

Minyak kelapa telah secara turun temurun digunakan untuk mencegah dan mengatasi kulit kering yang rentan mengalami iritasi. Khususnya, minyak kelapa murni (VCO) yang dilaporkan memiliki kadar polifenol dan komponen asam lemak tinggi.

Sebuah studi pada 2017 dalam jurnal Food and Chemical Toxicology menyebutkan, mengoleskan ekstrak VCO pada kulit bermanfaat untuk meredakan peradangan serta meningkatkan fungsi pelindungnya (skin barrier).

Minyak kelapa murni juga mengandung monolaurin. Monolaurin merupakan asam lemak yang menekan perkembangan bakteri Staphylococcus aureus penyebab infeksi yang biasanya bermukim pada kulit rentan eksim.

5. Mengonsumsi probiotik

Probiotik adalah jenis bakteri baik yang dapat menyehatkan organ serta sistem pencernaan. Di samping itu, probiotik juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan menekan proses peradangan yang terjadi di dalam tubuh.

Akan tetapi, kegunaan probiotik yang membantu mengendalikan gejala peradangan kulit masih memerlukan pengujian medis lebih lanjut. Saat ini, penelitian mengenai probiotik sebagai obat tradisional untuk dermatitis seboroik jumlahnya masih terbatas.

Konsumsi probiotik tidak membahayakan bagi orang dewasa dengan eksim. Jadi, jika Anda ingin mencoba mengonsumsi probiotik untuk mengatasi eksim, tidak ada salahnya.

6. Mengonsumsi suplemen minyak ikan

Minyak ikan kaya akan kandungan asam lemak omega-3 yang dapat menghentikan peradangan di dalam tubuh, termasuk di jaringan kulit akibat dermatitis seboroik.

Sebuah studi dalam Journal of Dermatological Science pada 2015 menyebutkan, suplemen minyak ikan mampu meningkatkan kelembapan kulit lebih cepat, memperkuat ketahanan penghalang kulit (skin barrier), dan menghilangkan luka gores akibat menggaruk gatal.

Pilihan obat dermatitis seboroik untuk bayi

Dermatitis seboroik yang terjadi pada kulit kepala bayi pada usia di bawah 3 bulan dikenal dengan sebutan cradle cap. Gejala cradle cap biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.

Menggunakan sampo lembut khusus bayi, terutama yang tidak mengandung pewangi, sudah cukup untuk menjaga kebersihan kulit kepalanya. Namun jika eksim pada kulit kepala bayi tidak juga hilang atau makin memburuk, bawalah si kecil ke dokter.

Anda bisa booking dokter spesialis kulit via Hello Sehat atau datang langsung ke rumah sakit atau klinik terdekat dari lokasi Anda.

Apabila diperlukan, dokter akan meresepkan obat antijamur seperti clotrimazole atau miconazole untuk mengatasi gejala pada kulit kepala bayi. Dokter mungkin juga akan menyarankan penggunaan sampo berbahan khusus.

Bagi bayi dengan gejala dermatitis seboroik yang parah, dokter dapat menganjurkan penggunaan obat oles berupa salep steroid potensi rendah. Krim tersebut biasanya membantu membersihkan ruam, kemerahan, serta kulit berminyak yang parah.

Salep dengan potensi steroid ringan dapat dioleskan 1 – 2 kali pada bagian kulit bayi yang terdampak dermatitis seboroik. Obat-obatan bisa bekerja dengan lebih efektif bila dikombinasikan dengan perawatan rumahan sebagai berikut.

  1. Mandikan bayi dengan air yang dicampurkan beberapa tetes bahan pelembap untuk melembutkan kulit bersisik.
  2. Saat membersihkan kulit kepala, usahakan tidak menggosoknya terlalu keras.
  3. Jaga kelembapan kulit bayi dengan mengoleskan krim pelembab atau emolien secara rutin guna menghindari iritasi dan infeksi kulit.
  4. Pilih krim pelembab untuk kulit eksim tanpa kandungan pewangi atau bahan lain yang memicu iritasi kulit.
  5. Hindari memakai sabun dengan pewangi saat memandikan bayi. Beralihlah menggunakan sabun yang mengandung pelembab atau emolien.
  6. Jangan mencabut sisik kulit yang menempel karena dapat meningkatkan risiko infeksi pada eksim seboroik.
  7. Jika kulit yang bersisik masih belum hilang, Anda bisa mengoleskan petroleum jelly sebelum membersihkan rambut si kecil.

Pengobatan dermatitis seboroik tersedia dalam berbagai bentuk. Sebagian besar obat umumnya berupa obat topikal (oles) seperti salep. Obat-obatan ini memang tidak bisa menyembuhkan penyakit, tapi setidaknya akan mengurangi keparahan gejala.

Pengobatan medis pun sering diiringi perubahan gaya hidup dan perawatan di rumah yang disarankan oleh dokter. Jika Anda ragu dengan kombinasi pengobatan alami, segera konsultasikan dengan dokter spesialis kulit. Kombinasi perawatan ini tidak hanya bermanfaat untuk meredakan gejala, tapi juga mencegah kambuhnya penyakit.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Seborrheic Dermatitis | National Eczema Association. (2020). Retrieved 28 September 2020, from https://nationaleczema.org/eczema/types-of-eczema/seborrheic-dermatitis/

Seborrheic dermatitis – Diagnosis and treatment – Mayo Clinic. (2020). Retrieved 28 September 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/seborrheic-dermatitis/diagnosis-treatment/drc-20352714

Gary G. (2013). Optimizing treatment approaches in seborrheic dermatitis. The Journal of clinical and aesthetic dermatology, 6(2), 44–49

Johnson, B., & Nunley, J. (2000). Treatment of Seborrheic Dermatitis. American Family Physician, 61(9), 2703-2710.

Infantile Seborrhoeic Dermatitis: National Eczema Society. (2020). Retrieved 28 September 2020, from http://www.eczema.org/infantile-seborrhoeic

Adult Seborrhoeic Dermatitis: National Eczema Society. (2020). Retrieved 28 September 2020, from http://www.eczema.org/adult-seborrhoeic-eczema

InformedHealth.org. (2018). What medications are effective in treating seborrheic dermatitis?. Institute For Quality And Efficiency In Health Care (Iqwig). Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532842/

Deganit Barak-Shinar, L. (2017). Treatment of Seborrheic Dermatitis Using a Novel Herbal-based Cream. The Journal Of Clinical And Aesthetic Dermatology, 10(4), 17. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5404776/

Clark, G., Pope, S., & Jaboori, K. (2015). Diagnosis and Treatment of Seborrheic Dermatitis. American Family Physician, 91(3), 185-190. Retrieved from https://www.aafp.org/afp/2015/0201/p185.html

Versi Terbaru

04/10/2022

Ditulis oleh Fidhia Kemala

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Anandito Reza


Artikel Terkait

Dermatitis Perioral

Dishidrosis (Eksim di Tangan dan Kaki)


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 04/10/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan