Tahukah Anda bahwa usus di dalam tubuh akan selalu bergerak untuk mendorong makanan? Proses ini disebut dengan gerak peristaltik. Ketahui lebih lanjut mengenai gerak peristaltik dalam sistem pencernaan.
Apa yang dimaksud dengan gerak peristaltik?
Gerak peristaltik adalah gerakan otomatis, menyerupai gelombang, dari otot-otot saluran pencernaan yang berfungsi mendorong makanan atau cairan melewati saluran pencernaan.
Selain membantu proses pencernaan, gerakan peristaltik memberikan waktu bagi tubuh untuk menyerap zat gizi yang diperlukan sepanjang proses pencernaan.
Selain itu, gerakan ini bertanggung jawab untuk membersihkan akumulasi bakteri dan sisa makanan untuk dibuang melalui anus atau uretra.
Dengan demikian, gerak peristaltik memiliki peran penting dalam proses pencernaan, mulai dari makanan masuk ke saluran cerna hingga keluar dari tubuh melalui feses atau urine.
Cara kerja gerak peristaltik
Ketika makanan atau cairan masuk ke saluran pencernaan, saraf akan merangsang otot untuk memulai serangkaian kontraksi yang disebut gerakan peristaltik.
Gerak peristaltik melibatkan otot-otot yang ada di saluran pencernaan, mulai dari kerongkongan, lambung, serta usus halus dan usus besar.
1. Kerongkongan
Gerakan menelan di mulut dan tenggorokan akan mendorong masuk makanan ke kerongkongan. Hal ini merangsang terjadinya gerak peristaltik primer di kerongkongan.
Jika peristaltik primer tidak mampu mendorong makanan berukuran besar masuk ke lambung, dinding kerongkongan akan meregang dan memunculkan gerakan peristaltik sekunder.
2. Lambung
Gerakan peristaltik akan berlanjut otomatis menimbulkan kontraksi otot lambung. Di lambung, gerak peristaltik akan melambat untuk memungkinkan terjadinya segmentasi.
Segmentasi adalah gerakan mengaduk-ngaduk makanan guna memberikan kesempatan bagi makanan untuk bercampur dengan cairan lambung.
Dalam proses segmentasi, makanan juga akan dipecah menjadi bagian yang lebih kecil untuk dicerna.
3. Usus
Selanjutnya, gelombang peristaltik lambung akan mendorong makanan memasuki usus.
Dalam proses ini, gerakan peristaltik dan segmentasi masih berlanjut sehingga memungkinkan kantong empedu untuk mencerna dan menyerap zat gizi di usus halus.
Di usus besar, gerakan peristaltik usus akan menyerap air dari makanan yang tidak tercerna ke dalam aliran darah. Kemudian, sisa produk pencernaan dikeluarkan melalui rektum atau anus.
Apa itu gerak peristaltik terbalik?
Gangguan gerak peristaltik
Masalah pada gerakan peristaltik bisa memperlambat atau mempercepat pergerakan makanan melalui saluran pencernaan.
Gerakan yang terlalu cepat dapat menyebabkan diare. Sebaliknya, gerakan yang terlalu lambat menyebabkan sembelit.
Berikut ini beberapa masalah pencernaan yang berkaitan dengan gangguan fungsi gerak peristaltik.
1. Akalasia
Akalasia adalah kelainan langka pada kerongkongan yang terjadi karena cincin otot pada bagian bawah kerongkongan tidak berkontraksi saat menelan makanan.
Akibatnya, makanan atau minuman tidak dapat masuk ke perut.
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kondisi ini, tapi kemungkinan akibat kerusakan saraf pada kerongkongan.
Kondisi menyebabkan gejala kesulitan menelan, nyeri ulu hati, dan nyeri dada.
2. GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang terjadi karena naiknya asam lambung ke kerongkongan.
GERD terjadi karena otot sfingter esofagus bagian bawah tidak menutup kembali saat makanan masuk ke lambung dan mengakibatkan asam lambung dapat naik ke kerongkongan.
Gangguan pada otot sfingter esofagus ini dapat dipicu oleh kebiasaan makan dalam porsi banyak, berbaring setelah makan, atau konsumsi jenis makanan tertentu.