backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Bolehkah Pengidap Hepatitis Kronis Minum Minuman Keras?

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 23/06/2021

    Bolehkah Pengidap Hepatitis Kronis Minum Minuman Keras?

    Didiagnosis positif Hepatitis C kronis (HCV) bukan menjadi halangan bagi Anda menjalani rutinitas harian, begitu pula dengan bersenang-senang untuk menghilangkan stres. Tapi awas! Pesta, nongkrong malam mingguan dengan teman-teman, dan situasi hura-hura lain yang melibatkan minuman keras dapat berpotensi menyebabkan Anda terjerumus dalam binge drinking, alias menenggak alkohol terlalu banyak dalam waktu singkat. Kombinasi dari konsumsi alkohol berlebihan dan infeksi HCV aktif dapat memperburuk gejala hepatitis dan menyebabkan kerusakan hati berat.

    Apa efek alkohol pada fungsi hati?

    Hati memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh, termasuk membantu pencernaan, menyaring racun dalam darah, dan membantu melawan infeksi dan penyakit. Hati memecah molekul alkohol yang Anda minum sehingga bisa dikuras bersih dari tubuh. Mengonsumsi terlalu banyak alkohol dapat menghambat kerja hati sehingga lama-kelamaan menyebabkan kerusakan atau membunuh sel-sel hati. Akibatnya, terjadilah penyakit perlemakan hatihepatitis alkoholik, dan sirosis alkoholik.

    Mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar, bahkan hanya untuk beberapa hari saja, dapat memicu penumpukan lemak di hati, yang disebut penyakit perlemakan hati. Penyakit perlemakan hati hampir tidak menimbullkan gejala, tetapi ini merupakan tanda bahwa konsumsi alkohol Anda berada pada tingkat yang berbahaya. Efek buruk dari perlemakan hati dan hepatitis alkoholik stadium awal bisa dibatalkan jika Anda berhenti minum alkohol. Namun, kerusakan dari hepatitis alkoholik dan sirosis yang parah bersifat permanen, dan dapat menyebabkan komplikasi atau bahkan kematian.

    Minum minuman keras bisa memperburuk gejala hepatitis

    Secara keseluruhan, konsumsi alkohol merupakan risiko besar bagi penderita infeksi HCV. Dokter menyatakan bahwa konsumsi alkohol harian yang lebih dari 50 gram (sekitar 3,5 gelas per hari) meningkatkan risiko penderita hepatitis terhadap fibrosis dan sirosis parah, serta memburuknya gejala hepatitis seperti perkembangan kerusakan hati tingkat lanjut. Namun demikian, asupan alkohol dalam jumlah kecil pun juga bisa meningkatkan risiko Anda terhadap kerusakan hati dan penyakit hati stadium lanjut.

    Minum alkohol bisa mengganggu efektivitas pengobatan hepatitis

    Interferon adalah pilihan obat hepatitis yang umum diresepkan dokter, bertujuan untuk mengurangi risiko Anda mengembangkan penyakit hati. Namun, asupan alkohol berlebih akan melawan efek terapi interferon. Perlu diketahui bahwa efek samping dari terapi interferon itu sendiri berpotensi membuat gejala hepatitis menjadi sangat sulit untuk diatasi, bahkan pada pasien yang tidak mengonsumsi alkohol sekalipun.

    Selain itu, pengobatan yang kompleks sulit diterima oleh tubuh orang yang merupakan peminum berat. Alkohol juga bisa mengurangi manfaat dari obat-obatan untuk melawan HCV. Menghindari alkohol adalah satu langkah yang bisa Anda ambil untuk memperbaiki kesehatan jangka panjang jika Anda menderita hepatitis C.

    Timbulnya sirosis sebagai akibat kebanyakan menenggak alkohol meningkatkan risiko kanker hati pada pasien HCV

    Asupan alkohol dalam jumlah besar jelas berkaitan dengan sirosis, baik itu hanya konsumsi alkohol atau dalam kombinasinya dengan infeksi HCV. Sirosis adalah kerusakan hati tingkat lanjut yang telah terbukti menjadi faktor risiko utama untuk hepatoma, alias kanker hati. Maka dari itu, alkohol jelas berkaitan dengan HCV dalam menyebabkan sirosis.

    Mengingat dampak buruk alkohol terhadap perkembangan gejala hepatitis, sudah seharusnya pengidap infeksi HCV mulai menahan diri untuk minum alkohol.

    Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Lika Aprilia Samiadi · Tanggal diperbarui 23/06/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan