Tantrum menjadi masalah yang paling sering ditemui pada anak balita. Bahkan, tidak jarang orangtua merasa kesulitan dalam mengatasi dan menghadapi anak yang anak sering menangis dan mengamuk, apalagi di depan umum.
Namun, kira-kira apa penyebab anak mengalami tantrum? Bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan berikut ini untuk mengetahuinya lebih lanjut.
Apa itu tantrum?
Tantrum adalah ledakan emosi yang biasanya ditandai dengan sikap anak keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, membangkang, atau marah.
Tantrum termasuk bagian dari perkembangan anak yang normal karena ia sedang berusaha menunjukkan bahwa dirinya sedang kesal.
Umumnya, tantrum akan terjadi pada tahun kedua kehidupan anak, tepatnya saat perkembangan bahasa anak mulai berkembang.
Tantrum pada anak biasanya terjadi karena ia belum bisa mengatakan apa yang mereka inginkan, rasakan, atau butuhkan.
Akan tetapi, amukan anak cenderung berkurang seiring kemampuan bahasanya yang meningkat.
Apa tanda tantrum pada anak?
Tantrum sebenarnya kondisi yang normal terjadi pada anak, bahkan bisa dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan.
Seperti yang dijelaskan di atas, anak tantrum biasanya ditandai dengan berbagai kondisi berikut.
- Menangis, mengamuk, merengek, dan berteriak.
- Menendang, memukul, atau mencubit.
- Berguling-guling di lantai.
- Menghentak-hentakkan kaki dan tangan.
- Mengencangkan tubuhnya hingga tampak kaku.
- Menahan napas.
- Melengkungkan punggung.
Meski ciri di atas merupakan bagian dari perkembangan anak, orangtua perlu mengetahui tanda tantrum yang sudah melebihi batas. Berikut adalah beberapa tandanya.
- Anak terlalu sering menangis dan mengamuk.
- Mengamuk dalam waktu yang lama.
- Saat mengamuk, melakukan kontak fisik dengan orang lain.
- Marah sampai melukai diri sendiri.
Tanda di atas bisa menjadi risiko gangguan emosional pada anak. Oleh sebab itu, jika sudah dirasa berlebihan, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter.
Apa penyebab tantrum pada anak?
Menurut Kids Health, tantrum biasanya terjadi pada balita usia 1 sampai 3 tahun. Penyebab anak tantrum sering kali karena rasa kesal, marah, dan frustasi yang anak alami.
Selain itu, kondisi ini bisa juga muncul karena anak merasa lelah, lapar, dan tidak nyaman sehingga membuatnya rewel berlebihan.
Tindakan agresif tersebut terjadi karena anak sulit untuk mengungkapkan apa yang mereka inginkan dan butuhkan.
Namun, Anda tidak perlu khawatir dengan hal ini. Pasalnya, seiring bertambahnya usia, kemampuan berbahasa anak akan semakin meningkat.
Dengan begitu, ia akan lebih mudah untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan.
Anak juga lebih mampu untuk mengendalikan emosi sebagai salah satu tahap perkembangan sosial emosional anak usia dini.
Bagaimana cara menghadapi anak tantrum?
Tantrum bisa terjadi kapan saja. Untuk mengatasinya, Anda perlu menyesuaikan dengan kondisi si Kecil.
Misalnya, untuk mengatasi anak tantrum di tempat umum, Anda mungkin perlu membawa barang kesukaannya saat bepergian agar ia lebih tenang.
Selain itu, merangkum dari National Health Service, berikut ini adalah beberapa cara yang mungkin dapat membantu Anda menghadapi atau mengatasi anak tantrum.
- Tetap tenang. Sebaiknya, usahakan Anda untuk tetap tenang. Bila Anda terpancing emosi, situasi justru akan memburuk.
- Cari tahu penyebabnya. Cobalah untuk memahami apa yang memicu anak menangis dan mengamuk, apakah ia lapar, lelah, atau mengantuk.
- Tunggu sampai berhenti. Memarahinya tidak akan membuatnya diam. Sebaiknya, tunggu anak hingga berhenti dari tantrumnya dan berusahalah untuk tetap tenang.
- Ajak bicara. Berusaha untuk berbicara dengan anak dan memahami perasaan mereka.
- Gendong anak. Saat anak sedang mengamuk dan menangis, tidak ada salahnya untuk menggendongnya. Meski sulit untuk dilakukan, menggendongnya saat keadaan tantrum dapat membuatnya merasa nyaman.
- Alihkan perhatian. Cobalah untuk mengalihkan perhatian anak, misalnya dengan memberikannya mainan atau makanan yang ia sukai.
Cara mencegah anak menangis dan mengamuk
Untuk mencegah anak mengalami menangis dan mengamuk, terutama di tempat umum, berikut ini adalah beberapa cara yang mungkin bisa membantu.
- Berikan banyak perhatian positif.
- Jauhkan benda-benda terlarang dari pandangan dan jangkauannya.
- Alihkan perhatian anak.
- Bantu anak mempelajari keterampilan baru.
- Pertimbangkan baik-baik permintaan anak ketika menginginkan sesuatu.
- Ketahui batasan anak.
Adakah manfaat tantrum untuk anak dan orangtua?
Meski terasa sangat melelahkan dalam menghadapinya, tantrum sebenarnya punya manfaat untuk perkembangan anak.
Berikut adalah beberapa alasan penting mengapa tantrum sebenarnya adalah hal yang baik.
1. Membantu anak Anda belajar
Anak yang menangis dan mengamuk sebenarnya sedang berjuang dan mengungkapkan rasa frustrasi mereka.
Hal ini akan membantu anak untuk mengendalikan diri sehingga mereka bisa belajar sesuatu yang baru seperti bekerja sama, berkomunikasi, dan mengatasi emosi negatif.
Lama-lama, anak akan mengerti bahwa menangis dan mengamuk bukanlah cara yang tepat untuk menarik perhatian orangtua atau memaksakan kehendaknya sendiri.
2. Mendekatkan anak dan orangtua
Ketika menangis dan mengamuk, sebenarnya biarkan anak melewati gejolak perasaannya.
Hal ini karena tantrum adalah bagian dari proses anak untuk mempelajari kosakata apa yang dapat membuat kebutuhannya terpenuhi dan mana yang tidak.
Saat anak menangis dan mengamuk, Anda perlu tetap tenang, jangan terlalu banyak bicara, dan tawarkan beberapa kata yang meyakinkan dan pelukan hangat.
Dengan begitu, anak Anda akan belajar untuk menerima keputusan Anda dan merasa lebih dekat dengan Anda sesudahnya.
3. Anak belajar soal batasan perilakunya
Anak bisa saja menggunakan amukan sebagai senjata untuk mendapatkan yang ia mau.
Namun, dengan bersikap tegas, ia akan belajar bahwa memang ada batasan-batasan perilaku (atau permintaan) yang harus diikutinya.
Dengan bersikap tegas, lama-lama ia tidak akan mengamuk jadi senjata utamanya saat merasa kesal.
Kapan harus menghubungi dokter?
Tantrum merupakan perilaku yang umumnya berhenti sendiri seiring perkembangan anak.
Akan tetapi, kalau anak Anda mengalami beberapa hal di bawah ini, Anda perlu segera berkonsultasi kepada dokter.
- Orangtua sering merasa marah atau hilang kendali saat menghadapi anak yang sering menangis dan mengamuk.
- Hubungan dengan anak menjadi tidak harmonis atau renggang.
- Tantrum jadi lebih sering, intens, atau bertahan lebih lama.
- Anak Anda sering menyakiti dirinya sendiri atau orang lain.
- Anak Anda tampaknya sangat tidak menyenangkan, banyak menuntut, dan hampir tidak pernah bisa diajak bekerja sama.
Itulah beberapa penyebab dan cara mengatasi tantrum pada anak. Perlu diingat, meski hal ini adalah normal terjadi, sebaiknya konsultasikan kepada dokter bila anak terlalu sering menangis dan mengamuk.