Banyak orangtua berusaha memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Namun dalam proses tersebut, tidak jarang mereka justru terjebak dalam pola pengasuhan yang kurang seimbang. Salah satu pola asuh orangtua yang dipercaya kurang baik adalah strawberry parents. Mengapa menjadi strawberry parents bisa jadi tantangan? Simak ulasan berikut ini.
Apa itu strawberry parents?
Strawberry parents adalah istilah untuk menggambarkan prinsip parenting atau pola asuh orangtua yang sangat melindungi dan memanjakan anak-anak mereka.
Istilah ini berasal dari konsep ‘strawberry generation‘, yang menggambarkan generasi muda yang tampak manis dan menarik di luar, tetapi rapuh di dalam, mirip dengan buah stroberi yang mudah rusak bagian luarnya.
Pengertian pola asuh strawberry parents berkaitan erat dengan gaya pengasuhan permisif (kurang disiplin) dan overprotektif (terlalu mengekang).
Maka dari itu, strawberry parents menjadi sebuah label yang mencerminkan tipe orangtua yang terlalu lembut dan kurang tegas.
Gaya pengasuhan ini ditandai dengan tingginya dukungan emosional tetapi rendahnya kontrol atau disiplin, yang dapat berdampak negatif pada perkembangan anak.
Mereka cenderung menghindari konfrontasi, memberikan kebebasan tanpa batas, dan jarang menetapkan aturan atau hukuman yang konsisten.
Meskipun niatnya baik, gaya parenting atau pengasuhan ini dapat menghambat perkembangan kemandirian dan ketahanan anak.
Selain itu, gaya pengasuhan yang kurang disiplin atau terlalu permisif ini dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah perilaku dan akademik pada anak-anak.
Berikut adalah ciri-ciri gaya pengasuhan strawberry parents.
- Terlalu melindungi dan terlibat secara berlebihan. Orangtua dengan gaya ini cenderung mengontrol setiap aspek kehidupan anak dan membuat keputusan untuk mereka.
- Menekankan prestasi akademik secara berlebihan. Orangtua sering kali menuntut pencapaian akademik anak hingga terkadang mengabaikan perkembangan sosial dan emosional anak yang sama pentingnya.
- Kesulitan menetapkan dan menerapkan batasan. Gaya pengasuhan ini sering kali ditandai dengan kesulitan untuk menetapkan aturan yang konsisten.
- Menggunakan gadget sebagai cara mengasuh. Untuk menjaga anak tetap tenang atau terhibur, orangtua mungkin bergantung pada gadget, seperti smartphone atau komputer.
- Menghindari risiko dan tantangan. Orangtua cenderung menghindarkan anak dari situasi yang berisiko atau menantang.
[embed-health-tool-child-growth-chart]
Tantangan menjadi strawberry parents
Bukan hanya berdampak pada anak, orangtua juga mungkin mengalami tantangan dalam mengasuh anak jika menjadi strawberry parents. Berikut di antaranya.
1. Kelelahan emosional dan burnout
Orangtua yang berusaha memanjakan anak untuk memenuhi semua keinginannya tanpa batasan sering kali mengalami kelelahan emosional (parental burnout).
Mereka mungkin merasa kewalahan karena harus terus-menerus memenuhi kebutuhan anak tanpa waktu untuk diri sendiri. Hal ini dapat menyebabkan stres kronis dan kelelahan mental.
2. Stres akibat kurangnya struktur
Gaya pengasuhan permisif yang minim aturan dan batasan dapat menciptakan lingkungan rumah yang tidak terstruktur.
Orangtua mungkin merasa frustrasi karena anak-anak tidak mengikuti aturan atau menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan, yang pada gilirannya bisa meningkatkan tingkat stres orangtua.
3. Kesulitan dalam menetapkan batasan
Orangtua dengan gaya pengasuhan permisif sering kali kesulitan dalam menetapkan dan menegakkan batasan.
Hal ini dapat menyebabkan konflik internal, rasa bersalah, dan rasa bingung tentang peran mereka sebagai orangtua.
Mereka mungkin merasa terjebak antara keinginan untuk menyenangkan anak dan kebutuhan untuk menetapkan aturan.
4. Beban berlebihan
Gaya pengasuhan overprotektif dapat mendorong ketergantungan anak yang berlebihan pada orangtua.
Hal ini dapat membebani orangtua karena anak-anak tidak belajar mandiri dan terus-menerus mencari bantuan atau persetujuan dari orangtua dalam setiap aspek kehidupan mereka.
5. Perasaan gagal atau tidak kompeten
Ketika anak-anak menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan atau mengalami kesulitan dalam kehidupan sosial dan akademik, orangtua mungkin merasa bahwa mereka telah gagal dalam peran mereka.
Perasaan ini dapat menurunkan harga diri dan keyakinan diri orangtua.
Dampak menjadi strawberry parents pada anak
Dari pola asuh orangtua stroberi, ada beberapa dampak yang mungkin terjadi pada anak, di antaranya sebagai berikut.
1. Anak terlalu bergantung pada orangtua
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan pengasuhan overprotektif sering kali mengalami kesulitan dalam mengembangkan konsep diri yang positif dan cenderung mengalami kesulitan akademik yang lebih tinggi.
Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesempatan anak untuk mencoba menghadapi tantangan dan menyelesaikan tanggung jawab secara mandiri.
2. Menghambat kemandirian anak
Orangtua yang terlalu melindungi cenderung membatasi anak-anak dalam menghadapi tantangan yang sesuai dengan usia mereka.
Hal ini dapat membuat anak menjadi manja dan menghambat perkembangan keterampilan menyelesaikan masalah dan kemandirian pada anak.
Anak-anak mungkin merasa bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya dan mereka tidak mampu menghadapinya sendiri, yang dapat meningkatkan ketergantungan pada orangtua.
3. Meningkatkan kecemasan dan masalah emosional
Gaya pengasuhan overprotektif dikaitkan dengan peningkatan masalah internal pada anak-anak, seperti kecemasan dan depresi.
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang terlalu protektif mungkin beranggapan bahwa mereka tidak mampu mengatasi situasi baru atau kompleks.
Hal ini dapat menyebabkan mereka cenderung menyelesaikan masalah dengan menghindarinya atau terlalu bergantung pada orangtua.
4. Kesulitan dalam pengaturan emosi dan perilaku
Anak-anak dari orangtua permisif sering kali menunjukkan kesulitan dalam mengatur emosi dan perilaku mereka.
Kurangnya batasan dan disiplin yang konsisten dapat menyebabkan perilaku impulsif, kurangnya pengendalian diri, dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan.
5. Masalah dalam hubungan sosial
Gaya pengasuhan overprotektif dapat membatasi kesempatan anak untuk mengembangkan keterampilan sosial yang sehat.
Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan yang sehat dengan teman sebaya, yang dapat menyebabkan isolasi sosial dan masalah perilaku lainnya.
6. Peningkatan risiko kecanduan internet
Kurangnya pengawasan dan batasan dalam pola asuh strawberry parents dapat meningkatkan risiko anak-anak mengembangkan kebiasaan yang tidak sehat, seperti kecanduan gadget dan internet.
Anak-anak mungkin mencari pelarian di dunia maya untuk mengatasi kebingungan atau ketidakpastian yang mereka rasakan akibat kurangnya panduan dari orangtua.
Cara yang lebih seimbang dalam mendidik anak
Untuk menerapkan pendekatan pengasuhan yang lebih seimbang dan efektif, gaya pengasuhan otoritatif termasuk salah satu yang dianjurkan.
Penelitian dalam American Journal of Education and Technology menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan otoritatif cenderung memiliki manfaat sebagai berikut.
- Kesehatan emosional yang lebih baik.
- Prestasi akademik yang lebih tinggi.
- Keterampilan sosial yang lebih baik.
- Perilaku yang lebih adaptif dan mandiri.
Dibandingkan strawberry parents, gaya pengasuhan ini menggabungkan kehangatan emosional dengan aturan dan batasan yang jelas dan konsisten serta mendorong kemandirian anak.
Orangtua otoritatif menunjukkan kasih sayang, empati, dan dukungan terhadap anak-anak mereka.
Mereka mendengarkan kebutuhan dan perasaan anak serta memberikan dukungan emosional yang konsisten.
Pendekatan ini membantu anak merasa dihargai dan aman, yang penting untuk perkembangan emosional yang sehat.
Meskipun penuh kasih, orangtua otoritatif juga tetap menetapkan aturan dan batasan yang jelas.
Mereka menjelaskan alasan di balik aturan tersebut dan menerapkan hukuman yang konsisten ketika aturan dilanggar.
Hal ini membantu memahami struktur dan tanggung jawab, serta mengembangkan disiplin pada anak.
Gaya pengasuhan ini pun mendorong anak untuk berpikir mandiri dan membuat keputusan sendiri dalam batasan yang aman.
Anak-anak diajak untuk berdiskusi dan memberikan pendapat, yang membantu mereka mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan rasa percaya diri.
Dengan cara ini, orangtua otoritatif menjaga komunikasi yang terbuka dengan anak-anak mereka.
Mereka mendengarkan dengan aktif dan menghargai pendapat anak, sehingga menciptakan lingkungan di mana anak merasa nyaman untuk berbicara tentang perasaan dan masalah mereka.
Alih-alih hukuman keras, pendekatan ini menggunakan disiplin positif, seperti mengajarkan perilaku baik dan memberikan hukuman yang mendidik.
Tujuannya untuk mengajarkan anak tentang konsekuensi alami dari tindakan mereka dan membantu mereka belajar dari kesalahan.
Kesimpulan
- Strawberry parents adalah istilah yang menggambarkan orangtua yang tampak kuat dari luar tetapi cenderung rapuh secara emosional dan terlalu melindungi anak-anak mereka.
- Gaya pengasuhan ini mirip dengan pola asuh permisif dan overprotektif, yang ditandai dengan pemberian kebebasan berlebihan, minimnya batasan, dan kecenderungan untuk menghindari konflik atau kesulitan dalam mendisiplinkan anak.
- Meskipun untuk menunjukkan kasih sayang, pola asuh ini dapat berdampak negatif bagi anak, seperti kurangnya kemandirian, kecemasan, dan kesulitan mengelola emosi. Pola asuh ini juga menimbulkan stres serta kelelahan emosional pada orangtua.
- Pendekatan yang lebih seimbang seperti gaya pengasuhan otoritatif lebih dianjurkan dalam membesarkan anak yang sehat dan mandiri.