backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi
Konten

Belajar dengan Sistem Kebut Semalam (SKS), Apakah Efektif?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 20/07/2023

Belajar dengan Sistem Kebut Semalam (SKS), Apakah Efektif?

Hampir semua orang mungkin pernah melakukan sistem kebut semalam, tidak terkecuali para pelajar. Bahkan, tidak sedikit pelajar yang sering melakukannya sebagai cara belajar hingga sudah menjadi kebiasaan. Namun, efektifkah belajar dengan sistem kebut semalam? Ketahui di bawah ini.

Apakah efektif belajar dengan sistem kebut semalam (SKS)?

disgrafia, gangguan belajar anak susah menulis

Studi menunjukan bahwa kebiasaan sistem kebut semalam menyebabkan hasil yang tidak maksimal karena lebih banyak kesalahan yang dilakukan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2009, diketahui bahwa sistem kebut semalam dianggap kurang efektif oleh 90% partisipan yang diteliti.

Maka dari itu, sistem belajar ini termasuk kebiasaan buruk yang sebaiknya dihindari.

Sistem kebut semalam (SKS) merupakan istilah untuk kebiasaan mengerjakan sesuatu menjelang akhir waktu. SKS kerap kali dilakukan untuk hal apa pun, termasuk belajar.

Kebiasaan ini bisa timbul akibat suka menunda-nunda, tetapi terkadang juga dapat disebabkan karena kegiatan lain yang terlalu sibuk.

Siswa ataupun mahasiswa yang suka melakukan SKS biasanya melakukan apa yang harus dilakukan mepet tenggat waktu atau deadline.

Para pelajar ini akan mulai belajar atau mengerjakan tugas sehari atau pada malam hari sebelum besok melakukan tes atau mengumpulkan tugas.

Mereka akan berusaha untuk memahami pelajaran atau menyelesaikan tugas secepat mungkin.

Terlebih, dengan dorongan motivasi dan adrenalin yang meningkat saat SKS, para pelajar juga akan merasa lebih berenergi dan fokus.

Namun, mereka mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk bisa memeriksa kembali hasil belajar atau tugas yang dilakukan, sehingga kesalahan lebih mudah terjadi.

Inilah kenapa para pelajar sebaiknya belajar atau mengerjakan tugas dari jauh-jauh hari.

Dampak dari belajar sistem kebut semalam (SKS)

gangguan belajar

Selain menyebabkan hasil yang tidak maksimal, sistem kebut semalam juga bisa menimbulkan dampak buruk pada para siswa dan mahasiswa.

Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat kebiasaan buruk ini.

1. Mudah stres

Belajar atau mengerjakan tugas mepet waktu bisa memicu stres. Ini karena anak merasa terburu-buru untuk menyelesaikan materi belajar atau tugasnya dengan waktu yang terbatas.

Saat melakukan SKS, anak harus bisa mencerna informasi atau melakukan banyak tugas sekaligus.

Hal tersebut bisa membuat anak merasa lebih terbebani dan tertekan, bahkan hingga mengalami stres.

2. Kurang tidur

Belajar atau mengerjakan sesuatu terlalu banyak dalam satu waktu bisa membuat anak lebih sulit untuk mengatur waktu.

Akibat waktu yang sangat terbatas saat melakukan sistem kebut semalam, anak mungkin harus begadang agar bisa mempelajari semua materi atau menyelesaikan tugas.

Waktu tidur anak pun menjadi berkurang.

3. Gangguan kesehatan

Saat kurang tidur, artinya anak tidak dapat beristirahat dengan baik. Hal ini bisa berdampak pada kesehatannya, sehingga ia menjadi sering sakit.

Selain itu, stres yang timbul saat harus melakukan sistem kebut semalam juga bisa membuat penurunan kesehatan pada tubuh anak.

3. Kurang konsentrasi

Selain mengganggu kesehatan, kurang tidur akibat belajar SKS juga bisa menyebabkan anak lebih mudah mengantuk saat di sekolah.

Akibatnya, anak akan kehilangan konsentrasi atau bahkan tertidur saat belajar di dalam kelas.

4. Penurunan prestasi

Ketika kehilangan konsentrasi, anak akan lebih sulit fokus saat belajar atau melakukan tes di kelas.

Hal ini tentunya bisa berdampak pada prestasi anak di sekolah. Anak mungkin tidak dapat melakukan tes dengan baik, sehingga mendapat nilai yang buruk.

Tahukah Anda?

Dilansir dari jurnal International Blood Research & Reviews, SKS bisa menimbulkan ketagihan yang sama seperti berjudi.
Jika anak terlalu sering melakukan SKS, ia akan bergantung pada hormon yang disebut dopamin untuk bisa berfungsi dengan baik dan mengerjakan kewajibannya. Hormon tersebut yang bisa membuat anak kecanduan.

5. Mental block 

Bukan hanya menurunkan konsentrasi, sistem kebut semalam juga bisa menyebabkan masalah mental pada anak berupa mental block.

Kondisi ini dapat dipicu oleh rasa stres dan cemas yang timbul. Anak mungkin belum merasa siap untuk mengerjakan tes karena tidak dapat menghafal semua materi.

Ia juga bisa merasa cemas karena belum selesai mengerjakan tugas, sehingga tidak bisa mengumpulkannya sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.

6. Rasa bersalah

Setelah mengetahui dirinya tidak bisa berprestasi di sekolah akibat kurang efektif saat belajar dan mengerjakan tugas, rasa bersalah mungkin akan timbul pada diri anak.

Anak bahkan juga bisa kehilangan percaya diri terhadap kemampuan dirinya dalam mengerjakan tugas dan tes di sekolah.

Cara menghentikan kebiasaan sistem kebut semalam

metode pembelajaran

Meski sistem kebut semalam dianggap sebagai suatu teknik belajar untuk beberapa pelajar, hal ini tidak disarankan untuk dilakukan terus-menerus.

Seperti yang telah disebutkan di atas, SKS termasuk kebiasaan yang buruk dan sebaiknya dihindari, termasuk oleh para siswa dan mahasiswa.

Untuk menghentikan kebiasaan ini, ada beberapa tips belajar yang bisa dilakukan oleh anak, yaitu sebagai berikut.

  • Segera kaji ulang materi yang baru dipelajari di kelas untuk membantu anak mengingat dengan lebih baik.
  • Buat jadwal belajar sebagai persiapan tes atau ujian sekolah sejak jauh-jauh hari.
  • Cari tempat yang nyaman untuk belajar agar lebih mudah fokus.
  • Lebih baik belajar pada pagi hari sesaat setelah bangun tidur karena kondisi otak masih segar, sehingga bisa bekerja dengan lebih baik.

Dengan menerapkan tips tersebut, anak bisa membiasakan diri untuk lebih disiplin terhadap dirinya agar tidak menunda belajar atau mengerjakan tugas.

Melalui kebiasaan belajar yang lebih baik, anak pun bisa lebih mendapat hasil yang lebih maksimal, sehingga dapat berprestasi di sekolah.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 20/07/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan