Apakah anak remaja Anda sering mengeluh pusing atau kelelahan yang tidak kunjung hilang? Tekanan darah rendah pada remaja bisa menjadi penyebab utama dari gejala-gejala ini. Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan masalah ini? Ketahui jawabannya melalui ulasan berikut.
Apa gejala darah rendah pada remaja?
Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi di mana tekanan darah seseorang berada di bawah normal, yaitu lebih rendah dari 90/60 mm Hg.
Meskipun umumnya lebih sering dikaitkan dengan orang dewasa dan lansia, tekanan darah rendah juga bisa terjadi pada anak dan remaja.
Tekanan darah rendah mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun yang disadari. Namun, melansir Mayo Clinic, berikut ini adalah ciri-ciri darah rendah pada remaja.
- Pusing atau pening: Ini adalah salah satu gejala paling umum dari darah rendah. Remaja mungkin merasa kepala berputar atau kehilangan keseimbangan saat berdiri terlalu cepat.
- Lelah berlebihan: Rasa lelah yang berlebihan dan tidak biasa meskipun sudah cukup istirahat bisa menjadi tanda adanya masalah tekanan darah.
- Mual: Remaja dengan darah rendah sering merasa mual atau ingin muntah.
- Keringat dingin: Keringat dingin tanpa alasan yang jelas juga bisa menjadi gejala darah rendah.
- Penglihatan kabur: Ketika tekanan darah turun secara signifikan, penglihatan bisa menjadi kabur atau berbayang.
- Kebingungan atau sulit berkonsentrasi: Darah rendah bisa memengaruhi aliran darah ke otak, yang kemudian bisa menyebabkan kebingungan atau kesulitan fokus.
Bagi sebagian orang, tekanan darah rendah mungkin merupakan gejala dari kondisi kesehatan tertentu.
Yang perlu diingat, penurunan darah secara tiba-tiba bisa sangat berbahaya. Perubahan sebesar 20 mmHg saja bisa membuat Anda merasa pusing hingga pingsan.
Bahkan, pada kasus yang parah, hipotensi dapat menyebabkan remaja mengalami napas yang cepat, syok, masalah pada jantung, hingga mengancam jiwa.
Apa penyebab darah rendah pada remaja?
Berikut ini adalah beberapa penyebab tekanan darah rendah pada remaja.
1. Dehidrasi
Bila tubuh tidak memiliki cukup air, maka dapat menyebabkan jumlah darah dalam tubuh menurun.
Ini dapat menurunkan tekanan darah karena hanya sedikit darah yang dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh.
Ketika volume darah berkurang, aliran darah ke organ-organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal juga menurun, yang dapat menyebabkan pusing, lemah, dan bahkan pingsan.
2. Kehilangan darah
Kehilangan darah dalam jumlah yang banyak juga dapat mengurangi volume darah. Akibatnya, penyakit pada remaja bisa terjadi, termasuk penurunan tekanan darah yang parah.
Penyebab kehilangan darah ini pun dapat beragam, tetapi yang serius bisa meliputi cedera hingga perdarahan.
3. Masalah pada jantung
Menurut Nicklaus Children’s Hospital, adanya masalah pada jantung dan katup jantung seperti bradikardia juga dapat menjadi penyebab tekanan darah rendah pada remaja.
Irama jantung yang tidak teratur dapat memengaruhi tekanan darah secara signifikan.
Bila otot jantung tidak berkontraksi secara efektif, maka tekanan darah dapat turun dengan drastis, yang menyebabkan terjadinya hipotensi atau tekanan darah rendah.
4. Gangguan hormon
Gangguan hormon yang berkaitan dengan sistem endokrin juga dapat menyebabkan hipotensi pada remaja, salah satunya adalah penyakit Addison.
Penyakit ini terjadi ketika kelenjar adrenal tidak menghasilkan hormon kortisol dan aldosteron yang cukup.
Kortisol membantu tubuh merespons stres, sedangkan aldosteron mengatur keseimbangan garam dan air dalam tubuh, yang berpengaruh pada tekanan darah.
5. Penyakit infeksi
Penyakit infeksi juga bisa menjadi penyebab remaja mengalami tekanan darah rendah, terutama jika infeksi telah memasuki aliran darah dan menyebar ke bagian tubuh lain seperti sepsis.
Sepsis adalah respons inflamasi sistemik yang berat terhadap infeksi. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan tekanan darah drastis yang disebut syok septik.
Syok septik bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani.
6. Reaksi alergi
Reaksi alergi yang parah atau dikenal dengan anafilaksis juga dapat menyebabkan tekanan darah rendah pada remaja.
Hal ini karena selama reaksi anafilaksis, tubuh melepaskan sejumlah besar histamin dan zat kimia lainnya yang menyebabkan pelebaran pembuluh darah, yang kemudian menurunkan tekanan darah.
7. Kekurangan nutrisi
Rendahnya kadar vitamin B12, folat, dan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah yang cukup.
Kekurangan sel darah merah dalam tubuh dapat menyebabkan anemia pada remaja.
Kondisi ini bisa mengakibatkan tekanan darah rendah karena tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Bagaimana cara mengatasi tekanan darah rendah pada remaja?
Tekanan darah rendah tanpa gejala atau hanya disertai dengan gejala ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
Jika tekanan darah rendah menimbulkan gejala tertentu, maka pengobatannya bergantung pada penyebab yang mendasarinya.
Bila penyebab darah rendah pada remaja tidak diketahui pasti atau tidak ada pengobatan yang sesuai, maka meningkatkan tekanan darah adalah langkah utama untuk meredakan gejala yang ditimbulkan.
Merangkum Mayo Clinic, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan tekanan darah, di antaranya berikut ini.
- Gunakan lebih banyak garam. Konsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah, terkadang hingga sangat tinggi. Namun, bagi orang dengan tekanan darah rendah, itu bisa menjadi hal yang baik. Meski begitu, sebaiknya konsultasikan dulu kepada dokter mengenai konsumsi garam yang tepat dalam pola makan remaja Anda.
- Minum lebih banyak air. Cairan dapat meningkatkan volume darah dan membantu mencegah dehidrasi, yang keduanya penting dalam mengatasi hipotensi atau tekanan darah rendah pada remaja.
- Menggunakan stocking kompresi. Stocking ini dapat memperlancar aliran darah dari kaki ke jantung.
- Obat-obatan. Berbagai obat-obatan tekanan darah seperti fludrokortison juga dapat diberikan untuk mengatasi hipotensi.
Adakah cara untuk mencegah tekanan darah rendah pada remaja?
Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah tekanan darah rendah, di antaranya berikut ini.
- Makan dalam porsi lebih kecil dan rendah karbohidrat untuk mencegah perubahan yang signifikan pada tekanan darah setelah makan.
- Berolahraga secara teratur dan usahakan setidaknya 30 menit setiap hari.
- Hindari mengonsumsi
- Cukupi kebutuhan air.
- Berdiri atau bangun secara perlahan, terutama dari posisi berbaring atau duduk ke posisi berdiri.
Itulah beberapa informasi mengenai tekanan darah pada remaja, termasuk gejala, penyebab, hingga pencegahannya.
Tanyakan kepada dokter untuk mendapat informasi lebih lanjut mengenai hal ini atau jika remaja Anda memiliki keluhan yang disebutkan di atas.
Kesimpulan
- Tekanan darah rendah atau hipotensi pada remaja dapat mengakibatkan berbagai gejala yang mengganggu seperti pusing, kelelahan, mual, dan penglihatan kabur.
- Beberapa penyebab utama dari kondisi ini termasuk dehidrasi, kehilangan darah, masalah jantung, gangguan hormon, infeksi, reaksi alergi, dan kekurangan nutrisi.
- Penanganan tekanan darah rendah tergantung pada penyebabnya, yang dapat melibatkan perubahan pola makan, peningkatan asupan cairan, penggunaan stocking kompresi, dan dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan.
- Pencegahan melibatkan langkah-langkah seperti makan dalam porsi kecil, berolahraga secara teratur, menghindari alkohol, dan berdiri perlahan untuk menghindari penurunan tekanan darah yang tiba-tiba.
[embed-health-tool-vaccination-tool]