backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mother Wound, Luka Batin Anak Akibat Hubungannya dengan Ibu

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 02/06/2022

    Mother Wound, Luka Batin Anak Akibat Hubungannya dengan Ibu

    Seperti yang banyak dikatakan, hubungan antara ibu dan anak umumnya sangatlah dekat, baik secara fisik maupun mental. Oleh karena itu, kebutuhan sosok ibu dalam kehidupan anak sangatlah penting. Tanpa kehadiran sosok ibu maupun tidak mendapat perhatian ibu sekali pun sosoknya hadir, anak bisa menderita mother wound. Apa itu mother wound? Ketahui ulasan lengkapnya di bawah ini.

    Apa itu mother wound?

    mother wound

    Mother wound adalah istilah konseling untuk menggambarkan kondisi yang timbul akibat ibu kurang memberikan rasa kasih sayang kepada anaknya.

    Kondisi ini lebih sering dialami oleh anak perempuan, tetapi juga bisa terjadi pada anak laki-laki.

    Mother wound bisa memengaruhi proses tumbuh kembang anak, bahkan berdampak hingga ia dewasa.

    Melansir dari Psychoanalysis, seorang ahli bernama Donald Winnicott percaya bahwa jati diri seorang anak terbentuk dari hubungan antara dirinya dengan sang ibu.

    Perlu Diketahui

    Hubungan yang tidak sehat antara ibu dan anak bisa memengaruhi kepribadian anak sehingga menyebabkan si kecil mengalami mother wound.

    Apa penyebab mother wound?

    Mother wound terjadi ketika anak merasa kurang mendapat dukungan emosional yang ia butuhkan dari seorang ibu.

    Hal ini bisa terjadi pada siapa saja di lingkungan keluarga yang berbeda-beda.

    Mother wound mungkin lebih berisiko terjadi pada keluarga dengan ibu yang memiliki gangguan kepribadian atau mental, seperti:

    • kecanduang alkohol,
    • kecanduan obat-obatan, atau
    • gangguan mental yang tidak ditangani.

    Meski begitu, kondisi ini juga bisa dialami oleh anak dengan ibu yang sehat serta memenuhi kebutuhan anak secara fisik, misalnya memberi makan dan berinteraksi dengan baik.

    Hanya saja, ibu mungkin kurang menunjukkan rasa cinta atau memberikan perhatian yang juga dibutuhkan oleh anak selain kebutuhan fisik di atas.

    Pada kondisi tersebut, anak bisa merasa kurang adanya kedekatan atau bahkan jauh dengan ibunya sehingga kebutuhan emosionalnya tidak terpenuhi dengan baik.

    Apa faktor risiko pemicu mother wound?

    Terdapat beberapa faktor pada ibu yang bisa meningkatkan risiko terjadinya mother wound pada anak, di antaranya sebagai berikut.

    • Hanya memenuhi kebutuhan fisik anak tanpa memberikan rasa cinta, perhatian, dan perlindungan pada anak.
    • Tidak menunjukkan empati terhadap emosi yang dialami anak atau membantu mereka dalam mengatur emosi tersebut.
    • Melarang anak menunjukan emosi negatif yang sedang dialami.
    • Sangat suka mengkritik anak.
    • Mengharapkan anak bisa mendukung kebutuhan fisik dan emosi ibu.
    • Jarang menghabiskan waktu dengan anak, misalnya karena terlalu sibuk kerja atau melakukan aktivitas lain.
    • Mengalami kekerasan fisik atau emosional dan tidak mengatasinya sehingga tidak mampu memberi rasa cinta dan mengasuh anak.

    Meski bukan termasuk kondisi yang diturunkan, anak yang mengalami mother wound juga lebih berisiko mewarisi kondisi yang sama kepada keturunannya,

    Selain itu, mother wound diyakini lebih rentan dialami oleh wanita yang tinggal di lingkungan dengan nilai patriarki yang kuat.

    Patriarki sendiri yaitu sistem sosial di mana laki-laki memiliki kuasa tertinggi.

    Apa tanda dan gejala dari mother wound pada anak?

    Mother wound dapat ditandai dari interaksi antara ibu dan anak. Tanda-tanda tersebut meliputi berikut ini.

    • Anak tidak merasakan kedekatan emosional dengan ibu.
    • Anak ragu untuk mencari rasa aman dan nyaman kepada ibu.
    • Anak selalu berusaha menjadi sempurna untuk mencari kasih sayang dari ibu.
    • Anak merasa takut atau gugup saat berada di sekitar ibu.
    • Ibu berharap kebutuhan fisik dan emosionalnya bisa dipenuhi oleh anak.

    Selain tanda di atas, mother wound juga bisa menimbulkan gejala berikut pada anak.

  • Kepercayaan diri rendah.
  • Kurang kesadaran emosional atau empati,
  • Kesulitan menenangkan diri.
  • Merasa tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang lain.
  • Bagaimana cara mengatasi mother wound?

    Mother wound

    Cara terbaik untuk bisa meredakan mother wound adalah dengan menyadari bahwa perasaan negatif, seperti kemarahan dan dendam, pada ibu harus dilupakan.

    Alhasil, seorang anak bisa kembali berdamai dan memaafkan ibunya. Meski terasa berat, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membantu memaafkan ibu, meliputi berikut ini.

    1. Wajar untuk menunjukkan rasa marah

    Rasa marah terkadang perlu ditunjukan untuk membuat emosi keluar dari dalam diri. Cara ini bisa Anda lakukan dengan menjalani terapi atau menulis di buku harian.

    2. Mencintai diri sendiri

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, jati diri seseorang dapat terbentuk dari interaksi bersama ibunya.

    Oleh karena itu, perlu disadari bahwa ada pengaruh ibu terhadap kepribadian anaknya saat ini.

    Jika kini anak merasa belum menjadi seseorang yang ia harapkan, sebenarnya anak bisa mencoba membentuk jati diri yang baru tanpa dipengaruhi oleh ibu.

    Dengan begitu, anak bisa lebih mudah untuk mulai mencintai dirinya sendiri.

    3. Meningkatkan kesadaran diri

    Tanpa mendapat saran dari ibu, anak mungkin merasa kesulitan untuk meningkatkan kesadaran diri atau mengenali diri sendiri.

    Cara terbaik untuk mengatasi mother wound yaitu dengan belajar mengenali emosi yang dialami. Ini dapat dilakukan dengan mencoba merasakan secara perlahan apa yang sedang dialami.

    Dengan mengenali perasaan sendiri, anak akan memiliki kesadaran diri yang lebih tinggi.

    4. Menjadi orangtua untuk diri sendiri

    Jika anak tidak pernah merasa adanya kehadiran orangtua, anak bisa mencoba menjadi orangtua untuk dirinya sendiri.

    Caranya yakni dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan diri anak.

    Sebagai contoh, anak bisa melakukan atau membeli hal yang ia inginkan untuk membuat dirinya merasa lebih baik.

    5. Memaafkan kejadian yang telah berlalu

    Setelah mengenali perasaan yang dialami dan meluapkannya, anak bisa mulai mencoba untuk memaafkan perasaan tersebut.

    Untuk bisa menimbulkan rasa maaf, anak bisa mengingat bahwa menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah, terutama jika anak sendiri juga telah menjadi ibu.

    Itu sebabnya, ibu mungkin bisa melakukan kesalahan.

    Coba kenali ibu dengan baik dan jangan menuntutnya menjadi orang lain. Dengan begitu, anak bisa memahami dan menerima ibunya dengan lebih baik.

    Setelah berhasil memaafkan ibu, anak akan lebih mudah untuk membangun kembali hubungan yang lebih baik dengannya dan mengatasi mother wound.

    Anak bisa coba membuat batasan bersama-sama dengan ibu terkait apa yang masing-masing inginkan.

    Jika ibu merupakan seorang yang lalai atau kasar terhadap anaknya, memaafkannya mungkin akan terasa lebih sulit.

    Pada kasus ini, cara terbaik yang bisa dilakukan yaitu dengan mencari bantuan dari orang lain, seperti konseling kelompok atau terapi dengan psikolog.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 02/06/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan