Tak sedikit anak yang mengalami gangguann makan di masa remaja. Hal ini biasanya dipicu oleh keinginan untuk memiliki tubuh sempurna yang akhirnya membuat mereka menempuh cara yang justru merugikan kesehatan. Apa saja penyebab, jenis, dan cara mengatasi gangguan atau penyimpangan makan pada remaja? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Penyebab munculnya gangguan makan pada remaja
Dikutip dari Mayo Clinic, gangguan makan pada remaja merupakan kondisi yang cukup serius. Pasalnya kondisi ini bisa menimbulkan efek negatif pada kesehatan, emosi, dan kemampuan untuk melakukan hal lainnya.
Di usia remaja, pengaruh teman sebaya serta media sosial begitu kuat. Paparan informasi terhadap stereotipe badan ideal yang “kurus-tinggi-langsing” membuat banyak anak remaja sangat takut untuk menjadi gemuk.
Akibatnya, banyak remaja menjadi sangat memperhatikan dan mengutamakan bagaimana bentuk tubuhnya terutama di mata orang lain,
Hal ini pula yang menjadikan banyak remaja mengubah kebiasaan makannya dan akhirnya terobsesi.
Pada akhirnya, yang tadinya mungkin hanya berupa “diet sehat” malah berubah jadi gangguan makan serius akibat dari pengaruh-pengaruh ini.
Perlu diingat bahwa gangguan atau penyimpangan makan merupakan kondisi kesehatan nyata yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan remaja yang sedang dalam masa emas pertumbuhan.
Apa saja gejala terjadinya gangguan makan pada remaja?
Ketidakpuasan atau gangguan citra tubuh yang terjadi pada anak dapat berujung pada perilaku gangguan atau penyimpangan makan (eating disorder).
Tak semua anak terbuka apa yang sering dipikirkannya dan membuatnya stres sehingga memutuskan untuk mengatur pola makannya sendiri demi mencapai tubuh yang ideal.
Padahal pola makannya ini mungkin tidak sehat dan justru bisa mengganggu tumbuh kembangnya
Berikut tanda-tanda yang wajib orangtua ketahui:
- Perhatian yang berlebihan terhadap menu makanan
- Merasa cemas akan berat badannya
- Penyalahgunaan laksatif atau obat pencahar
- Olahraga berlebihan
- Konsumsi banyak makanan atau snack
- Depresi dan merasa bersalah atas kebiasaan makannya
Tidak hanya sebatas pada penurunan berat badan, gangguan atau penyimpangan makan yang dialami saat perkembangan remaja juga ditandai dengan beberapa hal seperti:
1. Sering menolak untuk makan
Pilihan untuk tidak makan biasanya dilakukan karena takut akan makan terlalu banyak. Bahkan, remaja bisa saja menghindari acara makan bersama keluarga atau orang-orang terdekat hanya demi menyembunyikan perilaku makan yang tidak biasa ini.
Dengan begitu, ia akan lebih leluasa untuk makan dengan porsi sedikit atau memuntahkan kembali makanannya setelah dimakan.
2. Terlalu memilih-milih makanan
Waspadai ketika anak remaja Anda terbiasa makan dalam jumlah yang sangat sedikit, memilih-milih jenis makanan, hingga selalu menimbang makanan sebelum dimakan.
Pasalnya, hal ini bisa menjadi salah satu tanda bahwa ia mengalami gangguan makan.
Namun, bedakan juga dengan anak yang pada dasarnya memang hobi pilih-pilih makanan (picky eater) karena tidak suka makanan tersebut.
Gangguan atau penyimpangan makan pada remaja cenderung membuatnya terlalu memerhatikan jumlah kalori yang dikonsumsinya, karena takut akan memiliki tubuh yang gemuk.
Padahal nyatanya, bobot tubuhnya sudah tergolong sangat kurus (seperti anoreksia nervosa).
3. Gemar menyimpan makanan di tempat tersembunyi
Bukan sekadar menyimpan satu atau dua jenis makanan karena gemar nyemil, remaja dengan binge eating disorder bisa memiliki stok makanan dalam jumlah yang tidak terhitung.
Laci, kolong tempat tidur, serta lemari dapat menjadi tempat penyimpanan makanan favoritnya.
4. Perubahan berat badan drastis
Berbeda dengan penurunan berat badan karena sakit, gangguan atau penyimpangan makan pada remaja, seperti anoreksia, dapat menurunkan bobot tubuh hingga kelewat kurus.
Selain berat badan yang menurun, kondisi ini juga disertai dengan perilaku makan yang aneh. Di sisi lain, jika remaja mengidap binge eating disorder, berar badannya justru akan melonjak drastis karena nafsu makannya tidak terkendali.
Jenis-jenis gangguan makan pada remaja
Terdapat empat jenis gangguan atau penyinpangan makan pada remaja yang paling sering ditemui. Apa saja jenisnya dan apa saja ciri dari masing-masing gangguan makan? Mari kita simak pembahasan berikut satu per satu.
1. Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan jenis gangguan atau penyimpangan makan yang paling sering dialami oleh remaja, terutama remaja perempuan. Setidaknya 1 dari 100 anak perempuan remaja di dunia menderita anoreksia.
Remaja yang menderita anoreksia sangat takut menjadi gemuk sehingga mereka menjadi sangat kurus. Biasanya berat badan mereka bahkan 15% dibawah berat badan ideal.
Selain menghindari makanan, mereka juga dapat melakukan hal lain dengan tujuan agar berat badan mereka tidak naik seperti:
- Memaksa diri untuk muntah
- Menggunakan obat pencahar
- Olahraga berlebihan
- Mengonsumsi obat penekan nafsu makan dan/atau diuretika
Remaja perempuan yang menderita anoreksia dapat mengalami (amenore) atau berhentinya menstruasi untuk waktu yang cukup lama.
Selain itu, penderita anoreksia juga bisa mengalami beberapa efek samping seperti menjadi cepat lelah, pingsan, kulit kering, serta rambut dan kuku yang menjadi rapuh.
Efek lainnya yang terjadi pada tubuh adalah tekanan darah rendah, tidak tahan terhadap dingin akibat lemak di tubuh yang sedikit, irama jantung yang tidak teratur, hingga dehidrasi yang bisa berakibat fatal.
2. Bulimia nervosa
Ada perbedaan antara anoreksia dengan bulimia. Anoreksia dapat menyebabkan penderitanya sengaja mengurangi jumlah makanan bahkan menghindari makanan.
Sementara orang yang menderita bulimia nervosa justru mengalami ketagihan dengan makanan yang tidak bisa dilawan (craving). Mereka senang dan sering makan dengan porsi yang besar juga.
Walaupun demikian, gangguan atau penyimpangan makanan pada remaja yang satu ini juga memiliki kecenderungan takut menjadi gemuk. Agar tidak gemuk setelah makan banyak, mereka biasanya memuntahkan kembali makanannya.
Cara yang biasa dilakukan adalah dengan memasukkan jari ke tenggorokan sendiri, menggunakan obat pencahar berlebihan, puasa berkala, dan mengonsumsi obat penekan nafsu makan.
Penderita bulimia dapat mengalami perubahan warna gigi akibat muntah berlebihan hingga ketidakseimbangan elektrolit yang mengakibatkan gangguan irama jantung.
3. Binge eating disorder
Penderita binge eating mungkin mirip dengan penderita bulimia yang sering makan banyak dan tidak dapat dikontrol.
Akan tetapi, penderita binge eating tidak berusaha untuk melawan rasa takut mereka terhadap kegemukan seperti penderita bulimia pada umumnya.
Pada akhirnya, penderita binge eating disorder yang termasuk ke dalam gangguan makan pada remaja akan memiliki berat badan berlebih.
Kondisi ini tentu sangat berbahaya karena bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan peningkatan kolesterol.
4. Ortoreksia nervosa
Ortoreksia nervosa merupakan gangguan makan ketika penderitanya memiliki obsesi berlebihan terhadap makanan sehat. Mereka sangat menghindari dan merasa bersalah apabila mereka makan makanan yang tidak sehat.
Berbeda dengan anoreksia, penderita ortoreksia menjalani diet bukan dengan tujuan agar mereka terlihat kurus, tetapi mereka berfokus terhadap kesehatan.
Mungkin kelihatannya baik, tapi ortoreksia juga masuk ke dalam kategori gangguan atau penyimpangan makan yang kerap terjadi pada remaja.
Hal ini karena penderita terlalu terobsesi dengan makanan sehat. Obsesi inilah yang berdampak buruk bagi kesehatan. Padahal, tubuh yang sehat dicapai dengan makanan dengan gizi seimbang.
Bagaimana cara mengatasi gangguan makan pada remaja?
Jika merasa bahwa anak Anda memiliki ciri yang mengarah pada gangguan atau penyimpangan makan, bawa ke dokter untuk segera ditangani.
Penanganan medis maupun psikologis dibutuhkan agar gangguan tersebut tidak berlanjut dan pemulihannya pun dapat berlangsung lebih cepat.
Lalu, ada pula hal lainnya yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gangguan makan, seperti:
1. Mendorong kebiasaan makan sehat
Mungkin saja remaja memiliki idola tertentu sebagai patokan body goals. Dukung ia mencapainya dengan memberikan informasi yang tepat guna mencapainya, yaitu dengan diet sehat.
Berikan pengertian bahwa memuntahkan makanan yang sudah dimakan atau diet dengan sangat ketat tidak akan membantunya mendaoat tubuh yang indah dan sehat.
Oleh karenanya, arahkan ia untuk makan makanan seimbang dengan porsi yang tepat dan sumber yang sehat tentunya.
Beri tahu juga kepadanya, tidak ada salahnya untuk makan di saat lapar.
2. Berikan pemahaman mengenai fenomena di sosial media
Sosial media menjadi salah satu pemicu mengapa anak memiliki standar yang disebut dengan “body goals”.
Remaja cenderung menyerap informasi bahwa tubuh yang ideal adalah apa yang terlihat di program televisi, media sosial, ataupun film, padahal belum tentu.
Beri tahu padanya bahwa hal yang terpenting bukanlah penilaian orang tetapi kenyamanan dirinya sendiri.
Katakan padanya bahwa apa yang ada di media sosial tidak selamanya benar dan bukanlah standar yang harus diikuti.
Ajarkan ia untuk mencintai tubuhnya sendiri dan dietlah karena memang untuk kesehatan, bukan untuk dipuji atau diterima oleh orang lain.
Katakan padanya bahwa masih ada cara sehat untuk memperoleh tubuh ideal.
3. Memberikan gambaran soal body image
Krisis kepercayaan diri pada remaja merupakan hal yang wajar terjadi. Namun, berikan pula keyakinan bahwa setiap orang memiliki bentuk tubuh yang berbeda.
Maka dari itu penting untuk menjaga kesehatan tubuhnya sehingga tidak terjadi gangguan atau penyimpangan makan. Bagaimanapun kesehatan merupakan hal utama, dibandingkan body image yang ideal.
4. Tingkatkan kepercayaan dirinya
Untuk mengatasi gangguan atau penyimpangan makan pada remaja, cobalah tingkatkan kepercayaan dirinya. Hargai dan tetap berikan dukungan atas hal yang telah dicapainya.
Dengarkan apa keinginannya dalam waktu dekat. Ingatkan kepada dia, bahwa Anda menyayanginya tanpa syarat, tidak berdasarkan bentuk tubuh ataupun berat badannya.
5. Beri tahu bahaya dari diet tidak sehat dan emotional eating
Gangguan atau penyimpangan makan pada remaja biasanya terjadi karea ia menjalani diet yang tidak sehat. Maka dari itu, beri tahu kepada anak mengenai kemungkinan buruk apa saja yang terjadi jika ia terus menjalani gaya hidup demikian.
Bagaimanapun, remaja masih dalam tahap masa pertumbuhan. Ajak ia untuk memahami pentingnya hidup sehat dan tak memusingkan standar gendut yang selama ini beredar di masyarakat.
Berikan juga tips diet sehat bila ia masih ingin mencapai body goals.
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.
[embed-health-tool-vaccination-tool]