Sebagai orangtua, Anda tentu tidak ingin anaknya jadi korban bullying atau bahkan menjadi pelakunya. Namun, bagaimana bila anak menjadi pelaku bullying temannya? Berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anak yang suka membully.
Cara mengatasi anak yang suka membully
Perilaku bullying terjadi saat anak mengintimidasi teman seusianya yang lebih lemah atau memiliki penampilan berbeda.
Ini bisa terjadi karena anak tidak mampu belajar mengelola rasa marah, sakit hati, frustrasi, atau emosi lain yang muncul pada dirinya.
Selain itu, ada kemungkinan anak yang membully temannya dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya yang bersikap agresif.
Orangtua tentu ingin menjauhkan buah hatinya dari sifat membully, baik secara verbal maupun fisik.
Oleh karena itu, merangkum dari Kids Health, berikut ini adalah beberapa cara yang dapat membantu mengatasi anak yang suka membully.
1. Beri tahu anak bahwa itu buruk
Sebagian anak melakukan tindakan membully pada temannya karena kurangnya pengetahuan bahwa perilaku itu buruk.
Untuk mengatasi ini, orangtua dapat memberi tahu anak bahwa tindakan ini adalah perilaku buruk yang berakibat negatif. Bukan hanya pada temannya, tetapi juga dirinya sendiri.
Selain dipandang buruk oleh sesama teman, beri tahu juga bahwa ada sanksi lain yang mungkin ia terima.
Misalnya jika ia membully temannya di sekolah, pihak sekolah bisa mengeluarkan anak dari sekolah, skorsing, atau bahkan hukuman lain yang tak kalah serius.
Dampak anak suka membully
2. Ajari anak untuk menghargai perbedaan
Pada sebagian kasus, anak yang membully temannya terjadi akibat perbedaan ras, agama, penampilan, hingga status ekonomi.
Sebagai cara mengatasi perilaku yang suka membully ini, orangtua perlu mengajarkan anak untuk bisa memahami perbedaan. Dengan begitu, anak dapat lebih menghargai orang lain.
Sebagai contoh, orangtua dapat memberitahukan bahwa mengejek seseorang, baik itu karena penampilan, kondisi fisik, atau status ekonomi, merupakan tindakan yang buruk.
Anda mungkin perlu mengajak anak mendatangi panti asuhan atau komunitas anak berkebutuhan khusus agar ia bisa berinteraksi secara langsung dengan anak-anak yang berbeda.
Dengan begitu, ia bisa lebih memahami perbedaan.
3. Kembangkan rasa empati
Mengasah empati bisa menjadi tameng pada anak agar tidak membully temannya.
Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami emosi dari perasaan orang tersebut.
Jika anak memiliki rasa empati yang tinggi, tentu ia tidak akan menyakiti orang lain, terutama temannya.
Anda bisa mengembangkan empati anak dengan berbagai cara, seperti mengajarkannya untuk berdonasi kepada korban bencana atau memelihara hewan peliharaan.
Anda juga bisa membantu membangun kegiatan di luar sekolah dengan anak-anak yang lainnya agar ia lebih mengembangkan rasa persahabatan dengan anak-anak lainnya.
4. Jadilah contoh yang baik
Orangtua perlu menjadi contoh yang baik sebagai cara mengatasi anak yang suka membully. Sebab, apa yang dilakukan orangtua biasanya akan dicontoh oleh anaknya.
Oleh karena itu, saat menghadapi suatu masalah, Anda sebagai orangtua perlu melakukan hal yang baik dan bijak. Misalnya jangan menanggapi suatu masalah dengan kekerasan atau sikap agresif.
Saat anak berbuat salah, jangan berikan hukuman fisik, seperti memukul, mengurungnya dalam waktu lama, atau bahkan menampar.
Hindari juga berteriak dan membandingkan anak dengan orang lain. Pasalnya, tindakan tersebut dapat membuat anak menjadi agresif karena kesulitan mengelola emosinya.
Sebaliknya, Anda perlu menghadapi anak dengan tenang dan tahu cara tepat untuk mendisiplinkannya agar anak bisa mengelola emosi dan tidak membully temannya.
5. Pelajari tentang kehidupan sosial anak
Mempelajari tentang kehidupan sosial anak di sekolah juga dapat dilakukan sebagai salah satu cara mengatasi anak yang suka membully.
Anda dapat berbicara dengan orangtua dari teman anak Anda atau teman sebayanya, seperti “Apakah ada anak-anak lain yang melakukan tindakan bullying?”
Anda juga bisa mencari tahu alasan anak melakukan tindakan membully dengan menanyakan kepada guru atau temannya di sekolah.
Cari tahu apakah anak Anda mendapatkan tekanan di sekolah atau bahkan memiliki masalah tertentu.
Dengan mengetahui masalah yang dihadapi anak, orangtua akan lebih mudah untuk membantu mengatasi perilaku tidak baik ini.