3. Hindari memberi respons berlebihan
Memberi respons cerita dengan teriakan justru bisa menghentikan percakapan dan membuat komunikasi dengan anak kurang baik.
Meski cerita anak membuat ayah dan ibu terkejut, tidak perlu memberi respons berlebihan dan menunjukan rasa terlalu cemas.
Ibu atau ayah bisa merespons dengan kalimat, “Oh, teman kakak begitu? Terus kakak gimana waktu dia pukul teman yang lain?”
Mengutip dari U.S Department of Education, anak-anak cenderung lebih terbuka saat orangtua tidak menyebarkan rahasia atau merespons dengan kemarahan saat mendengar cerita.
4. Tetap tegas tanpa amarah
Saat anak bercerita tentang kenakalan dengan teman-temannya, hindari memberi omelan yang membuatnya tidak nyaman.
Omelan orangtua tidak akan anak dengarkan, justru ia jadi enggan bercerita dengan ayah dan ibu karena menganggap terlalu kasar.
Orangtua mungkin kesal, tetapi amarah justru membuat anak enggan bercerita lagi. Beri ketegasan tanpa harus marah-marah apalagi bicara kasar karena dapat menyakiti hati anak.
Menjalin komunikasi yang baik dengan anak memang tidak mudah, tetapi coba luangkan waktu untuk mendengar keluh kesah si kecil.
Hal yang perlu orangtua ingat adalah ayah dan ibu sedang mendengarkan anak. Biarkan ia bercerita dengan nyaman dan mengungkapkan ide-ide maupun opininya terhadap suatu hal.
Biarkan anak bertanya dan sebisa mungkin beri anak jawaban yang baik. Ini merupakan salah satu bentuk komunikasi dua arah yang baik antara orangtua dan anak.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar