Setiap anak terlahir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sebagai orangtua, menerima anak apa adanya bukan hanya tentang mencintai tanpa syarat, tetapi juga menghargai kepribadian, minat, dan keterbatasan mereka tanpa membandingkan dengan orang lain.
Lantas, bagaimana cara menerima anak apa adanya? Ketahui ulasannya di bawah ini.
Berbagai cara menerima anak apa adanya
Menerima anak apa adanya merupakan salah satu hadiah terbaik yang bisa orangtua berikan kepada anak setiap harinya. Namun, hal ini tentu tidak selalu mudah untuk dilakukan.
Pasalnya, mengasuh anak adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan, terutama bagi ibu yang baru melahirkan dan mengalami gangguan mental saat hamil atau perubahan emosional yang signifikan setelahnya, seperti baby blues atau bahkan postpartum depression.
Meski begitu, penting bagi orangtua untuk belajar menerima dan mencintai anak tanpa syarat. Terlalu banyak menuntut atau membandingkan anak justru dapat membuat mereka merasa kurang berharga dan kehilangan kepercayaan diri.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua agar bisa menerima anak apa adanya.
1. Berusaha menerima diri sendiri
Melansir dari Counselling Directory, kunci utama agar bisa menerima anak apa adanya adalah dengan berusaha menerima diri sendiri.
Pasalnya, saat orangtua terlalu keras pada diri sendiri, maka ia akan lebih kritis terhadap anaknya.
Bagi ibu yang mengalami postpartum PTSD, tekanan untuk menjadi orangtua yang sempurna bisa sangat besar.
Namun sebaliknya, saat ia bisa menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri, maka orangtua lebih mudah memahami anak.
2. Pelajari tentang perkembangan anak
Memahami setiap tahap perkembangan anak sangat penting agar orangtua dapat menerima mereka apa adanya.
Setiap anak tumbuh dengan kecepatan yang berbeda, baik dalam hal fisik, emosional, maupun kognitif.
Dengan memahami tahapan ini, orangtua bisa lebih sabar dan tidak membandingkan anak dengan yang lain.
Misalnya, jika seorang anak tampak lebih lambat dalam berbicara dibandingkan teman sebayanya, orangtua yang memahami bagaimana perkembangan bahasa anak akan lebih tenang dan mendukungnya dengan cara yang tepat.
3. Luangkan waktu untuk memahami kepribadian anak
Setiap anak terlahir dengan kepribadian yang unik. Sebagai orangtua, penting untuk meluangkan waktu untuk mengenali karakter anak agar dapat memahami apa yang membuat mereka nyaman.
Anda bisa mencoba untuk memahami bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain serta bagaimana kepribadian anak yang mungkin berbeda dari Anda.
Bagi orangtua yang mengalami baby blues, membangun kedekatan dengan anak bisa terasa lebih sulit. Namun, dengan meluangkan waktu untuk mengenali kepribadian mereka, ikatan tersebut bisa perlahan terbentuk.
Dengan memahami tipe kepribadian anak, Anda akan lebih mudah menerima mereka apa adanya, menghargai perbedaan, dan mendukung perkembangan mereka dengan cara yang sesuai.
4. Tumbuhkan rasa memiliki pada anak
Perlu Anda pahami bahwa meski anak Anda memiliki wajah yang mirip dengan orangtuanya, bukan berarti mereka memiliki kepribadian dan sifat yang sama.
Misalnya, jika Anda hobi panjat tebing, Anda mungkin ingin mengenalkan anak pada olahraga ini sejak dini tanpa mempertimbangkan minat lain yang mungkin ia sukai.
Masalahnya, anak-anak tidak seperti orangtuanya, mereka memiliki minat sendiri dan akan membentuk kepribadiannya sendiri seiring pertumbuhannya.
Peran orangtua adalah menerima anak apa adanya dan memberikan dukungan tanpa memaksakan kehendak.
5. Bersikap realistis serta lepaskan harapan dan mimpi yang tinggi
Setiap anak itu unik, jadi wajar kalau harapan dan impian Anda sebagai orangtua tidak selalu bisa terwujud.
Kalau anak Anda mengalami kesulitan di sekolah, memaksakan ekspektasi tinggi justru bisa bikin Anda kecewa dan membuat anak merasa minder.
Ini bisa berdampak buruk pada hubungan orangtua dengan anak. Sebaliknya, cobalah menyesuaikan harapan dengan kemampuan anak. Dukung mereka sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya.
Pada akhirnya, anak akan menemukan jalannya sendiri dalam hidup. Tugas Anda sebagai orangtua bukan mengatur segalanya, tapi untuk selalu ada mendukung mereka.
6. Dengarkan setiap pendapat dan pikiran anak
Tips untuk menerima anak apa adanya adalah berusaha mendengarkan setiap pendapat yang anak miliki dan utarakan.
Bila orangtua memberikan kesempatan pada anak untuk mengutarakan apa yang mereka pikirkan dan rasakan, maka anak akan merasa diterima dan menciptakan ikatan yang lebih kuat dengan keluarga.
Dalam kesempatan ini pun, Anda dapat belajar untuk memahami bagaimana pola pikir dan perasaan anak.
Orangtua yang sedang menghadapi postpartum depression atau postpartum PTSD mungkin merasa lebih sulit untuk terhubung dengan emosi anak, tetapi dengan mencoba mendengarkan, hubungan yang kuat bisa tetap terjalin.
7. Carilah kekuatan di balik kelemahan anak
Setiap manusia tentu memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Namun setiap manusia, termasuk anak, memiliki kesempatan untuk berkembang.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, Anda harus membantu membimbing anak untuk menyadari kelebihan mereka dan membantunya untuk berkembang.
Orangtua harus terus belajar menerima kelemahan anak dan membantu mereka menemukan kekuatan dalam kelemahan tersebut.
Misalnya, banyak orangtua yang berusaha keras mengubah anak yang keras kepala. Padahal, jika dilihat dari sisi lain, sifat keras kepala bukan selalu hal buruk, justru bisa menjadi kekuatan yang bermanfaat bagi mereka di masa depan.
Yang penting adalah membantu anak mengendalikan sifat keras kepala dan mengarahkannya agar menjadi sikap yang lebih positif dan bermanfaat.
Itu dia beberapa tips menerima anak apa adanya. Perlu dipahami, menerima anak apa adanya bukan berarti membiarkan mereka tanpa arahan, tetapi mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka sesuai dengan karakter, kemampuan, dan minatnya.
Setiap anak memiliki keunikan yang patut dihargai, dan sebagai orangtua, tugas Anda adalah menjadi pendamping yang penuh kasih sayang, bukan pengendali.
Dengan memahami, mendukung, dan menghargai anak tanpa syarat, Anda tidak hanya membantu mereka berkembang dengan percaya diri, tetapi juga membangun hubungan yang lebih kuat dan harmonis dalam keluarga.
Kesimpulan
- Berusaha menerima diri sendiri.
- Pelajari tentang perkembangan anak.
- Luangkan waktu untuk memahami kepribadian anak.
- Tumbuhkan rasa memiliki pada anak.
- Bersikap realistis dan lepaskan harapan tinggi.
- Dengarkan setiap pendapat dan pikiran anak.
- Carilah kekuatan di balik kelemahan anak.