backup og meta

5 Penyebab Anak Autis, Bukan Cuma Faktor Keturunan

5 Penyebab Anak Autis, Bukan Cuma Faktor Keturunan

Autisme merupakan gangguan perkembangan yang membuat seseorang sulit berinteraksi, berkomunikasi, dan berperilaku secara normal. Gejala autisme umumnya didiagnosis pertama kali pada tahun pertama masa kanak-kanak atau mungkin lebih awal saat masih bayi. Lantas, apa penyebab anak autis? Yuk, cari tahu penyebab autisme pada ulasan berikut ini.

Apakah keturunan penyebab anak autis?

Autisme cenderung terjadi dalam keluarga dan mungkin merupakan suatu kondisi keturunan yang diwariskan dari orangtua ke anaknya.

Misalnya, jika salah satu orangtua atau keluarga memiliki autisme, maka ini bisa menjadi penyebab autis yang diturunkan kepada anak.

Sementara itu, bila seorang anak didiagnosis dengan autisme, adiknya punya peluang lebih besar mengidap hal yang sama. Jadi, ada kemungkinan anak kembar akan sama-sama mengidap autisme.

Para ahli yakin bahwa gen yang diwariskan orangtua adalah salah satu faktor utama yang membuat seseorang lebih berisiko mengalami gangguan ini.

Namun, ada juga beberapa gen dalam tubuh yang dipercaya bisa menyebabkan autisme.

Maka dari itu, para ilmuwan masih bekerja keras untuk menemukan dengan pasti gen apa yang menjadi penyebab autis pada anak.

Dalam beberapa kasus, autisme bisa berkaitan dengan gangguan genetik, seperti sindrom fragile X atau sklerosis tuberous.

Hal yang bisa dilakukan orangtua

  • Bila Anda curiga anak mengidap autisme, sebaiknya segera periksa ke dokter. Ini terutama jika si Kecil menunjukkan gejala autisme, seperti kesulitan dalam berkomunikasi, lebih suka menyendiri, dan melakukan perilaku berulang.
  • Dokter bisa memeriksa gejala tersebut lebih jauh untuk menentukan penyebab autis pada anak dan mencari tahu perawatan yang tepat. Melakukan pengobatan lebih cepat membantu mengurangi keparahan gejala sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak.

Penyebab dan faktor risiko autis pada anak lainnya

penyakit tertentu yang menjadi penyebab anak autis atau autisme

Bukti sejauh ini menemukan bahwa hasil tes pencitraan otak dari anak pengidap autisme sedikit berbeda dari anak-anak lain yang tidak memiliki gangguan tersebut.

Gambar pencitraan otak anak autis menunjukkan kelainan pada beberapa area otak. Kelainan otak diduga terjadi selama masa perkembangan awal dalam kandungan.

Beberapa ahli menyimpulkan bahwa kelainan tersebut dapat terjadi akibat adanya cacat gen (mutasi). Kondisi ini akhirnya memengaruhi perkembangan otak sekaligus bagaimana sel-sel otak saling berhubungan satu sama lain.

Melansir dari Centers for Disease Control & Prevention, hingga kini belum ada penyebab pasti anak mengalami autis atau autisme.

Namun selain keturunan, para ahli berpendapat bahwa ada beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko anak mengalami autisme. Berikut di antaranya.

1. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan telah diketahui berkontribusi terhadap perkembangan autisme.

Salah satu yang diduga bisa menjadi penyebab autis pada anak adalah obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan.

Obat yang disebut bisa menjadi penyebab autis, yakni obat thalidomide dan asam valproat.

Obat ini umumnya digunakan untuk mencegah pembengkakan dan peradangan karena penyakit Hanses dan mencegah perkembangan jenis kanker tertentu.

Sementara itu, asam valproat atau dikenal dengan valproic acid adalah obat yang digunakan untuk mengatasi kejang, gangguan mental, dan migrain.

Obat ini bekerja dengan menyeimbangkan substansi alami di dalam otak, tetapi kemungkinan juga bisa mengganggu perkembangan otak janin.

Selain penggunaan obat, polutan di udara juga bisa memicu terjadinya autisme. Kemungkinan besar ini meliputi bahan kimia di udara yang dihirup selama masa kehamilan.

2. Penyakit atau kondisi kesehatan tertentu

Menurut penelitian, kondisi kesehatan tertentu juga bisa berkaitan dengan penyebab autis, di antaranya sebagai berikut.

  • Masalah dengan koneksi otak.
  • Gangguan pertumbuhan atau pertumbuhan berlebih di area otak tertentu.
  • Gangguan pada metabolisme.
  • Masalah pada sistem imun yang melindungi tubuh dari infeksi.

3. Bayi lahir prematur

Meski penyebab autis pada anak belum diketahui secara pasti, bayi yang lahir prematur sangat rentan mengalami kelainan ini.

Autisme kemungkinan besar terjadi pada bayi yang lahir sebelum memasuki usia 26 minggu kehamilan.

4. Bayi lahir dari kehamilan saat usia tua

Studi melaporkan bahwa kehamilan di usia tua berdampak pada peningkatan risiko autisme.

Ibu yang hamil di atas usia 40 tahun berisiko 51% memiliki anak dengan autisme. Risiko ini dua kali lebih besar dibandingkan ibu yang hamil di usia sekitar 25 tahun.

Kemungkinan besar usia sang ibu berpengaruh pada gen yang diwariskan maupun perkembangan otak bayi selama di kandungan.

5. Kekurangan dan kelebihan asupan asam folat

Asam folat merupakan salah satu gizi yang dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan perkembangan otak.

Sebaiknya, pastikan bahwa Anda mengonsumsinya dengan dosis yang cukup. Hal ini karena kekurangan atau kelebihan asam folat dapat menjadi penyebab autis pada anak.

Penelitian dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health menunjukkan bahwa kelebihan kadar folat (empat kali dari jumlah yang direkomendasikan) akan meningkatkan risiko anak mengalami ASD hingga dua kali lipat.

Namun, kekurangan asupan folat pada awal kehamilan juga dapat menjadi faktor risiko autisme pada anak.

Tahukah Anda?

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, 1 dari 100 anak di dunia mengalami autis atau Autism Spectrum Disorder (ASD). Kini, definisi autisme diperluas menjadi gangguan spektrum autisme (GSA) yang mencakup beberapa gangguan perkembangan otak lainnya. Ini meliputi sindrom Asperger, gangguan autistik, gangguan disintegrasi masa kanak-kanak, dan gangguan perkembangan pervasif.

Penyebab autisme yang ternyata cuma mitos

penyebab autisme

Meningkatkan pengetahuan seputar autisme dapat membantu orangtua dalam merawat dan mengasuh si Kecil dengan kelainan ini.

Dengan begitu, mitos-mitos yang beredar tidak akan Anda telan mentah-mentah yang bisa berdampak buruk bagi kesehatannya.

Berikut ini adalah beberapa mitos penyebab autis pada anak yang tidak terbukti kebenarannya.

1. Imunisasi

Tidak ada kaitan antara pemberian vaksin (imunisasi) dan autisme. Ini terutama vaksin MMR yang digunakan untuk mencegah gondok, campak, dan rubella.

Justru, melakukan imunisasi adalah cara yang sangat penting dan efektif untuk melindungi anak dari berbagai penyakit yang mengancam jiwa.

Pasalnya, bayi dan balita memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna sehingga mudah terinfeksi virus, bakteri, maupun parasit.

2. Pola asuh yang salah

Beredar kabar bahwa pola asuh orangtua yang salah disebut-sebut sebagai penyebab autis pada anak. Namun, penelitian telah membuktikan bahwa hal ini tidak benar.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa kemungkinan besar kelainan ini terjadi akibat adanya gangguan pada perkembangan otak anak.

Pola asuh yang buruk tidak mengarah pada autisme, tetapi bisa menimbulkan kecemasan, frustrasi, rendah diri, atau membentuk kepribadian yang buruk pada anak.

Perlu Anda pahami, autisme tidak dapat muncul dengan sendirinya atau diperoleh saat seseorang sudah melewati masa pertumbuhan.

Jika seseorang secara tiba-tiba mengalami masalah berkomunikasi dan gangguan perilaku sosial saat remaja akhir atau dewasa, maka hal tersebut bukanlah autisme.

Namun, gejala dan penyebab autis pada anak bisa saja terlambat dideteksi. Hal ini karena gejala autisme pada dasarnya sudah muncul pada masa tumbuh kembang anak.

Akan tetapi, gejala tersebut dapat tersamarkan karena belum muncul sepenuhnya.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Too Much Folate in Pregnant Women Increases Risk for Autism, Study Suggests. (n.d.). Retrieved 1 November 2023, from https://publichealth.jhu.edu/2016/too-much-folate-in-pregnant-women-increases-risk-for-autism-study-suggests

Autism Spectrum Disorder. (n.d.). Retrieved 1 November 2023, from https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/autism-spectrum-disorder

Autism. (n.d.). Retrieved 1 November 2023, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/autism-spectrum-disorders?gclid=Cj0KCQjwy4KqBhD0ARIsAEbCt6gaH2MC0JBLPR1zd9Pynm3sNTQ1mlIUUqFlarNhc9RFcAi_gAtqK_waAhjzEALw_wcB

Autism spectrum disorder. (2018). Retrieved 1 November 2023, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/autism-spectrum-disorder/symptoms-causes/syc-20352928

What causes autism? (n.d.). Retrieved 1 November 2023, from https://www.nichd.nih.gov/health/topics/autism/conditioninfo/causes

What Is Autism? (n.d.). Retrieved 1 November 2023, from https://www.autismspeaks.org/what-autism

What is Autism Spectrum Disorder? (2022). Retrieved 1 November 2023, from https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/facts.html

Schmidt RJ;Tancredi DJ;Ozonoff S;Hansen RL;Hartiala J;Allayee H;Schmidt LC;Tassone F;Hertz-Picciotto I; (n.d.). Maternal periconceptional folic acid intake and risk of autism spectrum disorders and developmental delay in the CHARGE (CHildhood Autism Risks from Genetics and Environment) case-control study. Retrieved 1 November 2023, from https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22648721/

Department of Health & Human Services. (2020). Autism and adults. Retrieved 1 November 2023, from https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/autism-spectrum-disorder-and-adults

Versi Terbaru

01/11/2023

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Panduan Mengajari Anak Penderita Autisme untuk Mengendalikan Diri

Bantu Anak Autisme Terapi dengan Bantuan Binatang


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 01/11/2023

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan