Telinga kemasukan air merupakan hal yang kerap dialami siapa saja yang baru belajar berenang. Namun, kesulitan bernapas akibat air masuk ke saluran pernapasan juga bisa terjadi bahkan jika seseorang tidak tenggelam. Hal tersebut dikenal dengan dry drowning.
Gangguan ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama anak-anak, bahkan tanpa perlu berenang. Ya, kondisi ini bisa terjadi pada anak meskipun mereka hanya sedang mandi ataupun bermain air.
Apa itu dry drowning?
Dry drowning adalah istilah yang digunakan untuk gangguan pernapasan pada anak akibat masuknya air ke saluran napas melalui mulut ataupun hidung.
Masuknya air ke saluran napas juga dapat menyebabkan gangguan lainnya yang berkaitan dengan kondisi ini, seperti secondary drowning.
Istilah dry drowning dan secondary drowning sering dianggap sama, padahal keduanya merupakan kondisi yang berbeda.
Keduanya juga bukan istilah medis. Para ahli hanya menganggap perbedaan keduanya hanya sebagai perbedaan tingkat keparahan akibat tenggelam atau seberapa jauh masuknya air ke dalam saluran pernapasan.
Pada dry drowning, air belum masuk sampai paru-paru. Namun, pada secondary drowning, air sudah mencapai paru-paru.
Komplikasi akibat tenggelam merupakan suatu hal yang langka. Seseorang yang tenggelam tidak selalu mengalami dry drowning atau secondary drowning.
Meskipun demikian, kesulitan bernapas yang disebabkan oleh keduanya merupakan kondisi yang berbahaya dengan kemungkinan terburuknya berupa kematian.
Tanda dan gejala dry drowning
Meskipun lebih mungkin ditemukan pada anak-anak, tetapi setiap orang yang hampir tenggelam dan mengalami gejala kesulitan bernapas sebaiknya mendapatkan penanganan medis.
Berikut beberapa tanda yang diwaspadai ketika seseorang tenggelam.
- Bernapas sangat cepat.
- Batuk berat yang menyebabkan kesulitan bernapas.
- Muntah-muntah, misalnya karena inflamasi (peradangan), kekurangan oksigen, atau terlalu banyak mengalami batuk.
- Kesulitan mengingat dan tidak dapat mengingat apa yang baru saja terjadi.
- Terjadi perubahan perilaku dan iritabilitas.
- Keluhan nyeri pada bagian dada.
- Mengantuk atau kelelahan.
Gejala di atas dapat segera muncul ketika seseorang mengalami dry drowning dengan intensitas yang relatif ringan.
Namun, jika seseorang mengalami secondary drowning, gejala dapat muncul dalam hitungan jam kemudian, bahkan hingga 12 jam setelah berenang.
Jika dry drowning pada umumnya dapat membaik dalam waktu dekat, secondary drowning dapat menyebabkan dampak yang serius tetapi tetap dapat diatasi jika segera mendapatkan penanganan medis.
Kapan harus ke dokter
Jika terjadi cukup parah, hal ini juga bisa menyebabkan infeksi atau pembuluh darah pecah. Segera cari pertolongan medis jika timbul gejala serius berikut ini.
- Perubahan warna kulit.
- Demam tinggi, yang dapat terjadi bahkan 24 jam setelah tenggelam.
- Kehilangan kesadaran.
- Muntah atau keluar busa dari mulut.
Penyebab dry drowning
Dry drowning terjadi ketika ada air yang masuk ke dalam saluran pernapasan melalui mulut atau hidung.
Dilansir dari Cleveland Clinic, meskipun air yang masuk ke saluran napas hanya sedikit, hal ini dapat menyebabkan kejang pada saluran pernapasan dan menyebabkan otot saluran napas menutup secara tiba-tiba.
Akibatnya, Anda bisa mengalami kesulitan bernapas.
Dr. Jason Milk dari Cleveland Clinic
Namun, perlu diingat bahwa istilah ini digunakan untuk merujuk pada kondisi ketika air belum masuk ke dalam paru-paru.
Jika air sudah memasuki hingga ke paru-paru, ini merupakan kondisi yang lebih serius dan disebut dengan secondary drowning.
Kondisi ini dapat menyebabkan inflamasi dan pembengkakan paru-paru atau pulmonary edema.
Pada kondisi tersebut, pertukaran oksigen dan karbon dioksida di dalam paru-paru menjadi terhambat atau bahkan berhenti sama sekali.
Ini dapat diartikan sebagai tenggelam akibat cairan di dalam tubuh sendiri sehingga dapat terjadi meski Anda tidak sedang berada di dalam air.
Pertolongan pertama pada dry drowning
Setelah pertolongan pertama pada tenggelam, lakukan pemantauan pada seseorang yang mengalami tenggelam untuk mewaspadai terjadinya secondary drowning, serta kemungkinan gejala dry drowning yang tidak kunjung membaik.
Hal tersebut bisa menjadi pertanda jika seseorang mengalami kekurangan oksigen. Terutama jika terdapat keluhan seperti rasa lelah berlebih atau rasa mengantuk yang berlebihan meskipun sudah beristirahat.
Penanganan darurat diperlukan ketika gejala dari tenggelam tidak membaik atau bertambah parah. Dokter akan memeriksa apakah terjadi penyumbatan saluran napas akibat tenggelam.
Penderita kemungkinan memerlukan penanganan suportif yang disesuaikan dengan kadar oksigen.
Jika terjadi kesulitan bernapas disertai kekurangan oksigen, maka orang yang mengalaminya harus menggunakan alat bantu pernapasan. Namun, hal ini sangat jarang.
Sebagian besar penanganan dry drowning bertujuan untuk membantu aliran darah dalam paru-paru dan sirkulasi oksigen dalam kembali normal.