backup og meta

5 Jenis Cacat Mata Bawaan yang Paling Umum Ditemukan Pada Bayi Baru Lahir

5 Jenis Cacat Mata Bawaan yang Paling Umum Ditemukan Pada Bayi Baru Lahir

Masa kehamilan merupakan masa yang paling sakral untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Oleh karena itu, Bukan perkara mudah bagi orangtua untuk menyadari kenyataan bahwa bayinya terlahir dalam keadaan cacat. Salah satu kondisi cacat bawaan lahir (kongenital) yang paling umum ditemukan pada bayi baru lahir adalah cacat mata dan penglihatan. Apa saja itu?

Macam-macam cacat mata kongenital yang paling umum

1. Katarak kongenital

Selama ini mungkin Anda mengira bahwa penyakit katarak hanya terjadi pada orang yang sudah berumur. Namun, ternyata bayi yang baru lahir juga bisa menderita katarak. Katarak yang terjadi sejak lahir disebut katarak kongenital.

Gejalanya mirip dengan katarak pada orang dewasa, yaitu lensa mata berwarna keruh yang tampak seperti ada noda keabu-abuan pada pupil mata bayi. Lensa mata berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke mata menuju retina, sehingga mata bisa menangkap gambar dengan jelas. Namun jika terjadi katarak, sinar cahaya yang masuk ke mata menjadi tersebar ketika melewati lensa yang keruh, sehingga gambar yang diterima mata menjadi kabur dan buram.

Selain itu, tanda katarak pada bayi bisa dilihat dari respon matanya, Si kecil mungkin jadi tidak peka dengan situasi lingkungan sekitar. Misalnya, bayi tidak menoleh ketika ada orang di sampingnya, atau pergerakan mata bayi yang tidak biasa.

Katarak kongenital biasanya disebabkan oleh:

  • Infeksi intrauteri (infeksi pada ibu yang menular pada janin), seperti infeksi TORCH – toksoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex.
  • Gangguan metabolik.
  • Cacat bawaan lain, seperti Down syndrome.

Meski tidak semua kasus katarak kongenital dapat mengganggu penglihatan bayi, beberapa kasus bisa semakin memburuk dan menyebabkan kebutaan dini. Yang jadi masalah, seringkali katarak kongenital tidak terdeteksi hingga setelah beberapa bulan kehidupan bayi.

2. Glaukoma kongenital

Glaukoma adalah kerusakan saraf mata yang menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan. Umumnya glaukoma disebabkan karena tingginya tekanan dalam bola mata.

Glaukoma lebih sering ditemukan pada orang-orang usia lanjut. Namun kondisi ini bisa menjadi cacat mata bawaan lahir karena kelainan genetik, kelainan struktur mata (misalnya iris dan/atau kornea mata yang tidak terbentuk optimal saat dalam kandungan), hingga menjadi gejala penyerta cacat lahir lainnya seperti Down syndrome dan Edwards syndrome.

Gejala glaukoma kongenital bisa dideteksi dari mata bayi yang sering berair, sangat sensitif terhadap cahaya, dan kelopak mata yang sering berkedut.

3. Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah kanker mata paling sering terjadi pada anak-anak. Kanker ini berasal dari sel-sel retina yang masih muda atau disebut sebagai retinoblast. Meskipun kanker ini merupakan kelainan genetik, namun 95% pasien retinoblastoma tidak memiliki riwayat kanker pada keluarga.

Tanda yang paling sering muncul adalah cat’s eye reflex atau leukokoria, yaitu pupil mata yang balik memantulkan cahaya terang jika disenter cahaya. Gejala ini muncul pada 56,1% anak yang lahir dengan retinoblastoma. Selain itu, retinoblastoma juga dapat menyebabkan mata juling (strabismus). Hal ini diakibatkan oleh karena gangguan penglihatan yang terjadi pada anak-anak.

4. Retinopathy of Prematurity

Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah cacat mata bawaan lahir yang disebabkan oleh gangguan pembentukan pembuluh darah retina. Kondisi ini cenderung ditemukan pada bayi yang lahir prematur.

Pembuluh darah retina janin baru mulai terbentuk pada usia kehamilan 16 minggu dan baru akan mencapai seluruh bagian retina pada usia 1 bulan setelah lahir. Pada bayi prematur, terjadi gangguan pembentukan pembuluh darah yang dapat menyebabkan sebagian retina tidak mendapatkan cukup oksigen, hingga akhirnya mengalami kerusakan.

5. Congenital Dacryocystocele

Congenital dacryocystocele merupakan cacat mata bawaan yang terjadi akibat adanya sumbatan pada saluran nasolakrimal, yaitu saluran yang mengalirkan air mata ke dalam hidung. Saluran tersebut berfungsi menguras air mata agar tidak menyebabkan mata menjadi terus-terusan berair pada kondisi normal.

Adanya sumbatan pada saluran ini dapat menyebabkan air mata menumpuk berlebihan di dalamnya, sehingga membentuk sebuah kantung. Apabila saluran ini terinfeksi, maka disebut sebagai darcyocystitis.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

http://ykxb.amegroups.com/article/viewFile/3755/4442

https://emedicine.medscape.com/article/1210837-overview#a6

https://emedicine.medscape.com/article/1206524-overview#a4

https://emedicine.medscape.com/article/1222849-clinical#b5

https://patient.info/doctor/retinopathy-of-prematurity

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2689544/

Versi Terbaru

08/06/2021

Ditulis oleh Thendy Foraldy

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Ajeng Pratiwi


Artikel Terkait

Katarak Kongenital

Mata Plus pada Anak, Ini Gejala hingga Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Thendy Foraldy · Tanggal diperbarui 08/06/2021

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan