Di balik kebahagiaan kelahiran seorang bayi, terkadang ada penyakit bawaan yang membuat banyak orangtua merasa cemas. Salah satunya adalah penyakit jantung bocor pada bayi. Jika dibiarkan, penyakit jantung bawaan ini bisa menimbulkan komplikasi. Cek informasi selengkapnya di bawah ini!
Apa itu jantung bocor pada bayi?
Jantung bocor pada bayi adalah kondisi ketika ada lubang di dinding jantung yang memisahkan ruang atasnya, yaitu atrium.
Kondisi yang dikenal dengan cacat septum atrium ini memiliki lubang dengan beragam ukuran.
Adapun penyakit pada bayi ini masuk ke dalam kategori kelainan jantung bawaan. Artinya, penyakit ini sudah ada sejak bayi lahir.
Saat jantung bayi berkembang selama kehamilan, seharusnya ada beberapa bukaan di dinding yang membatasi atrium.
Normalnya, bukaan-bukaan ini akan menutup sendiri selama kehamilan atau segera setelah bayi lahir.
Jika salah satu bukaan tidak menutup sepenuhnya, akan terbentuk lubang yang disebut cacat septum atrium.
Kelainan jantung ini bisa menyebabkan peningkatan aliran darah melalui paru-paru. Akibatnya, pembuluh darah di paru-paru menjadi rusak.
Apakah jantung bocor pada bayi bisa sembuh?
Apa gejala jantung bocor pada bayi?
Faktanya, ciri jantung bocor pada bayi cukup bervariasi karena tergantung pada ukuran dan lokasi lubang di dinding jantung.
Sebagian besar anak yang mengidap kelainan ini terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala apa pun. Anak bisa tumbuh dan berat badan mereka terlihat sehat seperti anak pada umumnya.
Meski begitu, pada kasus jantung bocor yang lebih serius, ada beberapa gejala yang mungkin muncul, seperti:
- penurunan nafsu makan,
- pertumbuhan yang kurang optimal,
- sulit menambah berat badan,
- tingkat kelelahan yang lebih tinggi daripada bayi umumnya,
- kesulitan bernapas atau sesak napas, dan
- masalah paru-paru dan infeksi seperti pneumonia.
Jika gejala muncul atau terdapat kekhawatiran, konsultasikan kepada profesional kesehatan untuk evaluasi dan perawatan lebih lanjut.
Apa penyebab jantung bocor pada bayi?
Pada kebanyakan kasus, penyebab jantung bocor pada bayi belum diketahui dengan pasti. Namun, perlu diketahui bahwa anak dengan jantung bocor telah memiliki kelainan ini sejak lahir.
Penyakit jantung bawaan ini terjadi selama tahap perkembangan jantung janin.
Proses ini melibatkan pembentukan jantung dari sebuah tabung besar yang lalu terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian ini kemudian membentuk dinding dan bilik jantung.
Jika terjadi masalah selama proses ini, ada kemungkinan lubang terbentuk pada dinding, antara atrium kiri dan kanan.
Apa saja faktor risiko jantung bocor pada bayi?
Walaupun penyebabnya belum diketahui, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko jantung bocor pada bayi. Faktor-faktor ini biasanya berupa kondisi kesehatan atau kebiasaan ibu selama kehamilan.
Saat jantung bayi tengah berkembang selama kehamilan, risiko terkena kelainan jantung bisa meningkat akibat beberapa faktor seperti berikut.
- Infeksi campak jerman (rubella).
- Diabetes dan lupus.
- Konsumsi alkohol.
- Kebiasaan merokok.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, seperti obat kejang.
- Faktor genetik dari keluarga yang punya kelainan jantung bawaan.
Jika ada riwayat penyakit jantung bawaan dalam keluarga, sebaiknya konsultasikan kepada dokter. Ini bertujuan mendeteksi risiko kemungkinan kelainan jantung pada anak di masa depan.
Apa risiko atau komplikasi yang mungkin terjadi akibat jantung bocor pada bayi?
Risiko jantung bocor pada bayi sebenarnya cukup bervariasi. Pasalnya, komplikasi ini akan bergantung pada ukuran cacat septum atrium.
Cacat yang kecil umumnya tidak akan menimbulkan kekhawatiran karena biasanya akan menutup dengan sendirinya ketika bayi.
Jika lubang sudah cukup besar, ini tentu bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Beberapa masalah kesehatan yang perlu diwaspadai dari bahaya jantung bocor pada anak ini antara lain:
- gagal jantung pada sisi kanan,
- detak jantung tidak teratur (aritmia),
- stroke dan kematian dini, atau
- tekanan darah tinggi pada arteri paru-paru (hipertensi pulmonal).
Untungnya, perawatan yang tepat bisa mencegah atau membantu mengurangi risiko komplikasi yang berkaitan dengan jantung bocor.
Itu sebabnya, Anda perlu memantau dan sering berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kesehatan bayi.