backup og meta

Kulit Anak Terinfeksi Setelah Dicakar Kucing; Apakah Akan Menular ke Anak Lain?

Memelihara hewan piaraan di rumah, seperti kucing, dapat membantu menumbuhkan rasa empati pada anak. Namun, merawat dan membesarkan hewan berbulu ini tentu tidak luput dari risiko cakaran, Pada beberapa kasus, anak yang dicakar kucing juga bisa terinfeksi. Lantas, apakah infeksi bisa menular ke anak lain di sekitarnya? Yuk, cari tahu kebenarannya berikut ini.

Kenapa anak bisa terinfeksi setelah dicakar kucing?

Cakaran kucing umumnya membuat kulit si kecil lecet. Umumnya, luka tersebut dapat sembuh dan biasanya tidak meninggalkan bekas. Akan tetapi, pada beberapa kasus, cakaran kucing bisa menyebabkan infeksi dan ini dikenal dalam istilah medis sebagai cat scratch disease.

Ini terjadi akibat adanya bakteri Bartonella henselae, yakni bakteri yang hidup di air liur kucing menginfeksi kulit anak lewat luka terbuka. Bakteri bartonella hanya ada pada kucing yang terinfeksi yang awalnya disebarkan oleh kutu.

Kucing yang terinfeksi oleh bakteri ini tidak terlihat sakit. Kucing akan tetap sehat meski membawa bakteri di air liurnya selama berbulan-bulan. Rata-rata, kucing yang terinfeksi adalah kucing yang berumur di bawah 1 tahun.

Sebenarnya, infeksi ini tidak hanya terjadi setelah anak dicakar kucing. Infeksi bisa juga didapat dari kulit anak yang terluka akibat terjatuh atau garukan, yang setelahnya terkena air liur kucing. Setelah terinfeksi, area kulit yang terluka akan terlihat membengkak, memerah, dan bernanah. Ketika disentuh akan terasa sakit dan hangat.

Pada beberapa kasus, cat scratch disease bisa menimbulkan gejala demam, sakit kepala, nafsu makan menurun, dan kelelahan. Selain itu, kelenjar getah bening di sekitar ketiak, leher, dan pangkal paha juga akan membengkak.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Apakah infeksi dicakar kucing pada anak ini menular?

anak demam akibat parvovirus adalah

Dilansir dari laman Kids Health, infeksi cakaran kucing pada kulit anak tidak bisa ditularkan dari orang ke orang. Bakteri hanya bisa disebarkan melalui kucing yang terinfeksi. Itu artinya, si kecil tidak akan menularkan infeksi ini pada teman atau anggota keluarga yang ada di rumah.

Bila ada anggota keluarga yang terinfeksi, kemungkinan besar proses penularannya di dapat dari interaksi dengan kucing yang terinfeksi saat kulit sedang terluka.

Namun, munculnya blister dipenuhi nanah pada anak ini tidak selalu disebabkan oleh infeksi dicakar kucing. Bisa juga disebabkan oleh penyakit kulit lain yang menimbulkan gejala serupa, seperti impetigo.

Penyakit ini dapat menular dengan mudah lewat sentuhan pada blister atau menggunakan barang yang sama.

Segera ajak si kecil ke dokter

Sebelum ditentukan pengobatan, dokter akan lebih dulu memeriksa kondisi kulit si kecil. Dokter akan mengamati adakan bekas luka di sekitar kulit yang membengkak dan bernanah, kepemilikan kucing, atau kebiasaan main anak.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Kids Health. Cat Scratch Disease. Accessed on November 27th, 2019.

CDC. Cat-Scratch Disease (Bartonella henselae Infection). Accessed on November 27th, 2019.

Government of South Australia Health. Cat-scratch disease – including symptoms, treatment and prevention. Accessed on November 27th, 2019.

Kids Health. Impetigo. Accessed on November 27th, 2019.

Versi Terbaru

05/08/2022

Ditulis oleh Aprinda Puji

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Mengetahui Feses Bayi yang Normal dan Tidak

Bolehkah Anak Minum Obat Tidur jika Susah Tidur?


Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic · Ditulis oleh Aprinda Puji · Diperbarui 05/08/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan