Memasuki usia satu tahun, si Kecil sudah mulai mengonsumsi makanan padat untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan selama masa pertumbuhannya. Pemilihan nutrisi yang tepat dapat mendukung perkembangan otak dan proses pembelajaran anak dengan baik. Namun, di usia yang amat belia, sistem pencernaan si Kecil pun belum terbentuk dengan sempurna dan masih sangat peka.
Hal ini dapat menyebabkan si Kecil rentan mengalami gangguan pencernaan, seperti perut kembung dan sering buang angin. Kondisi tersebut bisa saja melemahkan sistem imunitas pada si Kecil, menyebabkan si Kecil mudah sakit dan dapat mengganggu perkembangan otak serta pertumbuhan tubuhnya. Untuk itu, sebaiknya Ibu mengetahui beberapa cara untuk mengatasi gangguan pencernaan pada anak yang dapat menyerang tiba-tiba.
1. Konsultasi ke dokter untuk atasi gangguan pencernaan si Kecil
Umumnya, beberapa gangguan pencernaan ringan pada si Kecil, seperti perut kembung dan sering buang angin, dapat hilang dengan sendirinya dan tanpa perlu penanganan dokter.
Berbeda halnya jika si Kecil menunjukkan gejala-gejala gangguan pencernaan yang mengganggu. Di sini lah peran dokter sangat diperlukan untuk mengatasi gangguan pencernaan yang dialami si Kecil.
Adapun gejala-gejala gangguan pencernaan yang dimaksud meliputi:
- Muntah, terutama jika disertai darah
- Mengalami penurunan berat badan
- Tidak nafsu makan lebih dari sehari
- Sesak napas
- Berkeringat tanpa sebab
- Mengalami sakit perut yang tak kunjung sembuh
- Feses menghitam, lengket, atau terdapat bercak darah
Pemeriksaan ke dokter merupakan langkah tepat untuk mengetahui penyebab dari gangguan pencernaan yang dialami si Kecil.
Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan untuk memastikan bahwa gangguan yang muncul bukanlah pertanda adanya masalah pencernaan lain pada si Kecil.
Setelah pemeriksaan, dokter dapat meresepkan obat atau nutrisi yang cocok untuk meredakan gangguan pencernaan si Kecil. Dokter juga dapat memberikan anjuran medis, seperti perubahan pola makan atau rekomendasi lainnya, seperti pemberian susu formula terhidrolisat parsial untuk mengurangi risiko masalah pencernaan pada si Kecil.
2. Berikan anak asupan cairan yang cukup
Salah satu gangguan pencernaan yang rentan dialami si Kecil adalah diare. Cara mengatasi gangguan pencernaan pada anak yang satu ini adalah dengan memastikan si Kecil mendapatkan asupan cairan yang cukup.
Diare dapat menyebabkan si Kecil dehidrasi atau kekurangan cairan. Oleh sebab itu, peranan air putih sangat dibutuhkan untuk mengatasi gangguan pencernaan diare.
Selain air putih, berikan larutan Oralit atau kuah kaldu pada si Kecil. Rehidrasi hanya dengan air putih dianggap tidak cukup karena minim kandungan natrium, kalium, mineral, dan nutrisi penting lain yang diperlukan untuk mengobati diare.
Tak hanya untuk diare, minum air putih yang cukup setiap harinya turut membantu mendorong makanan di saluran cerna dan melunakkan feses sehingga tidak sulit dikeluarkan.
3. Pemberian probiotik untuk atasi gangguan pencernaan ringan
Tahukah Ibu? Pemberian probiotik ternyata juga dapat membantu mengatasi gangguan pencernaan ringan pada si Kecil, seperti perut kembung dan sering buang angin.
Contoh makanan dan minuman probiotik untuk mengurangi gas berlebih pada saluran cerna si Kecil meliputi yoghurt, minuman kedelai, dan beberapa jenis jus murni tanpa tambahan gula.
Namun, tidak semua probiotik dapat mengurangi gas berlebih pada perut si Kecil. Beberapa jus justru bisa memperparah perut kembung pada anak.
Oleh sebab itu, konsultasikan dengan dokter mengenai probiotik maupun nutrisi lain yang tepat untuk meredakan gangguan pencernaan pada si Kecil.
4. Terapkan pola makan sehat dan seimbang
Ibu juga dapat mengatasi gangguan pencernaan si Kecil dengan menyajikan menu makanan yang sehat dan seimbang.
Dilansir dari laman NHS, makanan yang kaya akan serat bisa mencegah konstipasi atau sembelit pada si Kecil. Adapun makanan yang bisa diberikan seperti roti gandum, beras merah, buah dan sayuran, serta kacang polong.
Sayangnya, tidak semua anak dapat mencerna gandum maupun biji-bijian dengan baik, sehingga dapat menyebabkan perut kembung dan sindrom iritasi usus besar. Jika terjadi demikian, berikan serat hanya dalam bentuk buah dan sayur.
Selain itu, hindari pemberian lemak berlebih untuk si Kecil. Biasanya dalam bentuk makanan berminyak, gorengan atau junk food. Hal ini dikarenakan makanan berlemak sulit dicerna dan dapat menyebabkan sakit perut.
Cobalah sajikan daging dan ikan tanpa lemak, serta makanan yang dipanggang, dibandingkan yang digoreng untuk si Kecil.
5. Ganti susu pertumbuhan biasa dengan susu pertumbuhan terhidrolisa
Meskipun ASI (Air Susu Ibu) merupakan sumber nutrisi paling baik untuk si Kecil, tidak semua Ibu mampu memberikan ASI karena satu dan lain hal.
Beberapa Ibu memberikan susu pertumbuhan sebagai alternatif dari ASI, dengan kandungan nutrisi yang sama baiknya dengan ASI untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil dan perkembangan otaknya.
Bagi yang memiliki anak dengan perut sensitif, Ibu dapat mengatasi atau mengurangi risiko gangguan pencernaan pada si Kecil dengan mengganti susu pertumbuhan biasa dengan susu pertumbuhan terhidrolisa.
Susu pertumbuhan terhidrolisa mengandung protein halus yang mudah dicerna untuk perut peka si Kecil. Pastikan Ibu memilih susu pertumbuhan terhidrolisa yang diperkaya nutrisi penting lainnya, seperti Omega 3 dan 6, Kalsium, Zat Besi, Asam Folat, Vitamin B1, B6, dan B12. Pilih juga susu pertumbuhan terhidrolisa yang tinggi DHA karena penting untuk optimalkan pertumbuhan dan perkembangan otak si Kecil.
Perlu diketahui bahwa sebaiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memberikan atau mengganti susu pertumbuhan untuk si Kecil, ya, Bu. Pemilihan nutrisi yang tepat merupakan langkah penting untuk membangun sistem imunitas si Kecil.
[embed-health-tool-vaccination-tool]