Merupakan hal yang biasa ketika bayi mengejan saat buang air besar (BAB). Namun, Anda perlu memperhatikan kondisinya ketika bayi sering mengejan. Pasalnya, ada beberapa penyebab lain kenapa bayi sering ngeden atau mengejan? Simak penjelasannya di bawah ini!
Penyebab bayi sering mengejan
Saat bayi baru lahir, ada beberapa perilaku yang menjadi perhatian orangtua untuk melihat tahapan perkembangannya. Salah satunya ketika bayi sering mengejan.
Bayi sering mengejan atau terlihat seperti ngeden (seperti sedang buang air besar) bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang umumnya tidak berbahaya.
Namun, ada juga kondisi lain yang bisa menjadi penyebab bayi sering ngeden yang mungkin perlu diwaspadai.
Berikut adalah beberapa penyebab umum bayi sering mengejan.
1. Pencernaan yang belum sempurna
Sistem pencernaan bayi yang baru lahir belum sepenuhnya berkembang, sehingga mereka mungkin mengalami kesulitan menggerakkan makanan melalui usus mereka.
Refleks gastrocolic adalah refleks yang terjadi setelah makan, di mana peregangan lambung akibat masuknya makanan merangsang gerakan peristaltik di usus besar.
Hal ini bisa membuat bayi tampak sering ngeden.
2. Kolik
Bayi yang mengalami kolik sering menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman di perut, yang bisa menyebabkan mereka terlihat ngeden.
Kolik biasanya ditandai dengan tangisan berlebihan tanpa sebab yang jelas dan sering kali terjadi pada waktu yang sama setiap hari.
3. Gas dalam perut
Bayi sering menelan udara saat menyusu atau menangis, yang kemudian bisa menyebabkan penumpukan gas di perut mereka.
Gas ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan membuat bayi mengejan untuk mencoba melepaskannya.
4. Refleks normal
Mengejan adalah refleks normal pada bayi yang mencoba untuk buang air besar.
Refleks ini terjadi saat bayi mencoba buang air besar tetapi belum mengerti cara yang benar. Mereka mungkin menegang dan mengejan saat berusaha melepaskan tinja.
Bayi mungkin terlihat berusaha keras karena mereka belum mampu mengendalikan antara relaksasi otot panggul dan tekanan perut yang diperlukan untuk buang air besar.
5. Posisi tubuh
Posisi tubuh bayi saat berbaring dapat memengaruhi tekanan pada perut dan usus mereka, yang bisa membuat mereka tampak sering ngeden.
Membaringkan bayi dalam posisi telentang adalah posisi tidur yang direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics untuk mencegah sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Namun, posisi ini bisa membuat beberapa bayi merasa lebih sulit mengeluarkan gas.
6. Konstipasi
Biasanya, bayi akan melakukan peregangan yang disertai ngeden ketika mengalami masalah pencernaan. Gas yang terkumpul di dalam perut akan membuat rasa tidak nyaman untuk mereka.
Meskipun jarang pada bayi yang hanya minum ASI, konstipasi atau sembelit bisa terjadi pada bayi. Hal ini menyebabkan bayi ngeden saat mencoba buang air besar.
Ini karena sembelit bisa membuatnya kesulitan saat akan BAB. Dikutip dari Mayo Clinic, kondisi ini terjadi karena feses bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan.
Maka dari itu, kotoran atau feses bayi menjadi keras dan kering sehingga bayi perlu lebih banyak tenaga mengeluarkannya.
Cara mengatasi penyebab bayi sering mengejan
Mengatasi bayi sering mengejan dapat melibatkan beberapa langkah tergantung pada penyebab spesifiknya.
Berikut adalah beberapa cara untuk membantu mengurangi frekuensi mengejan pada bayi.
1. Memijat bayi
Melakukan pijatan lembut pada perut bayi dengan gerakan melingkar dapat membantu meredakan gas dan memperlancar pencernaan.
Selain itu, membaringkan bayi di punggung dan menggerakkan kakinya, seperti gerakan mengayuh sepeda, dapat membantu mengeluarkan gas.
2. Mengatasi kolik
Untuk mengatasi kolik, kurangi rangsangan di sekitar bayi dengan meminimalkan suara keras dan cahaya terang.
Jika bayi disusui, pastikan ia menyusu dengan baik dan tidak terlalu cepat. Jika menggunakan botol, pilih botol dengan nipple yang dirancang untuk mengurangi udara yang tertelan.
3. Mengurangi gas dalam perut
Pastikan untuk membantu bayi sendawa setelah menyusu untuk mengeluarkan udara yang tertelan.
Saat menyusu, pastikan juga posisi kepala bayi lebih tinggi dari perut untuk mengurangi udara yang tertelan.
4. Mengenali refleks normal
Mengingat bahwa mengejan adalah bagian dari perkembangan normal, berikan waktu pada bayi untuk belajar mengendalikan otot-otot mereka.
Hindari memaksakan bayi untuk berhenti mengejan selama masih terlihat normal.
5. Mengatur posisi tubuh
Menggendong bayi dengan posisi tegak setelah menyusu dapat membantu pencernaan dan mengurangi ketidaknyamanan perut.
Pastikan juga bayi tidur dalam posisi yang nyaman dan mungkin sesekali mengubah posisi untuk mengurangi tekanan pada perut.
6. Mengatasi konstipasi
Jika bayi masih disusui, pastikan ia mendapat cukup ASI. Susu formula terkadang lebih sulit dicerna dan menyebabkan konstipasi.
Sementara itu, bila bayi sudah mulai makan makanan padat, pastikan ia mendapat cukup cairan dan tambahan asupan serat untuk bayi.
Mengamati bayi dengan seksama dan mencoba berbagai metode ini dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan dan frekuensi mengejan.
Ingat untuk selalu tetap tenang dan terus memantau kondisi bayi, karena sering kali masalah ini akan membaik seiring dengan perkembangan sistem pencernaan mereka.
Kapan harus menghubungi dokter?
Terdapat beberapa dampak bagi kondisi kesehatan, terutama pada saluran cerna, jika bayi terlalu sering ngeden.
Maka dari itu, pastikan untuk selalu memperhatikan setiap kondisi si Kecil untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan.
Jika Anda merasa khawatir tentang frekuensi atau intensitas mengejan bayi, atau jika bayi menunjukkan tanda-tanda rasa tidak nyaman yang parah, segera konsultasikan kepada dokter anak untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan yang tepat.
Kesimpulan
Bayi sering mengejan bisa disebabkan oleh kondisi yang tidak berbahaya, tetapi ada juga penyebab lainnya yang mungkin perlu diwaspadai, seperti
sembelit. Mengatasi penyebab bayi sering mengejan dapat melibatkan beberapa langkah tergantung pada penyebabnya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]