backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

1

Tanya Dokter
Simpan

Apakah Normal Jika BAB Anak Usia 2 Tahun Berwarna Hijau?

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 09/08/2021

    Apakah Normal Jika BAB Anak Usia 2 Tahun Berwarna Hijau?

    Feses berwarna hijau ketika BAB (buang air besar) dapat terjadi pada anak yang berusia kurang atau lebih dari 2 tahun. Sebagian ibu mungkin belum mengetahui penyebab hal ini terjadi. Oleh karena itu, untuk tahu apakah pencernaan anak sehat atau tidak, ibu harus sering memperhatikan kondisi kesehatan yang dialami anak. Berikut penjelasan mengenai kondisi kesehatan anak ketika memiliki feses yang berwarna hijau.

    Mempelajari alasan di balik BAB anak yang berwarna hijau

    Dalam kondisi normal, feses berwarna cokelat disebabkan oleh pigmen yang bernama bilirubin. Bilirubin dibuat di organ hepar. Awalnya bilirubin berwarna hijau kekuningan. Dari hepar, zat ini dikeluarkan ke usus kecil bersamaan dengan makanan. Saat zat ini berjalan melalui usus dan dipecah oleh tubuh kita, maka warna berubah menjadi cokelat.

    Hanya saja, sebagian pewarna alami yang terdapat dalam makanan tidak dapat dicerna sepenuhnya oleh tubuh. Oleh sebab itu, berbagai jenis makanan dapat memengaruhi warna feses.

    Khusus untuk feses yang berwarna hijau pada BAB anak usia 2 tahun, berikut beberapa kemungkinan yang dapat memengaruhi atau menjadi penyebabnya.

    Mengonsumsi makanan berwarna hijau

    bab warna hijau

    Secara logika, penyebab pertama ini mungkin yang paling mudah untuk dimengerti. Makanan yang memiliki warna hijau alami seperti bayam dan brokoli, termasuk sayuran dengan pewarna alami.

    Ketika feses anak berwarna hijau disebabkan karena mengonsumsi sayuran, ibu tidak perlu khawatir. Sayuran hijau kaya akan klorofil yang merupakan pigmen yang memberi warna pada sayur.

    Jika hanya mengonsumsi sayuran dalam jumlah kecil, feses mungkin tidak akan berubah warna hijau. Perubahan warna feses akan terjadi jika mengonsumsi jumlah yang besar dan hal ini tak hanya berlaku pada sayuran berwarna hijau saja.

    Sayuran dengan warna merah, ungu, atau kuning pun dapat menyebabkan BAB berwarna hijau.

    Diare

    bab warna hijau

    Diare termasuk gangguan saluran cerna yang umum dialami oleh anak, termasuk yang berusia dua tahun. Namun apabila saat diare, feses terlihat berwarna hijau, ibu perlu mulai waspada. Apalagi jika hal ini berlangsung selama beberapa hari.

    Agar diare tidak menyebabkan komplikasi, ibu perlu memperhatikan gejala dehidrasi pada si kecil, seperti:

    • Jarang atau berhenti buang air kecil
    • Bibir kering atau pecah-pecah
    • Kulit kering atau gatal-gatal
    • Lemah atau lesu
    • Tidak mengeluarkan keringat
    • Air mata saat menangis sedikit
    • Air urine berwarna gelap

    Sebagai upaya pencegahan dehidrasi, ibu dapat memberikan minuman dengan kandungan elektrolit, seperti air kelapa. Karena saat diare, selain kehilangan cairan dalam tubuh, dapat juga terjadi kehilangan elektrolit. Selain itu, jangan lupa untuk terus mendorong anak minum air putih.

    Diare pada umumnya akan hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan penanganan khusus. Namun, untuk menghindari masalah yang lebih serius, ibu tetap perlu waspada akan setiap gejala. Segera menemui dokter atau ahli medis apabila diare berlangsung lebih dari biasanya, apalagi jika ada tanda-tanda dehidrasi.

    Jadi, apakah BAB berwarna hijau itu berbahaya atau normal?

    Penting untuk diingat bahwa perubahan warna pada feses bersifat sementara. Ketika penyebab perubahan warna feses sudah tidak terdapat dalam sistem tubuh, feses seharusnya kembali lagi menjadi normal, yaitu berwarna kecokelatan.

    Tentu hal ini termasuk ketika BAB si kecil berwarna hijau. Ketika ibu beralih memberikan sumber serat selain sayuran hijau atau diare yang dialami si kecil sudah pulih, feses akan kembali normal.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa BAB berwarna hijau pada anak 2 tahun merupakan hal yang cukup normal terjadi dan tidak perlu dianggap merupakan sebuah ancaman.

    Di sisi lain, ibu tetap harus memastikan kebutuhan asupan serat harian anak terpenuhi agar kesehatan pencernaannya terjaga dengan baik.

    Apabila mengalami keraguan atau tetap khawatir akan kondisi kesehatan anak, ibu tetap dianjurkan untuk meminta saran dan pertolongan dari dokter atau ahli medis.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Roby Rizki · Tanggal diperbarui 09/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan