Busung lapar merupakan kondisi yang masih kerap kali terjadi di masyarakat. Kondisi ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, ketahui dan pahami informasi mengenai busung lapar berikut ini.
Apa itu busung lapar?
Busung lapar adalah istilah yang sering kali digunakan untuk merujuk pada dua jenis gizi buruk atau malnutrisi, yaitu marasmus dan kwashiorkor.
Malnutrisi adalah kondisi ketika pola makan tidak mampu mencukupi kebutuhan nutrisi harian atau tidak mengandung gizi yang seimbang.
Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh mengalami kekurangan nutrisi penting yang meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral.
Malnutrisi dapat terbagi ke dalam beberapa jenis, tergantung dari kadar nutrisi yang kurang atau tidak seimbang. Marasmus dan kwashiorkor termasuk ke dalam jenis malnutrisi protein-energi.
Pada kondisi busung lapar, kedua kondisi di atas bisa terjadi secara bersamaan menjadi kondisi marasmus-kwasiorkor.
Berdasarkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, gizi buruk dapat berkembang menjadi busung lapar dalam waktu 5 tahun sejak pertama kali muncul gejala.
Busung lapar bisa dialami oleh siapa saja dalam semua golongan usia, dimulai dari malnutrisi pada anak-anak, orang dewasa, dan juga orang lanjut usia (lansia).
Namun, kondisi ini lebih sering terjadi akibat gizi buruk pada anak, seperti pada bayi baru lahir hingga berusia 3 tahun (batita).
Meski malnutrisi bisa terjadi diberbagai negara di seluruh dunia, busung lapar umumnya terjadi di negara miskin dan negara berkembang.
Bahkan, menurut WHO, di negara-negara tersebut, sekitar 45% kematian anak di bawah usia 5 tahun ada kaitannya dengan gizi buruk yang dialami.
Apa saja gejala busung lapar?
Melansir dari NHS, ada beberapa gejala umum kekurangan gizi atau malnutrisi, termasuk busung lapar, meliputi berikut ini.
- Penurunan berat badan secara tiba-tiba, sekitar 5—10% atau lebih dari berat badan sebelumnya dalam waktu 3—6 bulan.
- Berat badan rendah hingga melebihi batas indeks massa tubuh (BMI), yaitu di bawah 18,5.
- Kehilangan nafsu makan atau minum.
- Merasa lelah setiap saat.
- Tubuh terasa lemah.
- Sering mengalami sakit atau butuh waktu penyembuhan lebih lama saat sakit.
- Pada anak-anak, tubuh tidak bertambah tinggi atau bertambah berat sesuai dengan rata-rata anak seusianya.
Apa penyebab busung lapar?
Meski sama-sama sering disebut sebagi busung lapar, marasmus dan kwashiorkor sebenarnya merupakan dua kondisi yang berbeda.
Berikut perbedaan marasmus dan kwashiorkor.
1. Kwashiorkor
Kwashiorkor merupakan kondisis serius yang terjadi akibat tubuh kekurangan protein.
Ini biasanya disebabkan oleh pola makan yang tidak mengandung cukup protein. Alhasil, proses pembentukan dan perbaikan sel (regenerasi sel) di dalam tubuh tidak dapat berjalan dengan baik.
Kondisi ini menyebabkan beberapa bagian tubuh mengalami penumpukan cairan dan pembengkakan pada tubuh (edema).
2. Marasmus
Marasmus terjadi ketika tubuh kekurangan protein dan energi akibat tidak mengonsumsi cukup protein dan kalori.
Akibatnya, tubuh tidak memiliki jumlah energi yang sangat rendah hingga menyebabkan fungsi vital tubuh dapat terhenti.
Penyebab marasmus dapat meliputi berikut ini.
- Tidak mengonsumsi cukup makanan atau makanan yang dikonsumsi mengandung terlalu sedikit nutrisi.
- Mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang tidak seimbang.
- Memiliki kondisi kesehatan tertentu yang menyebabkan tubuh sulit menyerap atau memproses nutrisi dengan baik, seperti gangguan mental, penyakit radang usus, hingga kanker.
Kondisi ini dapat ditandai dengan penurunan berat badan dan pengecilan otot yang sangat parah.
Apa saja faktor risiko busung lapar?
Busung lapar diketahui lebih berisiko dialami oleh seseorang yang memiliki faktor-faktor berikut ini.
1. Asupan makanan yang sedikit
Beberapa orang mungkin kesulitan mendapat asupan nutrisi yang cukup akibat kondisi kesehatan tertentu, seperti berikut ini.
- Tidak mendapat ASI yang cukup.
- Kondisi kesehatan tertentu, seperti kesulitan menelan (dysphagia), AIDS, dan gangguan saluran pencernaan (misalnya, diare kronis).
- Penggunaan obat-obatan tertentu yang bisa menimbulkan efek samping, seperti kehilangan nafsu makan atau diare.
Tubuh juga bisa lebih rentan kekurangan nutrisi saat sedang membutuhkan energi yang lebih banyak, misalnya:
- saat masa penyembuhan pasca operasi,
- mengalami cedera serius seperti luka bakar, atau
- memiliki kebiasaan menggerakan tubuh yang tidak disengata, seperti tremor.
2. Gangguan kesehatan mental
Kesehatan mental yang terganggu bisa memengaruhi kegiatan sehari-hari, termasuk kebiasaan makan. Penderita kesehatan mental bisa mengalami kesulitan atau tidak mau makan.
Beberapa gangguan mental tersebut yaitu sebagai berikut.
- Anoreksia.
- Demensia.
- Depresi.
- Skizofrenia.
- Trauma akibat kekerasan, pelecehan, dan penelantaran.
3. Gangguan fisik dan sosial
Pada beberapa orang, gangguan fisik dan sosial bisa membuat dirinya memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari.
Gangguan tersebut yaitu sebagai berikut.
- Kondisi gigi yang buruk atau gigi palsu yang tidak rapih, sehingga lebih sulit untuk makan.
- Keterbatasan fisik yang membatasi kemampuan bergerak.
- Tinggal sendirian dan terisolasi dari lingkungan sosial.
- Hidup dalam kemiskinan.
- Kekurangan pasokan makanan, misalnya akibat tinggal di tempat terpencil dan sulit mendapat pasokan makanan, atau akibat perang dan bencana alam.
- Ketergantungan alkohol atau obat-obatan terlarang (NAPZA).
- Tidak memiliki pengetahui yang cukup tentang nutrisi atau cara memasak.
Apa pengobatan untuk busung lapar?
Busung lapar perlu ditangani sesuai dengan masing-masing penyebabnya. Berikut ini adalah beberapa pengobatan yang mungkin akan disarankan oleh dokter.
1. Perubahan pola makan dan mengonsumsi suplemen
Mengubah pola makan bisa menjadi salah satu cara untuk memastikan tubuh mendapat asupan nutrisi yang cukup setiap hari.
Perubahan pola makan yang disarankan dapat meliputi berikut ini.
- Menjaga pola makan seimbang dan sehat.
- Mengonsumsi makanan yang diperkaya dengan nutrisi tambahan.
- Makan camilan di antara waktu makan.
- Minum minuman yang mengandung kalori yang tinggi.
- Mengonsumsi suplemen untuk membantu memenuhi nutrisi.
2. Penggunaan alat bantu makan
Jika malnutrisi disebabkan oleh gangguan fungsi tubuh akibat kondisi tertentu, misalnya kesulitan menelan, alat bantu makan mungkin bisa digunakan untuk membantu mencerna makanan.
Beberapa alat bantu makan yang bisa digunakan meliputi berikut ini.
- Selang nasogastrik (nasogastric tube/NGT), yaitu selang yang dimasukan mellui hidung ke dalam lambung
- Percutaneous endoscopic gastrostomy (PEG), yaitu selang yang dimasukan langsung ke dalam lambung atau usus secara langsung melalui sayatan di kulit perut.
- Cairan mengandung nutrisi yang dimasukan langsung ke dalam pembuluh darah melalui infus.
Biasanya, prosedur penanganan menggunakan alat bantu makan tersebut awalnya akan dilakukan di rumah sakit, tetapi kemudian bisa dilanjutkan di rumah jika kondisi sudah mulai membaik.
3. Perawatan khusus
Beberapa penderita malnutrisi perlu perawatan khusus untuk mengatasi penyebabnya, misalnya gerak tubuh yang terbatas.
Perawatan khusus yang mungkin dibutuhkan, di antaranya sebagai berikut.
- Perawat di rumah untuk membantu menyediakan makanan.
- Terapi okupasi, untuk mengatasi kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
- Terapi bicara dan bahasa, untuk membantu mengatasi kesulitan menelan dan menyarankan makanan apa saja yang mudah ditelan.
Selama menjalani pengobatan busung lapar, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter secara rutin untuk memastikan pengobatan dapat memperbaiki kondisi tubuh.
Berat badan (dan tinggi badan pada anak) akan diukur untuk memastikan perkembangan kondisi.
Jika pengobatan tidak efektif, dokter akan menyarankan pengobatan lebih lanjut dengan spesialis atau ahli.
Penanganan yang tepat bisa meningkatkan kualitas hidup penderita, serta bahkan menyelamatkan nyawa.
Kondisi busung lapar yang tidak ditangani cacat mental dan cacat fisik permanen. Pada anak-anak, gagal tumbuh juga bisa terjadi.
Pada kasus yang lebih parah, kondisi ini bisa berakibat fatal hingga menyebabkan kematian dini.
[embed-health-tool-vaccination-tool]