Jerawat adalah gangguan yang terjadi pada folikel rambut dan kelenjar sebasea. Biasanya, jerawat muncul pada anak usia remaja, tetapi ada juga yang mengalaminya sebelum si Kecil pubertas. Kondisi ini mungkin membuat orangtua khawatir karena menilai jerawat datang sebelum waktunya. Agar lebih jelas, berikut penjelasan seputar jerawat pada anak.
Jenis-jenis jerawat pada anak
Jerawat adalah kondisi yang sangat umum terjadi pada anak dan dewasa muda sekitar usia 11 hingga 30 tahun. Bila jerawat timbul di usia lebih muda, itu bisa menandakan jerawat prapubertas.
Mengutip Primary Care Dermatology Society (PCDS), jerawat prapubertas adalah kondisi umum yang biasanya tidak berhubungan dengan masalah serius, seperti endokrinopati.
Selain yang disebut dengan prapubertas, jerawat pada si Kecil umumnya terbagi menjadi empat kelompok sesuai dengan usia, yaitu:
- neonatal acne (jerawat pada bayi),
- infantile acne (jerawat balita),
- mid-childhood acne (jerawat pertengahan masa anak-anak), dan
- preadolescent acne (jerawat praremaja).
Berikut penjelasan lengkap seputar jenis jerawat pada anak kecil yang perlu orangtua pahami.
1. Jerawat neonatus (baru lahir—usia 6 minggu)
Jenis ini biasanya terjadi pada 20% bayi baru lahir. Jenis jerawat yang bisa terjadi adalah komedo dan berada pada bagian tubuh, seperti:
- kulit kepala,
- dada bagian atas,
- punggung,
- pipi,
- dagu, dan
- dahi.
Jerawat neonatus lebih sering tidak menimbulkan jaringan parut sehingga orangtua tidak perlu khawatir dengan bekasnya.
Kondisi jerawat ini lebih sering menyerang anak laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 5:1.
2. Jerawat infantil (usia 6 minggu—1 tahun)
Kondisi jerawat pada anak usia 6 minggu—1 tahun terbilang jarang terjadi. Bentuk jerawat yang muncul pada usia ini yaitu komedo, papula, pustula, dan nodul (benjolan kecil) sesekali.
Saat mengalami jerawat jenis ini, si Kecil akan mendapatkan bekas luka terutama pada bagian pipi.
Jerawat infantil tidak akan berlangsung sampai pubertas dan tidak berhubungan dengan kelainan endokrin.
Anak laki-laki lebih sering mengalami jerawat infantil daripada perempuan dengan perbandingan 3:1.
3. Jerawat pertengahan masa kanak-kanak (1—6 tahun)
Pada kelompok usia ini, jerawat sangat jarang terjadi.
Bila tumbuh jerawat pada anak usia 1—6 tahun dan bertahan cukup lama, sebaiknya konsultasikan dengan dokter endokrinologi.
Pasalnya, kondisi jerawat pada pertengahan masa kanak-kanak ini bisa terjadi karena tingginya kadar hormon androgen atau hiperandrogenisme.
4. Jerawat praremaja (7—12 tahun)
Kondisi jerawat praremaja ini bisa menjadi tanda awal pubertas. Hal ini biasanya terjadi saat usia 7—12 tahun atau sampai menarche pada anak perempuan.
Menarche adalah masa anak perempuan pertama kali menstruasi.
Jerawat yang biasanya muncul pada jenis ini adalah komedo di area T wajah, seperti dahi, hidung, alis, pipi.
Apa penyebab jerawat pada anak?
Jerawat bisa terjadi ketika pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati dan minyak (sebum). Biasanya, bakteri yang ada di kulit bisa masuk ke pori-pori yang tersumbat.
Jerawat pada anak yang baru lahir bisa terjadi karena pengaruh tingkat hormon androgen dari ibu setelah melahirkan. Kondisi ini akan berkurang sekitar satu tahun setelah melahirkan.
Saat anak berusia 7 tahun, produksi hormon androgen akan mulai lagi sehingga muncul jerawat di kulit si Kecil.
Selain itu, produksi sebum menyebabkan peningkatan bakteri seperti pada orang dewasa dan memicu penyumbatan pada pori-pori kulit kemudian muncul jerawat.
Bagaimana cara mengobati jerawat pada anak?
Perawatan dan pengobatan akan bergantung pada gejala, usia, tingkat keparahan, dan kondisi kesehatan umum anak.
Tujuan pengobatan ini untuk memperbaiki kondisi kulit dan mengurangi kemungkinan terjadi jaringan parut.
Pada dasarnya, perawatan jerawat pada anak kecil sama seperti orang dewasa dengan rentang waktu pemakaian obat selama 1—2 bulan.
Berikut adalah beberapa pilihan pengobatan untuk jerawat pada anak tergantung pada tingkat keparahannya.
1. Perawatan jerawat ringan
Untuk jerawat ringan, dokter akan meresepkan penggunaan pembersih wajah dan pelembap bebas minyak yang anak gunakan dua kali sehari.
Dokter mungkin akan menyarankan penggunaan benzoil peroksida dan retinoid topikal yang berperan sebagai antiseptik topikal. Bahan ini bisa orangtua dapatkan tanpa resep dokter.
Umumnya, retinoid topikal dan benzoil peroksida tersedia langsung dalam satu produk sehingga memudahkan orangtua dalam mencari obat.
Cara menggunakan obat jerawat untuk anak
- Benzoil peroksida. Oleskan benzoil peroksida pada area kulit anak yang berjerawat. Jika kulit anak sangat sensitif, pilih benzoil peroksida dengan konsentrasi rendah yaitu 2,5%. Terlalu tinggi konsentrasi benzoil peroksida bisa menyebabkan kulit anak kering dan iritasi.
- Retinoid topikal. Penggunaan retinoid topikal harus orangtua oleskan pada seluruh kulit yang ditumbuhi jerawat. Sebagai langkah awal, oleskan 2—3 kali seminggu, kemudian tingkatkan menjadi setiap hari.
2. Perawatan jerawat sedang
Bagi anak yang memiliki jerawat pada tingkat sedang, biasanya dokter akan memberikan obat oral.
Mengutip dari DermNet NZ, perawatan untuk anak-anak dengan jerawat sedang adalah 250 mg antibiotik oral dan eritromisin dalam dosis tunggal atau terpisah.
Eritromisin paling baik anak gunakan dengan obat topikal seperti benzoil peroksida dan/atau retinoid topikal untuk mengurangi resistensi obat jerawat.
Penggunaan obat isotretinoin terkadang perlu ketika antibiotik dan obat topikal tidak berhasil meredakan jerawat.
3. Perawatan jerawat parah
Perawatan jerawat parah hampir sama dengan kondisi sedang.
Dokter mungkin akan meresepkan isotretinoin bila penyakit kulit pada anak ini tidak membaik saat pakai antibiotik oral.
Dosis isotretinoin mulai dari 0,2—1 mg/kg/hari dan aman untuk anak-anak usia 5 bulan dan yang dengan jerawat parah.
Perawatan rumahan untuk mengatasi jerawat pada anak
Selain melakukan perawatan medis, orangtua juga bisa mengurangi kondisi peradangan kulit anak dengan cara rumahan. Berikut di antaranya.
- Tidak menyentuh area yang berjerawat.
- Hindari memencet atau berusaha memecahkan jerawat
- Membersihkan wajah dua kali sehari pakai air hangat dan sabun lembut.
- Tidak menggosok area yang berjerawat.
- Rutin mengganti sarung bantal.
Untuk mengurangi peradangan, orangtua bisa mengganti sarung bantal setiap dua atau tiga hari sekali.
Bantal menyerap minyak alami wajah, yang dapat menempel kembali ke kulit setiap tidur sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri pada kulit.
Konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat sesuai kondisi anak Anda.
[embed-health-tool-vaccination-tool]