backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Penyakit Kulit pada Anak dan Bayi yang Paling Sering Muncul

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    Penyakit Kulit pada Anak dan Bayi yang Paling Sering Muncul

    Anak-anak, terutama bayi yang baru lahir, sangat rentan mengalami masalah kulit karena kulitnya masih sangat sensitif. Lantas, apa saja penyakit kulit pada anak yang paling umum, dan bagaimana cara mengatasinya? Sebagai orangtua, hal ini sangat penting untuk dipahami agar kondisi kulit si kecil tidak semakin memburuk.  Simak ulasannya berikut ini.

    Penyakit kulit pada anak yang sering terjadi

    Sebenarnya, penyakit kulit pada bayi dan anak-anak umumnya tidak membahayakan dan mudah ditangani di rumah. Berikut berbagai masalah kulit pada bayi dan anak yang paling umum terjadi.

    1. Ruam popok

    mengatasi ruam popok bayi

    Ruam popok adalah salah satu penyakit kulit pada anak bayi yang paling umum. Kondisi ini ditandai dengan iritasi kulit berwarna merah mengilap dan terasa gatal di area bokong yang tertutup popok.

    Penyebab ruam popok pada bayi adalah karena kondisi popok yang basah dan intensitas pergantian popok yang sangat jarang. Ini membuat gesekan antar kulit bayi dan bahan kain popok bisa menyebabkan ruam.

    Ruam popok bukan kondisi serius, tapi jangan dibiarkan karena bisa berkembang menjadi infeksi jamur atau infeksi bakteri.

    Cara mengatasinya:

    Gunakan krim pelembap bayi yang mengandung zinc oxide dan lanolin untuk meredakan ruam kulit, serta mencegah iritasi semakin parah. Krim sebagai perawatan bayi baru lahir juga bantu melembapkan dan melembutkan kulit anak bayi.

    Pastikan Anda menjaga area bokong bayi tetap kering untuk mencegah ruam popok muncul kembali. Biarkan si kecil Anda sejenak tanpa menggunakan popok setelah bangun tidur.

    Selain itu, pastikan juga popok bayi tidak terlalu ketat, tapi pas dengan bokong bayi. Ketika sudah ada garis merah di kulit anak, itu tandanya popok anak sudah terlalu ketat.

    2. Jerawat

    sumber: NHS

    Jerawat pada bayi biasanya muncul di pipi, hidung, atau dahi dalam waktu satu bulan sejak bayi lahir. Jerawat bayi bisa hilang dengan sendiri biasanya tiga sampai empat bulan setelah kemunculannya.

    Jadi, Anda tidak perlu khawatir karena jerawat hanya muncul sementara. Ini salah satu penyakit kulit pada anak bayi yang sangat umum dan tidak membahayakan.

    Cara mengatasinya:

    Bersihkan badan dan wajah bayi Anda dengan air dan berikan pelembap khusus untuk mengatasi jerawat pada bayi. Hindari obat jerawat yang digunakan untuk anak-anak atau orang dewasa.

    Selain itu, seperti jerawat pada orang dewasa, jangan mencoba untuk mencubit atau memecahkan jerawat bayi Anda, karena ini akan memperburuk kondisi jerawatnya.

    Kalau jerawat terus bertambah atau tidak hilang setelah tiga bulan, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan saran cara merawat kulit bayi yang tepat.

    3. Eksim

    eksim pada bayi

    Eksim atau dermatitis atopik termasuk penyakit kulit pada anak dan bayi yang paling sering terjadi. Eksim menyebabkan kulit si kecil menjadi kering, merah dan terasa gatal. Biasanya eksim muncul di wajah, siku, dada, atau lengan.

    Penyakit kulit pada anak ini umum terjadi karena reaksi alergi terhadap sabun, losion, atau bahkan deterjen untuk mencuci pakaian bayi Anda.

    Cara mengatasinya:

    Eksim pada bayi tidak ada obatnya. Namun, umumnya dapat dikendalikan dengan baik dan sering akan hilang setelah beberapa bulan atau tahun.

    Perawatan yang paling efektif adalah untuk mencegah kulit menjadi kering dan gatal, serta menghindari pemicu yang menyebabkan kondisi kambuh.

    Gunakan pelembap kulit untuk bayi untuk mengurangi kulit kering akibat eksim pada anak bayi dan menjaga kulit si kecil tetap lembap.

    4. Kulit kering

    kulit bayi kering

    Kulit anak kering hingga bersisik adalah penyakit atau masalah yang cukup umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Sebagian anak bahkan mengalami kulit kering yang sampai mengelupas.

    Ada banyak hal yang bisa menyebabkan kulit si kecilkering. Sebagai contoh, suhu lingkungan yang panas kering atau justru terlalu dingin sehingga menyebabkan kulitnya kehilangan cairan.

    Hal yang paling sering menjadi penyebab dari kulit bayi kering adalah mandi atau main air terlalu lama. Sabun mandi yang digunakan juga bisa jadi penyebab kulit bayi kering.

    Cara mengatasinya:

    Hindari mandikan bayi terlalu lama. Setelah memandikan bayi, sebaiknya biasakan untuk mengoleskan pelembap untuk bayi agar kelembapan kulitnya terjaga. Pastikan juga si kecil mendapatkan cukup cairan.

    Biasanya kulit kering pada bayi akan hilang setelah beberapa hari. Namun, jika kondisi ini menganggu atau membuat bayi tidak nyaman, segera diskusikan dengan dokter. Dokter akan memberikan perawatan yang tepat untuk kondisi ini.

    5. Hemangioma

    hemangioma masalah kulit bayi

    Dikutip dari Mayo Clinic, hemangioma adalah tanda lahir berwarna merah cerah yang muncul saat lahir. Namun, tanda ini juga bisa timbul di minggu pertama atau kedua kehidupan bayi.

    Penyakit kulit pada anak ini terlihat seperti benjolan yang terbentuk dari pembuluh darah berlebih di kulit. bentuknya lingkaran atau oval dan ukurannya mencapai 10 cm.

    Cara mengatasinya:

    Hemangioma memang bisa hilang sendiri seiring usia anak, tapi di beberapa kasus, bisa membuat kulit gatal dan membuat bayi menggaruknya.

    Anda bisa melakukan beberapa perawatan, seperti:

    • Menjauhkan dari sinar matahari.
    • Menjaga kulit bayi tetap kering.
    • Hindari pemakaian sabun mandi bila kulit bayi luka.

    Hindari memandikan si kecil dengan cara digosok, cukup usap dengan lembut dengan memakai air hangat.

    6. Cradle cap

    sumber: NHS

    Dikutip dari NHS, cradle cap adalah masalah kulit pada bayi yang ditandai dengan ruam merah di kulit kepala yang lama-lama berubah menjadi kerak kering berwarna kuning bersisik serta berminyak.

    Kondisi ini juga disebut dengan dermatitis seboroik, dan umum terjadi pada tiga bulan pertama usia bayi. Cradle cap atau dermatitis seboroik juga bisa terjadi di wajah, telinga, dan leher.

    Kondisi ini tergolong aman, tidak membuat gatal, dan tidak menular. Akan tetapi, adanya kerak di kepala bayi kadang membuat rambut sulit tumbuh.

    Cara mengatasinya:

    Cradle cap bisa sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan. Anda bisa mencuci rambut dan kulit kepala dengan lembut menggunakan sampo khusus untuk bayi.

    Gunakan sampo khusus bayi yang memiliki formula khusus untuk kulit sensitif dan pemakaian salep yang mampu melembapkan kulit si kecil.

    7. Biduran

    biduran penyakit kulit pada anak bayi
    sumber: NHS

    Biduran adalah penyebab kulit gatal yang ditandai dengan kemunculan bentol merah melebar, menonjol, dan menyebar pada kulit.

    Dalam bahasa medis biduran disebut dengan urtikaria. penyakit kulit pada anak bayi ini dapat menyerang bagian wajah, badan, lengan, atau kaki.

    Biduran pada bayi biasa terjadi sebagai reaksi alergi makanan, umumnya adalah telur dan susu. Bisa juga karena keringat yang bergesekan dengan kulit.

    Biduran tidak membahayakan, tetapi membuat anak merasa tidak nyaman saat tidur atau sepanjang hari.

    Cara mengatasinya:

    Bila bayi Anda mengalami biduran kronis, maka segera konsultasikan pada dokter untuk penanganan lebih lanjut. Dokter mungkin akan menyarankan resep antihistamin untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan.

    8. Milia

    milia penyakit kulit pada anak bayi
    sumber: NHS

    Sekitar setengah dari semua bayi yang baru lahir mengalami bintik-bintik putih kecil di wajah yang disebut milia.

    Meski termasuk dalam masalah atau penyakit kulit pada anak bayi, ini tidak perlu diobati karena akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan.

    Mengutip dari Medlineplus, milia timbul ketika sel kulit mati terjebak di dalam kantong kecil di permukaan kulit dan mulut.

    Jika masalah kulit pada bayi tidak kunjung hilang dan menetap dalam waktu lama sehingga membuat Anda khawatir, segera kunjungi dokter.

    Dokter dapat mencari tahu apa penyebab pastinya dan mencarikan perawatan milia yang tepat sesuai kondisi anak Anda.

    Cara mengatasinya:

    Penyakit kulit yang satu ini cukup umum pada anak bayi dan sebenarnya akan hilang selama dua minggu. Namun kalau membuat tidak nyaman, Anda bisa menggunakan kompres air hangat di area yang timbul milia.

    Bila dilakukan secara rutin, kemungkinan besar bintik putih pada bayi ini akan mengering dan mengelupas dengan sendirinya.

    9. Impetigo

    impetigo penyakit kulit pada anak bayi

    Kondisi ini termasuk infeksi penyakit kulit yang umum pada anak bayi. Biasanya menyebar di bagian tubuh atau wajah, seperti hidung, pipi, dan bawah mata.

    Impetigo timbul dengan dua bentuk:

    • Bulosa yang berupa lepuh berisi cairan yang meninggalkan kerak tipis.
    • Nonbullos yang berupa borok kuning berkulit tebal dikelilingi kulit kemerahan.

    Impetigo disebabkan oleh salah satu dari dua jenis bakteri, masuk ke tubuh bayi melalui luka pada kulit.

    Cara mengatasi

    Beberapa kasus impetigo pada bayi bisa sembuh sendiri dalam jangka waktu dua sampai tiga minggu, tanpa perlu diobati.

    Namun, kalau ingin berkonsultasi ke dokter, biasanya dokter akan memberi resep antibiotik untuk mempercepat penyembuhan menjadi 7-10 hari.

    Cara tersebut juga bisa mengurangi risiko penularan pada bayi dan anak-anak lain di sekitarnya. Tipe antibiotik yang diberikan bisa dalam bentuk oles juga minum.

    10. Kurap (kadas)

    kurap
    Sumber: Healthline

    Kurap (tinea) disebabkan oleh jamur yang hidup di jaringan kulit, rambut dan kuku yang mati. Gejala kurap timbul sebagai plak bersisik atau bintil-bintil merah.

    Plak ini lalu berubah menjadi lesi merah yang berbentuk melingkar dan terasa gatal, dan kemudian menyebar, hingga melepuh atau mengelupas.

    Kondisi ini menular melalui kontak kulit-ke-kulit pada manusia atau hewan. Balita juga dapat terpapar barang-barang pribadi seperti bak mandi atau perlengkapan olahraga.

    Cara mengatasi

    Untuk mengatasi kadas pada anak-anak, dokter biasanya memberikan krim antijamur yang tidak merusak kulit si kecil.

    11. Penyakit kelima

    penyakit kelima adalah

    Penyakit kelima bersifat menular dan biasanya ringan dalam 2 minggu. Awalnya, penyakit kelima menimbulkan gejala menyerupai flu. Penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak antara usia 5 sampai 14 tahun.

    Wajah menjadi merah terang dan kemudian tubuh dipenuhi dengan ruam adalah gejala yang terlihat pada anak-anak. Infeksi pernapasan (batuk dan bersin) dan kebanyakan faktor penularan terlihat pada minggu sebelum kemunculan penyakit ini.

    Cara mengatasi

    Pengobatan dilakukan dengan istirahat yang cukup, memastikan anak mendapatkan cukup air dan elektrolit, dan meredakan rasa sakit. Hindari menggunakan aspirin untuk anak. 

    Jika si kecil terkena penyakit kelima pada saat kehamilan, maka Anda perlu periksa ke dokter dengan segera.

    12. Biang keringat

    Ini adalah salah satu kondisi kesehatan yang paling sering dialami oleh anak-anak, terutama bayi. Biang keringat (miliaria) adalah kondisi ketika keringat, sel kulit mati atau bakteri terjebak di bawah kulit. Bisa juga terjadi karena kelenjar keringat tersumbat oleh sel kulit mati.

    Biasanya biang keringat muncul ketika si kecil berada di daerah yang cuacanya panas dan sering berkeringat (beriklim tropis).

    Cara mengatasi

    Orangtua bisa mengoleskan losion yang mengandung calamine karena bisa meredaka gatal-gatal pada kulit. Pada kondisi gatal yang sangat mengganggu, bisa memakai obat amtihistamin yang membantu meredakan rasa gatal.

    Namun, diskusikan dahulu dengan dokter untuk mendapatkan dosis yang sesuai dan tepat untuk si kecil.

    Untuk pengobatan di rumah, orangtua bisa menempatkan si kecil di ruangan sejuk agar terhindari dari cuaca panas dan lembap.

    Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

    Catatan

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Riska Herliafifah · Tanggal diperbarui 16/08/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan