Mungkin Anda sudah sering mendengar istilah darah manis. Kondisi ini sering dikaitkan dengan kondisi kulit yang mudah mengalami bekas luka akibat digaruk. Bukan hanya pada orang dewasa, darah manis (prurigo) juga bisa dialami oleh anak-anak. Lalu, apa penyebab darah manis pada anak dan bagaimana cara mengatasi kondisi ini? Simak penjelasan berikut.
Apa itu darah manis pada anak?
Darah manis pada anak adalah penyakit kulit kronis yang ditandai dengan munculnya benjolan keras dan terasa sangat gatal.
Penyakit “darah manis” sebenarnya bukan nama medis dari kondisi ini, melainkan prurigo. Bukan hanya pada anak-anak, prurigo juga bisa dialami oleh orang dewasa.
Baik pada anak-anak maupun orang dewasa, benjolan kondisi ini timbul akibat kebiasaan menggaruk dan menggosokkan kulit yang dipicu oleh rasa gatal di kulit.
Maka dari itu, benjolan biasanya ada di bagian tubuh yang mudah digaruk.
Saat sudah timbul benjolan, rasa gatal bisa membuat terasa tambah parah sehingga semakin ingin digaruk dan digosok.
Hal ini juga bisa membuat benjolan menyebar dan bertambah banyak. Akibatnya, bekas luka bisa terjadi karena kulit terlalu sering digaruk.
Oleh karena itu, sangat penting untuk bisa mencegah kebiasaan menggaruk selama masa pengobatan dan penyembuhan.
Tanda dan gejala darah manis pada anak
Gejala utama prurigo atau darah manis pada anak adalah adanya benjolan keras yang terasa gatal, panas, dan menusuk pada kulit lengan, tungkai, perut, atau punggung bagian atas dan bawah.
Pada setiap anak, benjolan bisa berbeda-beda tergantung tingkat keparahan kondisi yang dialami.
Namun, awal mula benjolan umumnya sebagai berikut.
- Terdiri dari benjolan kecil, merah atau merah muda (biasanya berdiameter 3—8 mm).
- Terasa sangat gatal.
- Memiliki pinggiran berwarna gelap (hiperpigmentasi).
- Terletak di area tubuh yang mudah dijangkau, seperti lengan, tungkai, perut, serta bagian atas dan bawah punggung. Benjolan biasanya tidak timbul di telapak tangan, telapak kaki, atau wajah.
Melansir dari National Organization for Rare Disorders, berdasarkan ukurannya, benjolan bisa dibagi menjadi tiga jenis berikut.
- Papula berdiameter kurang dari 1 cm dan menonjol di atas permukaan kulit.
- Nodul berdiameter lebih besar dari 1 cm yang meluas ke dalam dermis (lapisan kulit di bawah lapisan atas kulit, epidermis) dan dapat berada di atas, bawah, atau sejajar dengan permukaan kulit.
- Plak adalah lesi yang menonjol dengan diameter lebih dari 1 cm dan lebih lebar dari kedalamannya.
Jumlah benjolan juga bisa sedikit atau bahkan sangat banyak hingga mencapai ratusan. Benjolan pun bisa berwarna cokelat, merah, atau sama seperti warna kulit.
Benjolan dapat terus terjadi selama beberapa bulan atau tahun. Saat sudah reda, terkadang benjolan juga bisa menyebabkan bekas luka berwarna gelap atau terang pada kulit.
Selain itu, rasa gatal (pruritus) juga bisa semakin parah jika kulit semakin sering digaruk.
Rasa gatal bisa terasa hilang timbul atau terus menerus, dan biasanya bisa bertambah parah akibat keringat, hawa panas, jenis kain tertentu, atau stres.
Warna kulit terkadang juga bisa memengaruhi kondisi benjolan. Pada kulit yang lebih gelap, benjolan cenderung lebih keras, besar, dan gelap.
Oleh karena itu, bekas luka hitam setelah benjolan sembuh bisa lebih lama hilang pada kulit gelap dibandingkan pada kulit yang lebih cerah.
Penyebab darah manis pada anak
Belum dapat diketahui penyebab pasti prurigo pada anak. Namun, diduga kondisi ini bisa dipicu oleh kelainan susunan saraf pada kulit anak.
Dugaan ini didukung dari pemeriksaan biopsi kulit yang menunjukkan adanya jumlah saraf berlebih pada lapisan dermis kulit, tetapi jumlah saraf yang terlalu sedikit pada lapisan epidermis.
Epidermis adalah lapisan terluar kulit, sedangkan dermis adalah lapisan di bawah epidermis.
Kelainan jumlah sel darah putih pada dermis juga bisa meningkatkan kadar sitokin dan menyebabkan rasa gatal bertambah parah.
Rasa gatal bisa berawal dari gigitan serangga, stres, dermatitis, atau penyakit kulit lainnya. Ada juga rasa gatal yang timbul akibat cedera saraf tulang belakang di bagian leher.
Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang, darah manis bisa menjadi masalah kronis yang sulit diatasi.
Rasa gatal yang terus-menerus sering kali membuat anak sulit menahan keinginan untuk menggaruk, meskipun kulitnya tidak terasa gatal.
Akibatnya, kulit bisa mengalami luka, yang kemudian meningkatkan risiko infeksi lokal.
Faktor risiko darah manis pada anak
Darah manis dapat terjadi pada siapa saja, baik anak-anak, orang dewasa, dan orang lanjut usia (lansia).
Namun, prurigo lebih rentan terjadi jika memiliki faktor risiko berikut.
- Atopi (predisposisi asma, dermatitis atopik (eksim), dan rhinitis alergi).
- Obat-obatan yang menyebabkan gatal kronis, seperti antimalaria, opioid, dan perawatan kanker yang ditargetkan.
- Penyakit dalam, seperti kanker, penyakit hati, diabetes, penyakit ginjal kronis, HIV/AIDS, dan gangguan tiroid.
Diagnosis darah manis pada anak
Dokter akan bertanya tentang gejala yang dialami oleh anak Anda dan apakah anak Anda memiliki kondisi medis yang bisa memicu prurigo.
Pemeriksaan fisik kemudian akan dilakukan untuk melihat benjolan secara langsung dan memeriksa adanya tanda-tanda goresan pada kulit Anda.
Pada umumnya, dokter sudah bisa membuat diagnosis setelah pemeriksaan ini.
Namun, jika diperlukan untuk memastikan kondisi dan penyebabnya, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan, yakni sebagai berikut.
- Biopsi kulit, dengan mengambil sampel jaringan kulit menggunakan pisau bedah atau alat lain dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk memastikan diagnosis.
- Tes darah dan tes lain, untuk memeriksa fungsi hati, ginjal, dan tiroid, dan untuk mendeteksi infeksi HIV, hepatitis C, atau infeksi parasit.
- Imunofluoresensi atau mikroskop cahaya langsung, untuk mendeteksi imunoglobulin dalam lapisan kulit di bawah epidermis.
- Uji tempel, untuk menentukan pemicu alergen yang mendasarinya.
Cara mengatasi darah manis pada anak
Pengobatan prurigo pada anak bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi rasa gatal.
Dengan begitu, kebiasaan anak menggaruk kulit yang gatal bisa berkurang sehingga benjolan dan kulit yang rusak dapat lebih cepat sembuh.
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi prurigo atau darah manis pada anak.
1. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan yang bisa digunakan untuk membantu meredakan gejala prurigo pada anak adalah sebagai berikut.
- Kortikosteroid. Obat ini dapat mengurangi peradangan dan kulit gatal. Obat ini bisa berbentuk topikal (krim atau salep), oral, atau injeksi.
- Antihistamin. Obat ini dapat membantu mengurangi rasa gatal. Gejala prurigo pada anak diharapkan dapat mereda dengan pemberian obat antihistamin.
- Obat imunomodulator. Obat imunosupresif biasanya digunakan untuk kasus yang cukup parah atau untuk benjolan yang tidak diatasi dengan cara pengobatan lain.
- Salep atau losion. Beberapa aalep atau losion yang bisa digunakan seperti krim capsaicin dan pramoxine hydrochloride (anestesi topikal). Beberapa produk yang mengandung kapur barus, mentol, dan fenol juga dapat membantu menenangkan kulit dan mengurangi rasa gatal.
2. Fototerapi
Fototerapi menggunakan paparan sinar ultraviolet (UV) dengan panjang gelombang tertentu terhadap kulit yang timbul benjolan.
Prosedur ini dapat membantu mengurangi kulit gatal dan peradangan.
3. Perawatan di rumah
Beberapa perubahan gaya hidup tertentu juga bisa menjadi cara mengatasi darah manis pada anak secara mandiri di rumah. Berikut di antaranya.
- Cobalah untuk cegah anak agar tidak menggaruk benjolan.
- Gunakan sabun anak yang lembut atau bahkan tanpa sabun sama sekali saat mandi.
- Oleskan pelembab kulit anak beberapa kali sehari.
- Jaga agar kuku anak tetap pendek.
- Kenakan sarung tangan saat tidur untuk menghindari kebiasaan menggaruk yang tidak disengaja.
Penanganan yang tepat bisa membantu mencegah benjolan menyebar atau bertambah parah. Anak pun juga bisa terhindar dari gejala kulit gatal yang mengganggu.
Kesimpulan
- Darah manis atau prurigo pada anak adalah kondisi kulit kronis yang ditandai dengan munculnya benjolan keras dan gatal.
- Penyebab pasti kondisi ini belum diketahui, tetapi diduga terkait dengan kelainan saraf pada kulit serta faktor risiko seperti alergi, penyakit dalam, atau efek samping obat-obatan.
- Gejala utama meliputi benjolan kecil yang gatal dan bisa bertambah parah akibat kebiasaan menggaruk.
- Pengobatan bertujuan untuk mengurangi rasa gatal dan peradangan melalui penggunaan obat-obatan seperti kortikosteroid, antihistamin, dan salep, serta terapi fototerapi.
- Perawatan di rumah, seperti menjaga kebersihan kulit, menghindari pemicu, dan mencegah anak menggaruk, juga penting untuk mempercepat penyembuhan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]