backup og meta

Konten Disponsori oleh GSK logo baru

Rotavirus pada Anak, Kenali Gejala hingga Pencegahan

DefinisiGejalaRisikoPencegahanVaksin

Rotavirus merupakan penyebab utama peradangan akut derajat berat di lambung dan usus (gastroenteritis) pada anak-anak di bawah usia lima tahun.¹ Bagaimana infeksi virus ini bisa terjadi? Berikut penjelasannya.

Rotavirus pada Anak, Kenali Gejala hingga Pencegahan

Apa itu rotavirus pada anak?

Rotavirus adalah sejenis virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini disebut infeksi rotavirus

Rotavirus memiliki masa inkubasi antara satu hingga tiga hari. Setelah itu, gejala muncul tiba-tiba dalam bentuk yang bervariasi.¹

Setelah terinfeksi rotavirus, anak-anak atau bayi umumnya akan merasakan gejala sekitar dua hingga tiga hari.³ Kemudian, diare dan muntah dapat berlangsung hingga satu minggu.³

World Health Organization (WHO) mendefinisikan diare akut sebagai keluarnya tinja yang encer atau cair sebanyak tiga kali atau melebihi frekuensi normal individu dalam sehari.⁴

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Bagaimana gejala rotavirus pada anak?

latihan menggunakan toilet

Infeksi rotavirus paling sering menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Infeksi ini menyebabkan keluarnya feses encer, yang disebut diare.

Gejala rotavirus yang paling umum meliputi⁵:

  • diare,
  • muntah,
  • keluarnya tinja bersama darah,
  • kelelahan,
  • anak demam,
  • mudah marah,
  • dehidrasi, dan
  • sakit perut.

Risiko rotavirus pada bayi dan anak di bawah lima tahun

Infeksi rotavirus dapat mengakibatkan berkurangnya penyerapan natrium, glukosa, dan air di usus.⁶

Dampak lainnya adalah berkurangnya kadar laktase usus, alkali fosfatase, dan aktivitas sukrase sehingga dapat menyebabkan diare isotonik.⁶

Berikut adalah beberapa risiko komplikasi rotavirus pada bayi dan anak di bawah lima tahun.

1. Dehidrasi

Diare yang parah dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak-anak.⁵

Pasalnya, anak-anak mungkin tidak dapat menyerap cairan sebanyak yang telah hilang, terutama bagi mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.²

Gejala dehidrasi anak yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut.³

  • Tidak sering buang air kecil. Pada bayi, popok basah lebih sedikit dari biasanya.
  • Kulit dingin dan kering.
  • Pusing saat berdiri.
  • Mulut dan tenggorokan kering.
  • Saat menangis, hanya sedikit air mata yang keluar atau tidak ada sama sekali.
  • Badan lesu, tidur lebih banyak, dan lebih sedikit bermain atau bertingkah sangat rewel.
  • Mata cekung atau adanya cekungan lunak di bagian atas kepala.

Anak-anak yang mengalami dehidrasi seringkali membutuhkan cairan infus untuk mengembalikan cairan tubuhnya.³

Jika dehidrasi semakin parah, anak dapat mengalami kejang (gerakan tubuh yang tiba-tiba dan tidak teratur) atau syok. Kondisi ini dapat mengancam jiwa.³

Apabila tidak segera ditangani, dehidrasi dapat menyebabkan kerusakan organ, penyakit serius lainnya, hingga kematian.²

2. Intususepsi

Komplikasi langka dari infeksi rotavirus pada bayi dan anak adalah intususepsi

Intususepsi terjadi ketika satu bagian usus masuk ke bagian usus lainnya, seperti teleskop yang terlipat.²

Hal ini dapat menyumbat usus dan menghambat aliran darah ke bagian usus tersebut.²

Pada sebagian besar kasus intususepsi, penyebabnya tidak diketahui.² Gejalanya meliputi sakit perut hebat, muntah, dan feses berdarah.²

Bayi maupun anak-anak yang mengalami komplikasi ini membutuhkan perawatan medis segera.²

3. Masalah sistem organ 

Anak-anak dengan gangguan kekebalan tubuh akibat masalah imun bawaan atau transplantasi sumsum tulang atau organ padat lebih rentan terhadap komplikasi infeksi rotavirus.⁶

Mereka dapat mengalami gastroenteritis rotavirus yang parah atau berkepanjangan.⁶

Kondisi ini memungkinkan munculnya kelainan pada beberapa sistem organ, terutama ginjal dan hati.⁶

Pencegahan rotavirus pada bayi dan anak

Rotavirus mudah menyebar.³ Virus ini bisa menular antarmanusia karena terdapat di dalam tinja.²

Rotavirus bahkan dapat bertahan di dalam tinja hingga sepuluh hari setelah gejala muncul.²

Anak dapat tertular rotavirus dari tangan yang tidak dicuci serta benda-benda di sekitarnya, seperti mainan, gagang pintu, atau gagang toilet.²

Ini artinya kontak sekecil apa pun dengan tinja, bahkan yang tidak terlihat sekalipun, dapat menyebarkan virus.²

Virus kemudian dapat berpindah dari tangan atau benda ke mulut.²

Cara memperlambat penyebaran penyakit adalah membersihkan permukaan rumah dan mencuci tangan.²

Upayakan untuk mencuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air selama minimal 20 detik, terutama pada masa-masa kritis berikut.³

  • Setelah menggunakan kamar mandi.
  • Setelah mengganti popok atau membantu anak menggunakan kamar mandi.
  • Sebelum menyiapkan makanan.

Sebuah meta-analisis studi tentang diare rotavirus pada anak di bawah 5 tahun di Ethiopia menunjukkan kaitan antara kebiasaan mencuci tangan dan risiko penularan rotavirus.⁷

Kemungkinan diare meningkat tiga kali lipat pada anak-anak yang ibunya tidak mencuci tangan pada saat-saat kritis.⁷

Risiko tersebut juga tiga kali lebih tinggi jika sang ibu mengalami diare dalam dua minggu sebelumnya.⁷

Anak-anak di rumah tangga yang tidak menggunakan air minum olahan memiliki risiko diare dua kali lipat dibandingkan dengan mereka yang berasal dari rumah tangga yang menggunakan air olahan. ⁷

Peningkatan kualitas air telah terbukti menjadi cara yang efektif untuk mencegah penyakit diare.⁷

Kerentanan tertinggi pada kelompok usia ini umumnya berkaitan dengan penurunan antibodi imun dan faktor-faktor lain yang diperoleh dari ibu, yang biasanya terjadi setelah usia 5 bulan.⁷

Namun, perlu dicatat bahwa kerentanan terhadap penyakit rotavirus menetap sepanjang hidup dengan kasus yang paling parah terjadi pada masa bayi dan saat infeksi pertama terjadi.⁷

Ini karena pemulihan dari infeksi rotavirus pertama biasanya tidak menghasilkan kekebalan permanen.⁶

Ada kemungkinan seseorang terinfeksi rotavirus lebih dari sekali, tetapi infeksi pertama biasanya menimbulkan gejala terburuk.2

Melansir Centers for Disease Control (CDC), sebuah studi kohort di Meksiko menemukan bahwa setelah satu infeksi alami, sebanyak 38% anak terlindungi dari infeksi rotavirus berikutnya.⁶

Sementara itu, sebanyak 77% terlindungi dari diare rotavirus, dan 87% terlindungi dari diare berat.⁶

Infeksi berikutnya memberikan perlindungan yang semakin besar dan umumnya tidak separah infeksi pertama.⁶

Pentingnya vaksinasi rotavirus untuk anak

jadwal imunisasi anak IDAI 2024

Salah satu cara untuk mencegah rotavirus dan melindungi kesehatan anak adalah dengan mendapatkan vaksinasi rotavirus.³

Karena virus ini sangat menular, sebagian besar anak yang tidak divaksin mengalami infeksi rotavirus pada usia lima tahun.³

Vaksin rotavirus dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi keparahan penyakit.²

Menurut situs Ikatan Dokter Anak Indonesia, terdapat 2 jenis vaksin rotavirus yaitu RV1 (monovalen) dan RV5 (pentavalen). Vaksin RV (rotavirus) diberikan kepada anak dengan cara diteteskan ke dalam mulut.⁸ 

Vaksin monovalen (RV1) diberikan dalam dua dosis di bulan ke 2 dan 4:

  • dosis pertama pada usia 6–12 minggu, lalu
  • dosis kedua dengan jarak minimal empat minggu, paling lambat diberikan pada usia 24 minggu.⁸

Sementara itu, Vaksin RV pentavalen (RV5) diberikan dalam tiga dosis di bulan ke 2, 4 dan 6:

  • dosis pertama pada usia 6–12 minggu,
  • vaksin kedua diberikan dengan interval antardosis 4–10 minggu, lalu
  • dosis ketiga paling lambat diberikan pada usia 32 minggu.⁸ 

Untuk informasi lebih lanjut, konsultasikan dengan Dokter Anda.

Materi edukasi ini disponsori oleh GSK.

NP-ID-RVU-WCNT-250002 • AD: Nov 2025 • ED: Nov 2027

Kesimpulan

  • Rotavirus adalah penyebab utama gastroenteritis berat pada anak di bawah lima tahun, dengan gejala utama berupa diare dan muntah.1,2
  • Penularan terjadi melalui tinja dan tangan yang tidak bersih sehingga kebiasaan mencuci tangan dan penggunaan air bersih sangat penting untuk mencegah infeksi.2,3
  • Vaksinasi rotavirus merupakan langkah pencegahan yang sangat efektif, karena infeksi alami tidak memberikan kekebalan permanen dan sebagian besar anak yang tidak divaksin akan terinfeksi sebelum usia lima tahun.3,6

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

  1.  National Center for Biotechnology Information. 2021. Rotavirus. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558951/, Last Accessed October 2025
  2. Mayo Clinic. 2025. Rotavirus: Symptoms & causes. Available at: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rotavirus/symptoms-causes/syc-20351300, Last Accessed October 2025
  3. Cleveland Clinic. 2023. Rotavirus. Available at: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8275-rotavirus, Last Accessed October 2025
  4. World Health Organization. 2023. Diarrhoeal disease. Available at: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease, Last Accessed October 2025
  5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2024. Waspada rotavirus pada anak. Available at: https://keslan.kemkes.go.id/view_artikel/1727/waspada-rotavirus-pada-anak, Last Accessed October 2025
  6. Centers for Disease Control and Prevention. 2023. Chapter 19: Rotavirus. In Pink Book: Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases. Available at: https://www.cdc.gov/pinkbook/hcp/table-of-contents/chapter-19-rotavirus.html, Last Accessed October 2025
  7. Kargar M. et al. Rotavirus infections and epidemiological updates. Pathogens. 2024;14(5);480.  
  8. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2024. Jadwal imunisasi anak usia 0–18 tahun. Available at: https://www.idai.or.id/professional-resources/rekomendasi/jadwal-imunisasi-anak-usia-0-18-tahun, Last Accessed October 2025

Versi Terbaru

12/11/2025

Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

6 Cara Tepat Mengatasi Diare pada Anak

7 Penyebab Sakit Perut pada Anak, Kapan Perlu Waspada?


Ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A · Kesehatan Anak · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) · Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Diperbarui 12/11/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan