backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Ciri-Ciri Alergi Udang pada Bayi dan Anak serta Cara Mengatasinya

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 03/06/2024

Ciri-Ciri Alergi Udang pada Bayi dan Anak serta Cara Mengatasinya

Kaya akan nutrisi, udang kerap menjadi pilihan orangtua dalam memberikan asupan untuk si Kecil, termasuk memperkenalkan makanan padat kepada bayi pada masa MPASI. Namun sayangnya, alergi udang adalah salah satu jenis alergi pada anak dan bayi yang kerap terjadi.

Apa saja  cirinya dan bagaimana cara mengatasinya? Ketahui jawaban lengkapnya melalui ulasan di bawah ini.

Ciri-ciri dan gejala alergi udang pada bayi dan anak

bayi ngile ruam pada bayi

Selain alergi dingin, debu, dan jamur, ada juga anak yang mengalami alergi makanan. Misalnya alergi telur, sayuran, hingga makanan laut (seafood), seperti udang. 

Alergi terhadap udang dapat menimbulkan gejala dimulai dari beberapa menit hingga jam setelah si Kecil mengonsumsi makanan tersebut. 

Pada bayi yang masih menyusu ASI, reaksi alergi ini bisa muncul bila ibu mengonsumsi udang sebelum menyusui si Kecil. Inilah yang sering kali membuat si Kecil tampak memiliki alergi ASI.

Lantas, seperti apa reaksi alergi yang muncul? Melansir Mayo Clinic, berikut ini adalah ciri-ciri, tanda, atau gejala umum alergi udang pada bayi dan anak.

  • Kulit gatal.
  • Hidung tersumbat.
  • Pembengkakan pada bibir, wajah, lidah, atau bagian tubuh lainnya.
  • Kesulitan bernapas atau sesak napas.
  • Sakit perut.
  • Diare.
  • Mual dan muntah.
  • Sakit kepala. 
  • Pada beberapa kasus, alergi udang dapat menyebabkan reaksi alergi yang parah dan berpotensi mengancam jiwa. Kondisi ini dikenal dengan syok anafilaksis

    Syok anafilaksis dapat terjadi dalam hitungan detik hingga menit setelah anak terpapar alergen, termasuk protein yang terkandung dalam udang. 

    Ini merupakan kondisi darurat medis yang perlu segera mendapatkan perawatan dari dokter. Bila tidak, alergi udang pada anak yang menyebabkan anafilaksis bisa berakibat fatal. 

    Ada beberapa tanda syok anafilaksis, di antaranya berikut ini.

    • Tenggorokan atau lidah bengkak. 
    • Rasa sesak di tenggorokan (penyempitan saluran napas), sehingga anak kesulitan bernapas. 
    • Batuk, tersedak, atau mengi yang disertai dengan kesulitan bernapas. 
    • Syok dengan penurunan tekanan darah yang parah serta denyut nadi yang cepat atau bahkan lemah. 
    • Ruam kulit yang parah serta gatal-gatal. 
    • Mual, muntah, atau diare. 
    • Pusing, sakit kepala ringan, hingga pingsan. 

    Mungkin ada gejala yang tidak disebutkan di atas. Reaksi yang ditimbulkan pun dapat berbeda-beda pada setiap anak, tergantung kondisi tubuh hingga jumlah udang yang dikonsumsi. 

    Oleh karena itu, jika muncul gejala yang mengkhawatirkan setelah si Kecil mengonsumsi udang, sebaiknya konsultasikan kepada dokter.

    Penyebab alergi udang pada bayi dan anak

    porsi makan anak 1, 2, dan 3 tahun

    Pada dasarnya, alergi terjadi akibat respons berlebihan dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat asing (alergen) yang masuk ke dalam tubuh.

    Alergi udang pada anak terjadi akibat sistem kekebalan tubuh si Kecil mengidentifikasi protein dalam udang sebagai zat yang berbahaya. 

    Melansir American Academy of Pediatrics, alergi ini akan membuat sistem kekebalan tubuh anak bereaksi secara berlebihan dengan cara mengeluarkan antibodi immunoglobulin (IgE) sebagai perlindungan tubuh dari zat yang dianggap berbahaya tersebut. 

    Nantinya, antibodi tersebut akan melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya ke dalam darah. Inilah yang menimbulkan gejala alergi yang memengaruhi kulit, saluran pencernaan, dan sistem pernapasan si Kecil.

    Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko anak dan bayi mengalami alergi terhadap makanan, termasuk udang. 

    • Faktor genetik. Orangtua yang memiliki riwayat alergi makanan atau kondisi alergi lainnya berisiko lebih tinggi untuk menurunkan alergi tersebut pada anaknya. 
    • Usia. Pemberian makanan laut, seperti udang, pada usia yang sangat dini juga dapat membuat anak berisiko mengalami alergi karena sistem pencernaan bayi belum matang sepenuhnya. 
    • Kondisi lainnya. Anak yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan lain juga mungkin memiliki alergi terhadap udang. 

    Alergi udang apakah bahaya?

    Sebenarnya, alergi udang berbahaya atau tidak bergantung pada reaksi tubuh yang terjadi. Bila reaksi dari alergi tersebut tergolong ringan, seperti ruam dan gatal-gatal, maka ini hanya menyebabkan ketidaknyamanan dan tidak mengancam jiwa. Namun, saat reaksi alergi pada tubuh tergolong parah hingga menyebabkan syok anafilaksis, maka ini perlu segera mendapatkan penanganan dari dokter karena dapat mengancam jiwa. 

    Bagaimana cara mengatasi alergi udang pada bayi dan anak?

    viral exanthem

    Satu-satunya cara yang pasti untuk mengatasi alergi udang pada anak dan bayi adalah dengan tidak memberikan udang sebagai asupan makanannya. 

    Saat si Kecil menunjukkan tanda alergi, termasuk pada udang, tapi masih tergolong ringan, dokter akan memberikan obat-obatan seperti antihistamin untuk mengurangi ruam dan rasa gatal. 

    Namun, bila anak menunjukkan reaksi alergi yang parah atau anafilaksis, segera bawa anak ke unit gawat darurat untuk mendapatkan pertolongan sesegera mungkin. 

    Nantinya, dokter akan memberikan obat seperti epinefrin (adrenalin) untuk mengobati syok yang terjadi. 

    Untuk membantu meredakan ruam dan gatal yang terjadi pada anak, Anda dapat memberikan kompres dingin guna mengurangi ketidaknyamanan. 

    Selain itu, pastikan anak tetap terhidrasi dengan baik, terutama bila ia mengalami muntah dan diare. 

    Untuk menghadapi alergi udang pada bayi dan anak, pemahaman dan kewaspadaan adalah kunci utama untuk memastikan kesehatan dan keselamatan si Kecil.

    Dengan mengenali gejala, menghindari paparan, dan menyediakan penanganan darurat yang tepat, orangtua dapat mengelola alergi ini dengan efektif. 

    Selain itu, selalu konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan saran medis yang tepat dan lakukan langkah-langkah pencegahan yang sesuai.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Putri Ica Widia Sari · Tanggal diperbarui 03/06/2024

    ad iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    ad iconIklan
    ad iconIklan