Attention deficit hyperactivity disorder atau biasa disingkat ADHD adalah salah satu gangguan perilaku yang umum terjadi pada anak. Sekitar 10% anak usia sekolah mengalami ADHD. Namun, gangguan ini tampaknya sulit untuk dipahami. Tak jarang, orang menganggap ADHD sama dengan autisme dan tidak ada perbedaan di antara keduanya.
Lantas, apa perbedaan antara autis dan ADHD? Pahami perbedaan kedua gangguan perkembangan ini melalui ulasan berikut.
Apa perbedaan antara autisme dan ADHD?
Autisme (autism spectrum disorder/ASD) dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah dua kondisi perkembangan saraf yang sering kali diperbandingkan karena beberapa gejalanya serupa.
Dilansir dari National Institute of Mental Health, ADHD adalah gangguan yang ditandai dengan kurangnya perhatian dan/atau hiperaktif serta impulsif yang mengganggu fungsi dan perkembangan otak anak.
Autisme adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan berkomunikasi, memahami hubungan sosial, dan berinteraksi dengan orang lain, sehingga kesulitan dalam memperhatikan dan menanggapi informasi sosial, seperti ekspresi wajah dan nada suara.
Dari penjelasan di atas, anak dengan ADHD dan autisme sama-sama memiliki masalah dengan perhatian.
Perilaku mereka suka berubah tiba-tiba (impulsif) dan juga sulit berkomunikasi. Mereka juga mempunyai masalah dalam berhubungan dengan orang lain.
Akan tetapi, jika diperhatikan dengan seksama, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan.
ADHD lebih memengaruhi bagaimana cara otak tumbuh dan berkembang. Sementara itu, autisme adalah rangkaian gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan bahasa, perilaku, interaksi sosial, dan kemampuan belajar.
Perbedaan autisme dan ADHD dari berbagai sisi
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa perbedaan yang ada pada anak ADHD dan autis.
1. Kemampuan fokus dan perhatian
Kekurangan perhatian, hiperaktif, dan impulsif adalah ciri utama ADHD.
Anak dengan ADHD cenderung memiliki kesulitan mempertahankan perhatian pada satu tugas atau aktivitas untuk jangka waktu yang lama, sering kali bersikap impulsif, dan tampak gelisah atau hiperaktif.
Oleh karena itu, anak ADHD cenderung menghindari hal-hal yang perlu fokus tinggi, seperti membaca buku. Mereka bahkan dari awal sudah terlihat tidak minat dengan hal-hal tersebut.
Sementara itu pada autisme, meskipun beberapa anak dengan autisme juga bisa memiliki kesulitan dalam fokus perhatian, gejala-gejala utamanya lebih terkait dengan kurang perhatian dalam berinteraksi sosial dan komunikasi.
Anak dengan autisme justru cenderung hanya ingin berusaha untuk fokus pada hal-hal yang mereka sukai.
Maka dari itu, mereka biasanya bisa mempelajari hal-hal yang mereka sukai dengan baik, seperti bermain dengan mainan tertentu.
2. Interaksi dan komunikasi dengan orang lain
Anak dengan ADHD cenderung berbicara tanpa henti. Bahkan, mereka bisa mengganggu saat orang lain berbicara dan suka jika ia menjadi dominan saat diskusi.
Mereka mungkin terlalu banyak berbicara, tidak sabar menunggu giliran berbicara, atau tidak dapat mengenali sinyal sosial.
Sementara itu, interaksi sosial yang terbatas atau kesulitan dalam membaca ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh orang lain menjadi ciri khas autisme.
Inilah perbedaan antara autisme dan ADHD dari segi interaksi dan komunikasi. Anak dengan autisme sering kali mengalami kesulitan memasukkan kata-kata ke dalam pikiran dan perasaan.
Hal ini membuat mereka mungkin akan lebih sulit dalam mengutarakan pendapatnya. Mereka juga sulit untuk melakukan kontak mata.
3. Rutinitas
Anak dengan ADHD cenderung tidak suka jika melakukan rutinitas yang sama setiap hari atau dalam waktu lama.
Sementara itu, anak dengan autisme cenderung suka dengan hal-hal yang sudah tertata. Mereka suka dengan ketertiban dan tidak suka jika rutinitas mereka tiba-tiba berubah.
4. Perkembangan motorik
Meskipun cenderung hiperaktif, gangguan motorik khas umumnya tidak ditemukan pada anak dengan ADHD.
Sementara pada beberapa anak dengan autisme, gangguan perkembangan motorik mungkin bisa terjadi, seperti koordinasi yang buruk atau gerakan tubuh yang kaku.
Apakah ADHD atau autisme bisa terjadi hingga anak dewasa?
Baik ADHD maupun autisme, keduanya bisa terjadi hingga anak berusia dewasa. Kedua kondisi ini bukan hanya terbatas pada masa kanak-kanak, walaupun gejalanya sering dikenali untuk pertama kali ketika anak masih kecil.
Apa yang harus diperhatikan saat merawat anak dengan ADHD atau autisme?
Memang sulit bagi Anda sebagai orangtua, bahkan mungkin bagi dokter untuk melihat perbedaan antara ADHD dan autisme. Kadang, beberapa anak autis juga mempunyai ADHD.
Namun bagaimana pun, diagnosis ADHD atau autisme harus ditegakkan agar anak mendapatkan perawatan yang tepat.
Perawatan yang tepat bertujuan agar gejala ADHD maupun autisme bisa dikelola, bukan untuk menyembuhkan.
Kombinasi terapi obat dan perilaku adalah cara terbaik dalam merawat anak dengan ADHD atau autisme. Terapi perilaku bertujuan untuk membantu anak mengubah perilakunya.
Anak dengan autisme mungkin harus menerima berbagai jenis terapi terkait perilaku, ucapan, integrasi sensorik, dan pembelajaran, untuk membantunya berkomunikasi dan berhubungan dengan orang lain.
Pengobatan untuk ADHD dapat mengurangi hiperaktif dan impulsif serta untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi, kerja, pemahaman, dan koordinasi fisik.
Kadang beberapa obat dengan jenis dan dosis berbeda harus dicoba sebelum menemukan satu yang tepat untuk anak.
Jadi, terlepas dari perbedaan di antara keduanya, jika anak Anda memiliki gejala ADHD atau autisme, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
[embed-health-tool-vaccination-tool]