Eksim termasuk masalah kulit bayi yang sering disebut ruam susu atau ruam ASI. padahal ASI tidak menyebabkan ruam di kulit si kecil. Lalu, apa itu eksim yang sangat sering terjadi pada bayi bahkan sampai ia berusia anak-anak? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu eksim yang sering terjadi pada bayi?
Eksim atau disebut dengan dermatitis atopik adalah kondisi kulit yang mengalami peradangan, seperti kulit kemerahan, iritasi, kasar, dan mungkin bersisik.
Kadang, benjolan kecil berisi cairan juga bisa muncul saat bayi mengalami eksim. Biasanya, eksim muncul pada bagian pipi, dahi, punggung, tangan, dan kaki.
Rasa gatal dan peradangan eksim ada dua jenis, eksim basah dan kering.
Mengutip dari KidsHealth, penyakit yang termasuk dalam dermatitis kronis ini bisa terjadi pada satu dari sepuluh anak. Gejalanya bisa muncul beberapa bulan setelah bayi lahir, atau pada usia sekitar 3 – 5 tahun.
Setengah dari anak yang mengalami eksim pada masa kecilnya, mungkin bisa mengalami eksim pada saat remaja.
Tidak perlu khawatir, eksim tidak menular. Jika bayi mempunyai eksim, mungkin harus menghindari beberapa hal yang dapat memicu eksim pada bayi kambuh.
Salah satu hal yang bisa memicu eksim adalah makanan yang dikonsumsi ibu menyusui.
Apakah eksim sama dengan ruam pipi pada bayi?
Istilah eksim susu atau ruam pipi berawal dari pemahaman bahwa segala hal yang ibu makan selama masa kehamilan dan menyusui akan terserap ke dalam ASI.
Maka ketika ibu memakan makanan yang dapat memicu reaksi peradangan atau alergi pada kulit, zat-zat tersebut akan tersalurkan ke dalam tubuh bayi lewat ASI yang ia minum.
Zat-zat pemicu peradangan tersebut juga dipercaya dapat memunculkan ruam pada pipi bayi ketika cairan ASI berkontak langsung dengan kulitnya saat menyusu.
Namun, anggapan tersebut kurang tepat. Eksim susu bukan istilah medis yang resmi dan benar untuk menggambarkan kemunculan ruam merah pada kulit si kecil.
Hal ini diperjelas oleh dr. Srie Prihianti, Sp. KK, PhD, spesialis kulit yang juga selaku ketua Kelompok Studi Dermatologi Anak (KSDAI) di PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Kelamin Indonesia).
Ketika ditemui oleh tim Hello Sehat di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (5/11), ia menegaskan bahwa ruam merah di pipi bayi tidak tepat disebut dengan eksim susu.
Dunia kedokteran hanya mengenal istilah eksim alias dermatitis atopik. Eksim tergolong sebagai salah satu jenis penyakit dermatitis yang umum terjadi pada bayi dan anak kecil.
Apa penyebab eksim pada bayi?
Eksim terjadi karena peradangan kronis yang dipicu oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi sel lemak yang disebut ceramide dalam jumlah cukup.
Penyebab eksim memang belum dapat dipastikan. Namun, ruam atau bintik kemerahan khas eksim yang menyebabkan pipi bayi merah, bersisik, dan terasa gatal tidak disebabkan oleh konsumsi atau paparan susu (ASI).
Sampai saat ini, risiko dermatitis atopik kemungkinan besar dipengaruhi oleh faktor genetik, fungsi sistem imun bayi, dan faktor eksternal lainnya.
Bayi yang memiliki eksim biasanya dilahirkan dari keluarga yang memiliki riwayat eksim, asma, dan/atau alergi rhinitis.
Mengutip dari Mayo Clinic, mutasi gen yang diwariskan anak dari orangtuanya dapat memengaruhi kemampuan perlindungan kulit.
Kerusakan pada pelindung kulit tersebut dapat membuat kulit rentan teriritasi dan terinfeksi karena kuman akan masuk ke dalam tubuh.
Eksim juga bisa disebabkan oleh alergi makanan yang diturunkan dari orangtuanya.
Mengutip dari National Eczema Association, sekitar 30 persen penderita eksim di dunia sudah lebih dulu memiliki alergi makanan. Biasanya alergi dari makanan yang mengandung kacang, telur, dan susu.
Ada kaitan antara alergi makanan, termasuk alergi susu, dengan kemunculan penyakit eksim. Namun, susu itu sendiri bukan penyebab kemunculan eksim untuk yang pertama kalinya.
Eksim sendiri merupakan jenis penyakit jangka panjang (kronis) yang gejalanya dapat membaik lalu kembali sewaktu-waktu.
Makanan penyebab ruam eksim pada bayi
Jika sedang menyusui di bawah 6 bulan yang masih minum ASI, sebaiknya ibu menghindari makan makanan di bawah ini agar bayi tidak alergi, seperti kacang, kerang, susu sapi, serta makanan yang mengandung zat aditif. Jenis makanan tersebut dapat memicu eksim pada bayi, meski ibu yang mengonsumsinya.
Apa gejala eksim pada bayi?
Menurut National Eczema Association, ciri-ciri eksim yang muncul pada bayi bisa dibedakan berdasarkan perkembangan usia mereka.
Pada bayi, gejala eksim biasanya mulai muncul di bagian wajah dalam 6 bulan pertama hidupnya.
1. Ciri eksim pada bayi di bawah 6 bulan
Ciri-ciri eksim yang paling khas muncul pada bayi di 6 bulan pertama usianya adalah: ruam
- Ruam kemerahan tiba-tiba di kulit kepala,wajah, terutama di pipi dan dahi.
- Kulit kering, bersisik, dan gatal; sisik bisa retak dan mengeluarkan cairan.
- Sulit tidur karena kulit terasa sangat gatal
- Munculnya infeksi akibat menggaruk kulit hingga terluka
- Kadang, benjolan kecil berisi cairan juga bisa muncul di permukaan kulit.
Ruam kemerahan ini dapat menimbulkan rasa gatal dan perih sehingga bisa membuat bayi rewel karena tidak nyaman.
2. Ciri eksim pada bayi usia 6 – 12 bulan
Ruam eksim yang tadinya terpusat di sekitar wajah bayi kini mulai menyebar pada bagian-bagian tubuh lainnya.
Bayi yang berusia di atas 6 bulan sampai 12 bulan cenderung mengalami ruam gatal kemerahan di siku, lutut, dan area lain yang mudah digaruk oleh tangannya.
Secara garis besar, ciri-ciri eksim pada bayi di atas 6 bulan dapat meliputi:
- Beberapa bagian kulit berubah kering dan bersisik. Awalnya pada wajah yaitu pipi, dagu, dan dahi yang bisa meluas hingga ke kaki, pergelangan tangan, siku, dan bagian lipatan tubuh.
- Terjadi iritasi kulit yang menimbulkan rasa gatal dan perih.
- Bayi merasa tidak nyaman dan kerap menangis akibat rasa gatal
- Ruam pada seluruh anggota tubuh umumnya memiliki bentuk yang identik.
Semakin sering digaruk, lapisan kulit bayi akan semakin rusak dan mudah terinfeksi dari kuman yang ada di lingkungan sekitar.
Akibatnya, kulit bisa berubah menguning dan muncul bintil kemerahan yang menimbulkan rasa sakit saat digaruk.
Bagaimana cara diagnosis eksim pada bayi?
Jika Anda melihat ruam kemerahan mirip gejala eksim pada kulit bayi, sebaiknya periksakan ke dokter. Dokter pun dapat merujuk Anda pada dokter spesialis kulit anak untuk memastikan diagnosisnya.
Selain dengan mengecek gejala yang timbul, dokter dapat menyarankan si kecil untuk menjalani beberapa pemeriksaan medis berikut:
1. Pemeriksaan kulit
Dalam hal ini dokter akan mengambil ekstrak makanan yang dianggap sebagai pemicu eksim pada bayi, kemudian dioleskan pada kulit.
Selanjutnya, dilihat apakah ada respons yang terjadi. Jika memang area kulit memerah dan pori-pori membesar, maka makanan tersebut adalah pemicu eksim pada bayi.
2. Tes darah
Pemeriksaan darah ini dilakukan untuk melihat, jenis makanan apa yang dapat menyebabkan eksim pada bayi. Untuk melakukan semua pemeriksaan ini, sebaiknya Anda konsultasikan dulu ke dokter spesialis anak.
3. Tes eliminasi makanan
Apabila makanan tertentu yang dicurigai dokter sebagai pemicu gejala eksim, dokter akan menyarankan untuk berhenti memberikannya pada bayi selama 10 – 14 hari.
Dalam rentang waktu tersebut akan diketahui apakah memang makanan tersebut dapat memicu eksim.
Setelah itu, biasanya dokter akan meminta untuk memberikan makanan tersebut lagi dalam porsi yang kecil. Hal ini untuk memastikan penyebab dermatitis atopik pada bayi.
Setelah dokter memastikan diagnosis, ia dapat merekomendasikan Anda mengenai pengobatan dermatitis terbaik untuk anak.
Apakah bisa terjadi komplikasi eksim pada bayi?
Bagi sebagian anak, gejala dermatitis atopik dapat membaik atau bahkan hilang seiring waktu. Bila gejala eksim yang muncul masih menetap, tidak membaik, membentuk nanah, dan semakin mengganggu tidur, segera periksa ke dokter.
Jika tidak segera diobati, eksim pada bayi bisa berubah menjadi komplikasi eksim, seperti:
- infeksi kulit, ketika kulit terluka akibat digaruk karena gatal parah,
- asma dan hay fever,
- dermatitis kontak,
- gangguan pada mata (bila eksim menyerang sekitar kelopak mata), serta
- gangguan tidur.
Seseorang yang memiliki eksim, terutama bayi dan anak-anak, cenderung mengalami kesulitan tidur. Siklus gatal-gatal bisa membuat anak terbangun berulang kali dan akibatnya menurunkan kualitas tidurnya.
Bagaimana pengobatan eksim pada bayi?
Meski bisa kambuh lagi sewaktu-waktu, penyakit kulit yang dianggap sebagai eksim susu sebetulnya bisa dirawat dengan perawatan untuk kulit kering dan sensitif.
Penting juga untuk menghindari pemicu yang menyebabkan eksim kambuh. Orangtua bisa meringankan gejala eksim pada bayi dengan cara di bawah ini.
1. Oles obat eksim pada bayi setelah mandi
Saat mandi, usahakan semua badan bayi terutama yang terkena eksim terendam air untuk mendapatkan kelembapan menyeluruh. Bilas dengan air bersih.
Kemudian gunakan krim obat atau salep eksim untuk bayi yang terkena air susu.
Anda bisa oleskan dalam tiga menit setelah keluar dari bak mandi untuk mempertahankan kelembapan kulitnya.
2. Pilih sabun bayi yang tidak mengandung parfum
Setelah memakai salep untuk bayi yang terkena air susu, Anda bisa memilih sabun yang tidak mengandung parfum.
Untuk cegah iritasi kulit makin parah akibat eksim susu, ada baiknya pilih sabun yang mengandung bahan hypoallergenic, tidak berwarna, dan tidak berpewangi.
Biasanya sabun yang wangi dan ada warnanya mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa memperparah eksim.
3. Pakai pelembap kulit
Disarankan untuk menggunakan pelembap hypoallergenic yang ringan (bertuliskan “mild” pada labelnya), ber-pH seimbang, dan mengandung bahan organik.
Sebaiknya, pilih pelembap kulit bayi mengandung ceramide yang berguna untuk memperbaiki jaringan kulit sensitif bayi.
Oleskan pelembap setidaknya dalam 3 – 5 menit setelah memandikan bayi. Hindari juga memakaikan bayi baju dari bahan yang kerap memicu gatal atau iritasi (wol atau kain sintetis).
4. Hindari faktor yang membuat kambuh
Dermatitis atopik adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan tapi bisa kambuh sewaktu-waktu. Itu artinya, si kecil akan memiliki penyakit ini seumur hidupnya.
Namun, tidak perlu khawatir. American Academy of Dermatology menjelaskan, untuk menghindari kekambuhan gejala eksim bayi, Anda harus menghindarkan si kecil dari faktor pemicunya.
Amati berbagai hal di sekitar bayi yang bisa dicurigai sebagai pemicu pada bayi.
Pemicu eksim pada bayi ini bisa berupa keringat, air liur, gesekan, bulu hewan, atau bahan kimia yang ada pada beberapa produk.
Pastikan bayi terhindar dari zat tersebut agar gejala tidak kambuh. Jika si kecil sering terpapar pemicu, gejala eksimnya akan cepat kambuh dan jadi lebih parah.
Apabila di lain waktu mendapati air liur memicu rasa gatal parah di dagu bayi, segera bersihkan air liur tersebut. Kemudian, oleskan petroleum jelly di sekitar kulit yang terkena.
[embed-health-tool-vaccination-tool]