Tak sedikit wejangan yang diberikan orangtua saat Anda merawat bayi. Salah satunya adalah anjuran untuk membedong perut bayi dengan gurita setelah ia baru lahir sampai berusia 3 bulan. Pemakaian gurita pada bayi diyakini bermanfaat untuk mencegah masuk angin, mengecilkan perut, dan mencegah pusar anak jadi bodong.
Namun, benarkah demikian? Ketahui faktanya melalui ulasan di bawah ini.
Perlukah pemakaian gurita pada bayi?
Jawabannya singkatnya, tidak perlu. Pemakaian gurita pada bayi sebenarnya bertentangan dengan dunia medis.
IDAI pun sudah melarang pemakaian kain lilit ini karena dinilai tidak ada manfaatnya untuk kesehatan bayi Anda.
Lalu, bagaimana dengan manfaat dan fungsi gurita bayi yang disebutkan di atas? Apakah benar gurita bisa mencegah bayi masuk angin, mengecilkan perut, dan mencegah pusar bodong?
Faktanya, hingga saat ini, tidak ada satu pun penelitian medis yang mampu membuktikan berbagai hal di atas.
Jadi, manfaat tersebut hanyalah kepercayaan turun-temurun, dan penggunaan gurita pada bayi sama sekali tidak ada manfaatnya.
Sampai umur berapa bayi pakai gurita?
Kebenaran mengenai mitos pemakaian gurita bayi
Jika Anda seorang ibu baru maupun baru kembali melahirkan, mungkin Anda disarankan oleh beberapa orang untuk memakaikan gurita pada si Kecil dengan alasan manfaatnya.
Padahal, seperti yang dijelaskan sebelumnya, kebenaran mengenai manfaat kain ini belum terbukti.
Berikut penjelasan seputar kebenaran dari mitos-mitos fungsi pemakaian gurita bayi.
1. Tidak mencegah bayi masuk angin
Perlu Anda pahami, bayi yang masuk angin umumnya terjadi karena ia menelan udara terlalu banyak.
Misalnya, bayi menangis terlalu lama atau cara menyusu yang kurang tepat. Kolik juga bisa menyebabkan perut bayi kembung dan bergas.
Cara mencegah masuk angin yang tepat pada bayi, yaitu memosisikan bayi dengan benar ketika menyusui atau menenangkannya saat menangis, bukan dengan gurita.
2. Tidak mengecilkan perut bayi
Sama seperti mencegah masuk angin, pemakaian kain lilitan ini juga bukan cara yang tepat untuk mengecilkan perut bayi baru lahir yang terlihat membesar.
Kids Health menyebut, ukuran perut bayi yang tampak besar, penuh, dan membulat adalah hal yang wajar. Ini terutama setelah bayi menyusu dalam jumlah banyak.
Pasalnya, otot perut bayi masih belum sempurna sehingga dorongan dari dalam perut dapat membuat perut bayi tampak menonjol.
Seiring bertambahnya usia, perut bayi yang seperti penuh ini akan mengempis dengan sendirinya sehingga pemakaian gurita tidak diperlukan.
3. Tidak dapat mencegah pusar bodong
Begitu pula dengan pusar yang bodong. Banyak orangtua yang khawatir dengan kondisi pusar bayinya. Padahal, pusar bodong pada bayi bukan terjadi karena tak pakai kain lilit ini.
Faktanya, pusar bodong lebih disebabkan oleh otot cincin perut yang tidak menutup dengan sempurna setelah bayi lahir. Akibatnya, usus di dalam perut menekan pusar sehingga kemudian tampak menonjol.
Pusar bodong ini umumnya akan sembuh atau menghilang dengan sendirinya seiring tumbuh kembang anak. Biasanya, hal ini terjadi ketika anak sudah berusia antara 4—5 tahun.
Masih terkait dengan pusar, pemakaian gurita untuk mengatasi tali pusat yang belum puput pun bukanlah cara perawatan yang tepat.
Tali pusat sebaiknya dibiarkan lepas sendiri. Usahakan pula agar tali pusat bayi tidak basah serta tidak terkena urine maupun tinja.
Apa saja bahaya pemakaian gurita pada bayi?
Pemakaian gurita pada bayi tidak mendatangkan manfaat apa pun. Justru, pemakaian kain lilit ini di perut berisiko menimbulkan sejumlah bahaya berikut.
1. Meningkatkan kemungkinan gumoh
Pemakaian gurita yang terlalu kencang dapat meningkatkan frekuensi gumoh maupun muntah pada bayi.
Pasalnya, kain lilit ini bisa menekan perut bayi sehingga makanan yang telah masuk ke lambung akan mengalir balik ke kerongkongan dan keluar dari mulut.
2. Menimbulkan biang keringat
Pemakaian gurita yang terlalu kencang juga bisa membuat bayi merasa kepanasan dan banyak berkeringat. Hal ini kemudian dapat menyebabkan berbagai masalah kulit bayi, seperti biang keringat.
Pasalnya, keringat yang menempel di kulit tidak dapat menguap dengan baik akibat terhalang oleh kain gurita.
3. Menyebabkan bayi sulit bernapas
Bahaya lainnya dari pemakaian gurita adalah bayi Anda bisa kesulitan bernapas, terutama bila lilitannya terlalu kencang. Mengapa demikian?
Pada dasarnya, sistem pernapasan bayi belum “matang” dan bayi baru lahir lebih sering menggunakan otot-otot perutnya untuk bernapas.
Ini artinya, ikatan lilitan yang terlalu ketat di bagian perut sudah pasti akan mengganggu gerak pernapasan bayi.
Jika hal ini terjadi, bayi bisa mengalami batuk, kesulitan bernapas, hingga kulitnya pucat karena kekurangan oksigen. Pada kondisi ini, bayi Anda memerlukan penanganan medis segera.
4. Kerusakan otak hingga kematian
Pada kondisi kesulitan bernapas, sebetulnya masih sangat mungkin untuk mengembalikan kondisi bayi dengan memberi bantuan napas atau resusitasi.
Namun, jika bayi yang baru lahir terus kekurangan oksigen, organ-organ tubuh lainnya akan terpengaruh dan bisa menimbulkan kegagalan organ.
Detak jantung, tekanan darah, dan kekuatan ototnya akan terus turun, sehingga ia akan kehilangan kesadaran.
Ada juga risiko kerusakan otak jika tidak ada cukup oksigen yang mencapai otak. Pada kasus yang fatal, bayi bisa mati kehabisan napas akibat tercekik kekurangan oksigen.
Itulah mengapa gurita pada bayi sebaiknya tidak digunakan. Bayi cukup mengenakan pakaian yang nyaman dan sesuai suhu lingkungan tanpa perlu tambahan seperti gurita.
Fokus utamanya adalah memastikan bayi merasa aman dan bebas bergerak untuk mendukung perkembangan alami si Kecil.
Kesimpulan
[embed-health-tool-vaccination-tool]