backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Amankah Seafood untuk MPASI Bayi? Perhatikan Dulu Hal Ini

Ditinjau oleh dr. Hikmah Kurniasari, MKM · Konsultan Laktasi · RS Sari Asih Ciputat


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 10/11/2023

Amankah Seafood untuk MPASI Bayi? Perhatikan Dulu Hal Ini

Proses pemberian MPASI kepada bayi sangatlah penting. Setiap jenis makanan harus diperkenalkan secara bertahap sesuai dengan usia dan perkembangannya. Lalu, bagaimana dengan makanan laut atau seafood? Apakah seafood aman untuk MPASI bayi? Perhatikan dulu info di bawah ini sebelum memberikan seafood untuk si Kecil.

Seafood untuk MPASI, apakah aman?

Ya, seafood bisa menjadi bagian dari makanan pendamping ASI (MPASI) jika diolah dengan benar dan diberikan sesuai rekomendasi dokter atau ahli gizi anak.

diberikan kepada bayi ketika mulai memasuki tahap pengenalan makanan padat, yaitu saat usia 6 bulan.

Pada usia ini, sistem pencernaan bayi biasanya sudah cukup berkembang untuk memproses jenis makanan padat.

Namun, kapan boleh memperkenalkan seafood untuk bayi? Seafood, termasuk ikan, udang dan cumi, bisa langsung diperkenalkan untuk bayi sejak ia mulai makan MPASI.

Dilansir dari Queensland Government, seafood aman diberikan kepada bayi yang telah memasuki usia 6 bulan. Apalagi ada manfaat yang bisa si Kecil peroleh dari makanan ini.

Hal ini sejalan dengan pedoman WHO (World Health Organization) terbaru tahun 2023 tentang pemberian makan bayi.

Melalui pedoman tersebut, WHO merekomendasikan pemberian protein hewani pada MPASI sejak usia 6 bulan. Salah satu sumber protein hewani tersebut, yaitu ikan, selain daging dan telur.

Di sisi lain, mengacu pada American Academy of Pediatrics, ikan dapat diberikan pada bayi sejak usia 6 bulan, sedangkan jenis seafood lainnya seperti udang, cumi, atau kerang sebaiknya diberikan ketika bayi usia 1 tahun.

Oleh karena itu, ada baiknya Anda membicarakan dengan dokter atau ahli gizi anak terlebih dahulu sebelum memasukkan seafood ke dalam jadwal MPASI bayi Anda.

Apalagi jika si Kecil memiliki kondisi medis tertentu atau ada riwayat alergi dalam keluarga.

Dokter dapat memberikan panduan dan saran yang sesuai berdasarkan kebutuhan dan kondisi khusus anak.

Manfaat seafood sebagai MPASI untuk bayi

seafood untuk diabetes

Seafood dapat menjadi bagian penting dari MPASI jika diberikan dengan hati-hati karena memiliki berbagai manfaat untuk bayi.

Beberapa manfaat seafood untuk MPASI bayi meliputi berikut ini.

1. Mendukung tumbuh kembang bayi

Seafood seperti ikan, udang, dan kerang kaya akan nutrisi penting. Ini termasuk protein kualitas tinggi, asam lemak omega-3, yodium, seng, selenium, serta vitamin B kompleks.

Nutrisi-nutrisi ini penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi serta mendukung pertumbuhan dan perkembangannya.

2. Mendukung perkembangan sistem saraf

Asam lemak omega-3, seperti DHA (asam docosahexaenoic) dan EPA (asam eicosapentaenoic), yang ditemukan dalam ikan membantu perkembangan sistem saraf, kognitif, dan penglihatan bayi.

3. Penting untuk pertumbuhan jaringan

Seafood adalah sumber protein hewani berkualitas tinggi yang penting untuk pertumbuhan serta perkembangan otot, tulang, dan jaringan bayi.

4. Sumber lemak jenuh yang rendah

Kandungan lemak jenuh dan kolesterol dalam seafood tergolong rendah, sehingga dapat menjadi pilihan yang lebih sehat ketimbang beberapa sumber protein hewani lainnya.

5. Baik untuk fungsi hormon

Seafood, terutama ikan, merupakan sumber mineral yang baik. Salah satunya, yaitu yodium yang penting untuk perkembangan kelenjar tiroid dan fungsi hormon.

Cara memberikan seafood yang aman untuk MPASI bayi

MPASI instan pakai pengawet

Pemberian seafood seperti ikan, cumi, dan udang sebagai MPASI untuk bayi bisa aman jika memperhatikan beberapa pertimbangan penting berikut ini.

1. Waspadai potensi alergi

Beberapa jenis seafood dapat menjadi pemicu alergi pada beberapa bayi.

Untuk itu, sebaiknya Anda memperkenalkan satu jenis seafood kepada bayi satu per satu. Lalu, perhatikan tanda-tanda alergi seperti ruam, gatal-gatal, sesak napas, atau muntah.

Jika ada tanda-tanda alergi, segera hentikan pemberian seafood dan konsultasikan dengan dokter.

2. Pilih seafood yang aman

Baik itu ikan, udang, atau cumi, pilihlah seafood yang segar dan berkualitas sebagai menu MPASI untuk bayi Anda. Hindari juga seafood yang telah tercemar atau rusak.

Selain itu, pilih jenis ikan yang rendah merkuri, seperti ikan salmon, cod, atau sarden. Sebaiknya, hindari ikan besar yang cenderung mengandung lebih banyak merkuri.

3. Perhatikan cara penyajian

Agar aman untuk si Kecil, sebaiknya perhatikan cara memproses serta menyajikan seafood yang tepat seperti berikut ini.

  • Pastikan seafood dimasak dengan baik untuk membunuh bakteri atau parasit yang mungkin ada. Hindari memberikan makanan laut mentah atau setengah matang, seperti sushi atau sashimi.
  • Pastikan juga untuk menghilangkan semua tulang ikan dan memasaknya dengan benar.
  • Anda mungkin juga perlu menghaluskan seafood untuk membuatnya lebih mudah dikonsumsi oleh bayi.
  • Berikan seafood dalam porsi yang sesuai dengan usia dan kemampuan makan anak.
  • Jangan berikan seafood secara berlebihan untuk menghindari risiko kelebihan asupan merkuri.

4. Konsultasi dengan dokter

Sebelum memperkenalkan seafood ke dalam menu MPASI untuk bayi, sebaiknya lakukan konsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi terlebih dahulu.

Hal ini untuk memastikan makanan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan bayi Anda.

Penting untuk selalu memperhatikan perkembangan anak dan merespons tanda-tanda reaksi alergi terhadap seafood atau ketidaknyamanan setelah memakannya.

Keselamatan dan kesehatan anak harus selalu menjadi prioritas utama, termasuk saat memberi makanan baru kepada anak.

Perlu Anda Ketahui

Agar lebih aman, Anda bisa memantau kesehatan bayi Anda dan melakukan konsultasi kepada dokter anak ketika mengenalkan jenis makanan baru kepada bayi. Setiap bayi berkembang dengan cara yang berbeda. Jadi, rekomendasi makanan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi khususnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditinjau oleh

dr. Hikmah Kurniasari, MKM

Konsultan Laktasi · RS Sari Asih Ciputat


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 10/11/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan