backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Jangan Asal, Ini 7 Cara Menyuapi Bayi Pertama Kali yang Benar

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 14/11/2023

    Jangan Asal, Ini 7 Cara Menyuapi Bayi Pertama Kali yang Benar

    Semakin berkembangnya zaman, ilmu pengetahuan pun semakin ikut berkembang. Ini termasuk pengetahuan Ibu dalam mengurus, mendidik, dan memberi makan anak. Apalagi belakangan ini banyak tren dan cara-cara baru dalam memberikan makan ke bayi. Namun, bagaimana cara yang benar menyuapi dan memberi makan bayi untuk pertama kali?

    Cara menyuapi bayi pertama kali yang benar

    merangsang pertumbuhan gigi bayi

    Menyuapi makanan padat kepada si Kecil untuk pertama kali termasuk hal yang penting dalam proses MPASI bayi.

    Anda perlu bersabar dan berikan waktu kepada bayi untuk bisa beradaptasi dengan makanan padat.

    Anda juga perlu ingat bahwa setiap bayi memiliki kemampuan makan yang berbeda. Maka dari itu, penting untuk selalu memperhatikan kebutuhan makan masing-masing bayi.

    Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu Anda menyuapi bayi untuk pertama kali dengan benar.

    1. Persiapan makan

    Cuci tangan Anda dengan baik sebelum menyentuh bayi atau persiapkan makanan bayi dengan tangan yang bersih.

    Setelah itu, sediakan peralatan makan yang diperlukan, seperti berikut ini.

    • Sendok makan bayi yang lembut dan aman.
    • Mangkuk bayi.
    • Makanan bayi yang telah disiapkan (bubur nasi, sayuran, atau makanan bayi yang sesuai dengan usia bayi Anda).
    • Piring kecil.
    • Tisu basah atau kain lembut untuk membersihkan bayi.
    • Kain pelindung (bib) agar pakaian bayi tidak terkena makanan.
    • Piring kecil atau wadah untuk menyiapkan makanan bayi.

    2. Posisi bayi

    Pastikan Anda menyediakan tempat yang nyaman untuk bayi duduk saat Anda memberi makan bayi. Letakkan bayi dalam posisi yang nyaman dan aman.

    Anda bisa menggunakan kursi bayi yang sesuai atau memegang bayi di pangkuan Anda dengan kepala yang sedikit diangkat.

    Penting untuk memastikan kepala bayi sedikit diangkat untuk mencegah bayi tersedak.

    3. Masukkan sendok makanan bayi

    Gunakan sendok bayi yang lembut serta aman dan perlahan-lahan dekatkan sendok ke mulut bayi.

    Untuk membuka mulut bayi atau merangsang refleks mengunyah, sentuh lembut bibir bawah bayi dengan sendok atau ujung jari Anda.

    Saat bayi membuka mulutnya, masukkan sendok ke dalam mulutnya perlahan-lahan, pastikan sendok tidak terlalu dalam.

    Pastikan juga makanan bisa masuk ke dalam mulut bayi dengan lembut, jangan terlalu terburu-buru.

    4. Pantau bayi

    Setelah menyuapi pertama kali, perhatikan cara bayi mengunyah dan menelan makanan.

    Jika bayi menunjukkan tanda-tanda kesulitan atau tersedak, segera berhenti memberi makan dan bantu bayi dengan lembut.

    Jangan memaksa bayi makan jika ia menolak atau tampak tidak lapar. Ini bisa menciptakan kesan negatif dengan makanan pada bayi.

    5. Ikuti waktu bayi

    Pilih waktu yang tepat untuk memberi makan bayi pertama kali. Pastikan bayi dalam keadaan tenang dan lapar.

    Ikuti waktu makan bayi dan beri makan ketika bayi menunjukkan tanda-tanda lapar, seperti mencari-cari puting, mengunyah, atau menunjukkan ketertarikan pada makanan.

    Dilansir dari Kids Health, hindari memberi makan saat bayi lelah atau sangat lapar karena bisa membuat bayi cenderung rewel.

    6. Kenalkan makanan secara perlahan

    Ketika Anda memperkenalkan makanan padat kepada bayi pertama kali, mulailah dengan makanan bayi yang lembut dan mudah dicerna, seperti bubur nasi atau sayuran yang dihaluskan.

    Periksa makanan si Kecil dan pastikan tidak ada potongan-potongan yang terlalu besar di dalamnya.

    Pastikan juga makanan telah dipanaskan atau dingin sesuai kebutuhan bayi Anda. Sebaiknya berikan makanan dalam suhu kamar atau tidak terlalu panas untuk bayi.

    7. Kenali tanda dan reaksi alergi

    Perhatikan tanda-tanda alergi atau reaksi terhadap makanan yang Anda berikan kepada bayi.

    Jika bayi menunjukkan tanda-tanda alergi seperti ruam, gatal, atau masalah pencernaan, hentikan memberi makanan tersebut dan konsultasikan kepada dokter.

    Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter anak untuk panduan lebih lanjut mengenai pengenalan makanan padat dan nutrisi yang tepat untuk bayi Anda.

    Kapan waktu yang tepat memberi makan bayi pertama kali?

    • Sebelum memberi makan bayi untuk pertama kali, pastikan dulu ia sudah siap menerima makanan selain ASI. Hal ini bisa dilihat dari tanda-tanda bayi siap makan. Bayi umumnya siap makan selain ASI jika kepalanya sudah bisa tegak sendiri dan ia sudah bisa duduk meski masih dibantu.
    • Bayi yang sudah siap makan juga akan terlihat mulai ikut tertarik melihat orang makan dan mencoba mengambil makanan di dekatnya. Kebanyakan bayi menunjukkan tanda-tanda tersebut mulai usia 6 bulan.

    Tetap awasi bayi saat ia sudah bisa makan sendiri

    menu makanan bayi 9 bulan

    Setelah menerapkan cara di atas saat menyuapi bayi pertama kali, Anda pasti senang jika akhirnya bayi Anda bisa belajar makan sendiri.

    Selain meringankan tugas ibu, kemandirian dan kecerdasan bayi pun jadi bertambah. Namun, jangan tinggalkan bayi begitu saja saat ia makan.

    Tetap perhatikan bayi saat makan. Perhatikan apa saja jenis dan berapa banyak makanan yang ia makan serta apakah kebutuhan gizi dan kalorinya tercukupi yang makanan yang ia terima.

    Terkadang, hal-hal seperti ini mungkin terlewat saat bayi makan sendiri. Jika perlu, Anda tetap menyuapi bayi saat memberi jenis makanan baru untuk pertama kali.

    Jadi, makanan yang tersaji untuk bayi benar-benar habis dan masuk ke perut bayi, bukan habis karena banyak yang tumpah saat bayi menyuapi dirinya sendiri.

    Ingat, pemberian makan ke bayi yang optimal tidak hanya bergantung pada apa makanannya, tapi juga bagaimana, kapan, di mana, dan siapa yang memberi makan bayi pertama kali.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 14/11/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan