Tak semua bayi mencapai tonggak perkembangan di waktu yang sama, termasuk saat mulai bisa duduk dan merangkak. Alhasil, orangtua kerap merasa khawatir. Meski demikian, ada berbagai cara stimulasi agar bayi cepat duduk dan merangkak yang bisa orangtua lakukan. Apa saja stimulasi tersebut? Ketahui jawabannya melalui ulasan di bawah ini.
Berbagai cara stimulasi agar bayi cepat duduk dan merangkak
Secara umum, bayi mulai belajar duduk sendiri antara usia 4 hingga 7 bulan. Kemudian, kemampuan merangkak biasanya muncul di usia 7 hingga 10 bulan.
Namun penting diingat, setiap bayi memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Ada yang bisa duduk lebih cepat, ada juga yang baru merangkak setelah ulang tahun pertamanya.
Hal ini tidak selalu menjadi tanda masalah, selama ia tetap aktif, responsif, dan mendapat stimulasi anak yang sesuai dengan usianya.
Nah, untuk menstimulasi kemampuan duduk dan merangkaknya, ada berbagai cara sederhana dan efektif yang bisa dilakukan sejak dini.
Berikut berbagai cara stimulasi agar bayi cepat duduk dan merangkak yang bisa Anda coba di rumah.
1. Memberikan waktu tummy time sejak dini
Melansir dari Zero to Three, memberikan waktu tummy time untuk si Kecil sedini mungkin, termasuk sejak lahir, dapat dilakukan sebagai stimulasi bayi duduk dan merangkak.
Hal ini karena tummy time atau waktu tengkurap sangat penting untuk memperkuat otot leher, bahu, punggung, dan lengan.
Lakukan stimulasi ini sesuai dengan usia si Kecil. Bayi baru lahir dapat tummy time selama 3–5 menit per sesi, bayi usia 3 bulan selama 15–20 menit, dan usia 6 bulan selama 20–30 menit.
2. Mendorong anak untuk menggapai mainannya
Saat tummy time, coba letakkan mainan favorit bayi sedikit di luar jangkauannya.
Ini akan memotivasi bayi untuk meraih mainan tersebut, bahkan berguling hingga mencoba merangkak.
Stimulasi bayi merangkak seperti ini memicu gerakan refleks dan memperkuat koordinasi antara tangan dan kaki.
3. Melatih bayi duduk dengan alat bantu
Saat bayi sudah bisa mengangkat kepala dengan baik, bantu ia belajar duduk dengan menyangga tubuhnya menggunakan bantal atau dudukan khusus.
Hal ini termasuk dalam bentuk stimulasi bayi duduk yang bertujuan melatih keseimbangan dan kontrol tubuh.
Anda juga bisa mendudukkan bayi di pangkuan Anda sambil berbicara atau menyanyikan lagu agar lebih menyenangkan.
4. Menciptakan lingkungan yang aman dan merangsang
Cara stimulasi agar bayi cepat duduk dan merangkak selanjutnya adalah pastikan Anda memberikan lingkungan yang aman untuk si Kecil.
Misalnya, si Kecil mungkin tidak akan suka untuk melakukan kegiatan tummy time. Agar mereka tetap nyaman, Anda bisa meletakan si Kecil di atas selimut di lantai atau menggunakan playmat.
Ingat, jangan pernah biarkan bayi belajar tengkurap tanpa pengawasan. Jadi, selalu awasi mereka saat sedang melakukan stimulasi ini.
5. Membatasi penggunaan peralatan pendukung
Sebaiknya hindari penggunaan bouncer atau baby walker. Meskipun terlihat membantu, alat-alat tersebut justru bisa membatasi gerak bayi dan menghambat perkembangan otot kakinya.
Ingat, bayi butuh waktu untuk melatih keseimbangan serta menopang berat tubuhnya sendiri.
Terlalu sering menempatkan bayi dalam alat bantu tersebut justru dapat memperlambat kemampuan untuk belajar duduk, merangkak, hingga berjalan secara mandiri.
6. Mengajarkan anak posisi tubuh merangkak
Bentuk stimulasi bayi merangkak lainnya yaitu mengenalkan berbagai gaya merangkak. Ini membantu memperkuat otot inti, melatih koordinasi, serta membangun jalur koneksi otak yang penting.
Anda bisa memberi contoh langsung dengan turun ke lantai dan melakukan gerakan seperti ingin push-up di depan bayi, atau menunjukkan cara berpindah dari posisi tengkurap ke posisi merangkak.
Letakkan bayi dalam posisi merangkak (tangan dan lutut menyentuh lantai) dan bantu ia sedikit bergoyang maju mundur untuk membiasakan gerakan tersebut.
7. Menemani si Kecil bermain di lantai
Salah satu cara paling sederhana tapi sangat efektif untuk stimulasi bayi agar cepat duduk dan merangkak adalah dengan ikut turun ke lantai bersama mereka.
Kehadiran orangtua yang aktif bisa menjadi motivasi besar bagi bayi untuk mulai bergerak dan mengeksplorasi.
Saat Anda merangkak atau bergerak dari satu titik ke titik lain di lantai, bayi Anda bisa terdorong untuk mencoba melakukan hal yang sama.
Bahkan, melihat Anda atau kakaknya merangkak bisa membuat bayi lebih cepat tertarik mencobanya.
8. Menggunakan bantuan cermin
Salah satu cara menarik dalam stimulasi bayi merangkak adalah dengan menggunakan cermin lantai yang aman untuk bayi.
Letakkan cermin di area bermain atau tempat tummy time, sehingga bayi bisa melihat pantulan dirinya sendiri.
Bayi biasanya terpesona saat melihat “bayi lain” di cermin. Padahal, itu adalah bayangan dirinya sendiri.
Rasa penasaran ini bisa memicu keinginan bayi untuk mendekat serta mendorongnya untuk menggerakkan tangan dan tubuh sebagai langkah awal menuju merangkak.
9. Hindari memaksa bayi
Meskipun niat orangtua agar bayi cepat duduk dan merangkak adalah hal yang wajar, perlu diingat bahwa stimulasi dini harus dilakukan secara tepat dan tidak memaksa.
Menekan bayi untuk menguasai keterampilan yang belum siap mereka lakukan justru bisa memperlambat proses belajar.
Selain itu, hindari terlalu sering menggunakan alat bantu seperti stroller bayi atau baby carrier dalam jangka waktu lama.
Sebab, bayi belajar merangkak, duduk, hingga berdiri dan berjalan dengan cara aktif bergerak dan mengeksplorasi sekelilingnya.
Semakin sering bayi dibiarkan bermain di lantai dalam posisi bebas, semakin besar peluangnya untuk belajar mengoordinasikan gerakan tubuh secara alami.
Daripada mendorong bayi secara berlebihan, lebih baik berikan mereka ruang, waktu, dan stimulasi bayi duduk dan merangkak yang sesuai usia.
Biarkan mereka berkembang sesuai ritmenya sambil tetap Anda dukung dengan aktivitas yang menyenangkan.
Jadi, bila bayi tidak merangkak atau duduk pada usia tertentu, tidak selalu menjadi tanda adanya gangguan serius.
Terus berikan stimulasi, dan konsultasikan kepada dokter jika ada kekhawatiran tertentu, terutama jika bayi belum juga menunjukkan tanda-tanda perkembangan motorik lainnya.
Kesimpulan
- memberikan waktu tummy time sejak dini,
- mendorong anak untuk menggapai mainannya,
- melatih bayi duduk dengan alat bantu,
- menciptakan lingkungan yang aman dan merangsang,
- membatasi penggunaan peralatan pendukung,
- mengajarkan anak posisi tubuh merangkak,
- menemani si Kecil bermain di lantai,
- menggunakan bantuan cermin, serta
- hindari memaksa bayi.