Mengamati setiap fase perkembangan bayi tentu selalu menjadi hal menarik bagi para orangtua. Tak terkecuali saat Anda merasa perkembangan bayi sedang mengalami peningkatan pada waktu tertentu atau biasa disebut dengan growth spurt.
Sudah tahukah Anda seperti apa tanda dan gejala growth spurt pada bayi? Apa yang bisa Anda lakukan untuk menenangkan bayi di masa growth spurt ini? Berikut ulasan selengkapnya.
Apa itu growth spurt pada bayi?
Growth spurt adalah masa saat pertumbuhan bayi mengalami lonjakan yang cukup pesat pada waktu-waktu tertentu.
Jika Anda pernah atau sedang merasa pertumbuhan bayi berubah cepat, ini bisa menandakan ia mengalami growth spurt.
Beberapa perubahan bayi yang mudah dikenali saat mengalami growth spurt yakni berat badan, panjang badan, hingga ukuran lingkar kepala yang berubah lebih cepat ketimbang biasanya.
Bukan hanya itu, bayi juga tampak sudah mencapai tonggak perkembangan atau menguasi kemampuan yang sebelumnya belum mampu ia lakukan.
Kapan growth spurt terjadi?
Growth spurt pada bayi bisa terjadi kapan saja selama tahun pertama kehidupannya.
Melansir dari laman Baby Centre, pertumbuhan bayi yang pesat ini biasanya berlangsung sekitar usia sebagai berikut:
Bahkan, bayi juga bisa mengalami growth spurt di sekitar usia 9 bulan, menurut Pregnancy Birth, and Baby.
Ini karena di usia tersebut biasanya kepribadian bayi sudah tampak lebih berkembang dibandingkan dengan usia sebelumnya.
Namun, proses pertumbuhan masing-masing bayi tidaklah sama. Jadi, Anda tidak perlu khawatir bila tumbuh kembang si kecil terlihat belum begitu pesat.
Apa saja tanda growth spurt pada bayi?
Bayi yang sedang mengalami kondisi ini umumnya cenderung lebih rewel dan manja. Hal ini normal dan tidak berarti bayi sedang sakit.
Oleh karena itu, ibu perlu tahu tanda dan gejala growth spurt pada bayi agar tidak salah dalam mengartikan kondisi si kecil.
Nah, berikut berbagai tanda growth spurt pada bayi:
1. Bayi lebih rewel dan manja
Tingkat kerewelan dan kemanjaan setiap bayi berbeda-beda.
Namun umumnya, growth spurt pada bayi bisa membuatnya lebih rewel dan ingin agar Anda selalu berada di dekatnya.
Hal ini tampak ketika bayi selalu ingin digendong dan justru menangis saat Anda membaringkannya di tempat tidur.
Bukan hanya itu, bayi juga terlihat masih rewel selama dan setelah menyusui.
Tidur si kecil di malam hari juga kerap gelisah dan tidak tenang sehingga membuatnya sering menangis.
Menariknya, setelah fase ini terlewati biasanya Anda akan dikejutkan oleh perkembangan kemampuan si kecil yang baru, misalnya berguling, tengkurap, merangkak, dan lainnya.
2. Nafsu makan bayi meningkat dan lebih sering menyusu
Perkembangan bayi yang pesat dapat memengaruhi nafsu makannya menjadi lebih mudah lapar.
Ini tentu membuat Anda harus lebih sering menyusui bayi ketimbang biasanya.
Perubahan ini tampak saat frekuensi menyusui bayi yang sebelumnya mungkin hanya 8 kali sehari kemudian berubah menjadi 12 kali sehari.
Jadwal menyusui bayi juga dapat berubah karena pengaruh masa growth spurt ini.
Perhatikan juga bila waktu bayi dalam sekali menyusui menjadi lebih lama dari biasanya bahkan terlihat masih lapar meski sudah menyusu.
Hal tersebut bisa menjadi tanda growth spurt pada bayi.
Lagi-lagi, Anda tak perlu cemas karena ini merupakan hal yang normal terjadi di masa tumbuh kembang si kecil.
3. Berat badan bayi bertambah
Perubahan nafsu makan dan frekuensi menyusu tentu berpengaruh pada berat badan bayi yang juga ikut bertambah.
Hal ini biasanya Anda sadari saat menggendong si kecil yang terasa lebih berat atau saat memerhatikan ukuran tubuhnya yang tampak lebih besar.
4. Lama waktu tidur bayi berubah
Selain lebih rewel, lebih sering menyusu, dan tubuh bertambah berat, fase pertumbuhan ini juga memengaruhi lama waktu tidurnya.
Ada bayi yang jam tidurnya berubah menjadi lama, tetapi ada juga bayi yang tidur lebih sebentar dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya.
Perubahan waktu tidur bayi menjadi lebih lama ini dikarenakan otak si kecil memproduksi protein bernama human growth hormone atau hormon pertumbuhan manusia (HGH) saat tidur.
Itu sebabnya, Anda mungkin menyadari perubahan jam tidur si kecil yang menjadi lebih lama di siang maupun malam hari.
Namun, bukan berarti perubahan jam tidur bayi yang lebih sebentar termasuk tidak normal.
Keduanya, baik perubahan tidur yang menjadi lebih lama maupun lebih sebentar, sama-sama menandakan bahwa bayi sedang berkembang cukup pesat.
Bagaimana cara menangani bayi yang mengalami growth spurt?
Di fase ini perkembangan ini,bayi sangat membutuhkan Anda. Berikut cara menangani growth spurt pada bayi yang bisa Anda lakukan:
1. Tenangkan saat bayi rewel dan manja
Bayi yang terlihat lebih rewel dan manja ketimbang biasanya mungkin membuat Anda bingung.
Jika kondisi ini dikarenakan si kecil sedang mengalami growth spurt, coba tenangkan dengan lebih sering meluangkan waktu bersamanya.
Anda bisa mengajak si kecil bermain, membaca buku, atau sekadar berbincang sembari menemaninya beristirahat di tempat tidur.
2. Tingkatkan frekuensi menyusu bayi
Setiap kali bayi merasa lapar dan haus, sebaiknya hindari membatasi jumlah ASI eksklusif maupun susu formula yang ia minum.
Biarkan bayi menyusu sampai ia merasa puas dan kenyang.
Jika buah hati Anda saat ini sudah makan makanan pendamping ASI (MPASI), pastikan juga si kecil mendapatkan asupan yang cukup.
Hal ini berguna untuk mengoptimalkan fase tumbuh kembang bayi di awal masa kehidupannya.
3. Penuhi waktu tidur bayi
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, growth spurt pada bayi bisa membuat waktu tidurnya menjadi lebih lama maupun lebih sedikit.
Tugas Anda yakni memastikan bayi mendapatkan waktu tidur yang cukup selama masa pertumbuhan ini.
Usahakan untuk menciptakan suasana senyaman mungkin agar tidur si kecil lebih nyenyak.
Perlukah konsultasi ke dokter?
Growth spurt yang dialami bayi pada dasarnya normal dan tidak perlu dikhawatirkan.
Tanda bahwa bayi sedang berkembang ini biasanya tidak berlangsung lama sehingga kebiasaan si kecil akan kembali seperti semula.
Namun, perhatikan jika frekuensi menyusu, makan, jam tidur, dan kerewelan bayi berubah secara mendadak bahkan disertai gejala lain seperti demam, bayi tidak ceria, dan lainnya.
Kondisi tersebut bisa menjadi pertanda bahwa si kecil sedang sakit dan merasa tidak nyaman.
Anda perlu segera memeriksakan lebih lanjut ke dokter bila gejala yang dialami bayi tampak tidak biasa.
[embed-health-tool-vaccination-tool]