backup og meta

5 Efek Bayi Menangis Terlalu Lama yang Perlu Diwaspadai

Bukan sekadar memicu kekhawatiran, menangis berlebihan pada bayi memang sebaiknya ditangani dengan segera. Meski memang ada beberapa manfaat membiarkan bayi menangis, ternyata hal ini juga bisa berdampak buruk pada tumbuh kembang bayi jika dibiarkan terlalu lama. Ketahui apa saja efek bayi menangis terlalu lama di bawah ini. 

Efek bayi menangis terlalu lama

Selain mengetahui penyebab bayi menangis kejer, perlu diketahui juga bahwa tangisan bayi yang terlalu lama bisa berdampak buruk pada perkembangan bayi.

Menangis berlebihan pada bayi, terutama yang berlangsung setelah usia 3 bulan, dapat menjadi pemicu awal masalah perkembangan kognitif, emosional, dan perilaku di masa depan.

Berikut beberapa efek yang bisa terjadi jika membiarkan bayi menangis terlalu lama. 

1. Penurunan IQ dan keterampilan motorik halus

Penelitian oleh National Institute of Child Health and Human Development (NICHD) menemukan bahwa bayi yang menangis terlalu lama setelah usia 3 bulan berisiko memiliki IQ rata-rata 9 poin lebih rendah pada usia 5 tahun.

Di usia 5 tahun, si Kecil juga bisa memiliki keterampilan koordinasi mata-tangan yang lebih buruk dibandingkan bayi tanpa masalah menangis. 

2. Risiko masalah perilaku dan emosional

Bayi yang menangis secara berlebihan (lebih dari 3 jam per hari pada usia 3 bulan) memiliki risiko dua kali lipat mengalami masalah perilaku dan suasana hati pada usia 5–6 tahun.

Masalah tersebut meliputi hiperaktivitas, masalah disiplin, dan gangguan suasana hati. Kondisi ini sebagian dipicu oleh beban pengasuhan dan perilaku agresif dari ibu yang mungkin muncul saat bayi menangis.

3. Gangguan regulasi emosi

Bayi yang menangis secara berlebihan diketahui memiliki reaktivitas negatif yang lebih tinggi dan kemampuan regulasi emosi yang lebih rendah pada usia 5 dan 10 bulan dibandingkan dengan bayi yang tidak menangis berlebihan.

Efek bayi menangis terlalu lama ini biasanya lebih sering terlihat pada perkembangan bayi laki-laki, yang menunjukkan tingkat regulasi emosi terendah.

4. Masalah tidur dan makan

Menangis berlebihan pada bayi dapat berdampak langsung terhadap munculnya masalah tidur dan makan, baik pada masa bayi maupun di kemudian hari.

Penelitian dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry juga menunjukkan bahwa menangis berlebihan pada usia awal sering kali disertai dengan gangguan tidur dan makan yang menetap hingga usia balita.

5. Dampak pada kesehatan mental ibu

Sebuah studi dalam jurnal BMC Pregnancy and Childbirth menemukan bahwa ibu dengan skor tinggi pada gejala depresi dan kecemasan selama kehamilan lebih mungkin memiliki bayi yang rewel setelah lahir.

Pasalnya, ibu dari bayi yang menangis berlebihan lebih rentan mengalami stres dan frustrasi, yang dapat memengaruhi interaksi ibu-anak dan kesejahteraan emosional ibu pascapersalinan.

Dari dampak-dampak di atas, dapat disimpulkan bahwa menangis berlebihan pada bayi tidak hanya memengaruhi perkembangan anak, tetapi juga terhadap kesehatan mental ibu. Salah satunya ibu stres saat bayi rewel atau menangis.

[embed-health-tool-baby-poop-tool]

Cara mengatasi bayi menangis terlalu lama

bayi menangis saat tidur

Untuk membantu meredakan bayi yang menangis terus-menerus dan mencegah dampaknya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan.

Berikut adalah cara mengatasi bayi menangis terlalu lama agar terhindar dari berbagai efek di atas.

  • Buat rutinitas harian yang teratur. Bayi merasa lebih tenang jika punya jadwal yang tetap untuk tidur, makan, dan bermain. Coba buat suasana tenang saat waktu tidur, seperti mematikan lampu dan mengurangi suara bising.
  • Gunakan teknik menenangkan bayi. Coba berbagai cara seperti menggendong bayi sambil berjalan, memutar suara lembut seperti “white noise,” atau memberi empeng (dot). Teknik ini bisa meniru rasa aman seperti saat bayi di dalam kandungan.
  • Konsultasi kepada dokter anak. Tangisan berlebihan bisa jadi karena masalah kesehatan. Konsultasi kepada dokter anak bisa membantu menemukan penyebabnya dan menentukan cara terbaik untuk menenangkan bayi.
  • Dukung kesehatan mental orangtua. Menangani bayi yang terus menangis bisa membuat orangtua stres dan lelah. Terapi atau konseling bisa sangat membantu untuk mengelola emosi dan mengurangi stres.
  • Ikut kelas atau edukasi untuk orangtua. Belajar tentang cara menghadapi tangisan bayi, mengenal penyebabnya, dan memahami tanda-tanda bayi bisa membantu orangtua agar tidak mudah panik.

Mengingat banyaknya efek yang mungkin ditimbulkan, sebaiknya segera respons si Kecil saat menangis, terutama jika sudah terjadi terlalu lama atau berlebihan.

Jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter jika tangisan bayi tidak normal atau disertai dengan gejala lainnya.

Kesimpulan

  • Menangis terlalu lama pada bayi bukan sekadar fase normal, tetapi dapat menimbulkan berbagai efek jangka panjang jika tidak ditangani dengan tepat.
  • Dampak yang bisa timbul pada perkembangan bayi meliputi gangguan tidur, masalah makan, keterlambatan perkembangan motorik halus, serta risiko gangguan emosional dan perilaku.
  • Selain itu, tangisan berlebihan dapat memengaruhi kesehatan mental ibu, seperti meningkatkan risiko stres dan depresi.
  • Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memahami penyebab tangisan, menerapkan rutinitas yang menenangkan, dan mencari bantuan profesional jika dibutuhkan.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Galling, B., Brauer, H., Struck, P., Krogmann, A., Mirja Gross-Hemmi, Prehn-Kristensen, A., & Mudra, S. (2023). The impact of crying, sleeping, and eating problems in infants on childhood behavioral outcomes: A meta-analysis1. https://doi.org/10.3389/frcha.2022.1099406

Maddicks, R. (2023). A short piece on maternal mental health, in light of maternal mental health awareness last month. Retrieved 22 May 2025, from https://psychologychartered.co.uk/blog/a-short-piece-on-maternal-mental-health-in-light-of-maternal-mental-health-awareness-last-month/

van der Veek, S. M., & van Rosmalen, L. (2022). Early Child Development and Care193(4), 602–615. https://doi.org/10.1080/03004430.2022.2130903

Ölmestig, T. K., Siersma, V., Birkmose, A. R., Kragstrup, J., & Ertmann, R. K. (2021). BMC Pregnancy and Childbirth21(1). https://doi.org/10.1186/s12884-021-04252-z

Zeifman, D. M., & St James-Roberts, I. (2017). Parenting the Crying Infant. Current opinion in psychology15, 149–154. https://doi.org/10.1016/j.copsyc.2017.02.009

Carnes, D., Plunkett, A., Ellwood, J., & Miles, C. (2018). Manual therapy for unsettled, distressed and excessively crying infants: a systematic review and meta-analyses. BMJ Open8(1), e019040. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2017-019040

Bamber, D., Powell, C., Long, J., Garratt, R., Brown, J., Rudge, S., Morris, T., Nishal Bhupendra Jaicim, Plachcinski, R., Dyson, S. J., Boyle, E. M., Turney, N., Chessman, J., & Ian St James-Roberts. (2019). Parental and health professional evaluations of a support service for parents of excessively crying infants19(1). https://doi.org/10.1186/s12913-019-4430-5

‌Blom, M. A., van Sleuwen, B. E., de Vries, H., Engelberts, A. C., & L’hoir, M. P. (2009). Health care interventions for excessive crying in infants: regularity with and without swaddling. Journal of child health care : for professionals working with children in the hospital and community13(2), 161–176. https://doi.org/10.1177/1367493509102476

Carnes, D., Plunkett, A., Ellwood, J., & Miles, C. (2018). Manual therapy for unsettled, distressed and excessively crying infants: a systematic review and meta-analyses. BMJ Open8(1), e019040. https://doi.org/10.1136/bmjopen-2017-019040

Bamber, D., et al. (2019). BMC Health Services Research19(1). https://doi.org/10.1186/s12913-019-4430-5

Smarius, L. J., Strieder, T. G., Loomans, E. M., Doreleijers, T. A., Vrijkotte, T. G., Gemke, R. J., & van Eijsden, M. (2017). Excessive infant crying doubles the risk of mood and behavioral problems at age 5: evidence for mediation by maternal characteristics. European child & adolescent psychiatry26(3), 293–302. https://doi.org/10.1007/s00787-016-0888-4

Stifter, C. A., & Spinrad, T. L. (2002). The Effect of Excessive Crying on the Development of Emotion Regulation. Infancy : the official journal of the International Society on Infant Studies3(2), 133–152. https://doi.org/10.1207/S15327078IN0302_2

Zeevenhooven, J., de Bruin, F. E., Schappin, R., Vlieger, A. M., van der Lee, J. H., Haverman, L., van Sleuwen, B. E., L’Hoir, M. P., & Benninga, M. A. (2022). Follow-up of infants with colic into childhood: Do they develop behavioural problems?. Journal of paediatrics and child health58(11), 2076–2083. https://doi.org/10.1111/jpc.16174

Galling, B., Brauer, H., Struck, P., Krogmann, A., Gross-Hemmi, M., Prehn-Kristensen, A., & Mudra, S. (2023). The impact of crying, sleeping, and eating problems in infants on childhood behavioral outcomes: A meta-analysis. Frontiers in child and adolescent psychiatry1, 1099406. https://doi.org/10.3389/frcha.2022.1099406

Stifter, C. A., & Spinrad, T. L. (2002). The Effect of Excessive Crying on the Development of Emotion Regulation. Infancy : the official journal of the International Society on Infant Studies3(2), 133–152. https://doi.org/10.1207/S15327078IN0302_2

Sammallahti, S., Serdarevic, F., & Tiemeier, H. (2023). Excessive Crying, Behavior Problems, and Amygdala Volume: A Study From Infancy to Adolescence. Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry62(6), 675–683. https://doi.org/10.1016/j.jaac.2023.01.014

Smarius, L. J., Strieder, T. G., Loomans, E. M., Doreleijers, T. A., Vrijkotte, T. G., Gemke, R. J., & van Eijsden, M. (2017). Excessive infant crying doubles the risk of mood and behavioral problems at age 5: evidence for mediation by maternal characteristics. European child & adolescent psychiatry26(3), 293–302. https://doi.org/10.1007/s00787-016-0888-4

Barr, R. G., Fairbrother, N., Pauwels, J., Green, J., Chen, M., & Brant, R. (2014). Maternal frustration, emotional and behavioural responses to prolonged infant crying. Infant behavior & development37(4), 652–664. https://doi.org/10.1016/j.infbeh.2014.08.012

Versi Terbaru

03/06/2025

Ditulis oleh Reikha Pratiwi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

8 Arti Tangisan Bayi dan Cara Menenangkannya

Bayi Menangis Saat BAB? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya


Ditinjau oleh dr. Patricia Lukas Goentoro, Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) · Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Diperbarui 03/06/2025

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan