backup og meta

Mengenal Pola Asuh Otoritatif dan Manfaatnya bagi Anak

Mengenal Pola Asuh Otoritatif dan Manfaatnya bagi Anak

Keberhasilan pembentukan karakter pada anak salah satunya dipengaruhi oleh model orangtua dalam menerapkan pola asuh. Pola asuh anak terbagi menjadi tiga macam, yaitu otoriter, permisif, dan otoritatif.

Masing-masing pola asuh ini mempunyai dampak bagi karakter anak. Nah, berikut ini akan dibahas perihal pola asuh otoritatif dan manfaatnya bagi perkembangan anak.

Apa itu pola asuh otoritatif?

Pola asuh otoritatif atau authoritative parenting adalah salah satu pola asuh anak yang memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku anak.

Namun, orangtua juga akan bersikap responsif, menghargai, dan menghormati pemikiran, perasaan serta mengikutsertakan anak dalam mengambil keputusan.

Maka tak heran bila gaya pengasuhan ini juga kerap dikenal dengan pola asuh demokratis.

Pasalnya, pola pendidikan otoritatif ini menempatkan musyawarah sebagai pilar dalam memecahkan berbagai persoalan, mendukung dengan penuh kesadaran, dan berkomunikasi yang baik dengan anak.

Tidak hanya itu, anak juga akan diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan mengetahui alasan orangtua tentang aturan yang ditetapkan.

Melansir American Psychological Association, anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh otoritatif ini cenderung ramah, energik, ceria, percaya diri, mengendalikan diri, ingin tahu, kooperatif, dan berorientasi pada prestasi.

Mereka juga cenderung jarang mengalami depresi dan gangguan kecemasan. Selain itu, anak juga lebih kecil kemungkinannya untuk terlibat dalam perilaku antisosial, seperti kenakalan dan penggunaan narkoba.

Manfaat menerapkan pola asuh otoritatif untuk anak

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pola asuh otoritatif ini memiliki dampak atau manfaat yang baik bagi tumbuh kembang anak, di antaranya sebagai berikut.

1. Merasa diterima

manfaat memeluk anak

Pola asuh dengan sikap orangtua yang demokratis ini ditandai adanya komunikasi yang dialogis antara orangtua dan anak.

Kondisi ini akan menciptakan kehangatan yang membuat anak merasa diterima oleh orangtua.

Anak yang merasa diterima oleh orangtuanya memungkinkan mereka untuk memahami dan menerima pesan atau nilai moral dengan baik.

2. Memiliki emosi yang stabil

Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menerapkan authoritative parenting akan mampu menahan emosinya.

Hal itu dikarenakan perkembangan emosi anak yang mungkin lebih matang dan dapat menerima setiap aturan secara rasional.

Sementara itu, orangtua dengan pola asuh demokratis pandai memenuhi kebutuhan emosional anak dan menyeimbangkannya melalui berbagai fase perkembangannya.

3. Menciptakan motivasi belajar

Authoritative parenting merupakan gaya pengasuhan yang ideal bagi sebagian besar anak.

Para orangtua yang menggunakan pola asuh anak ini akan menghadirkan lingkungan rumah yang penuh kasih sayang dan dukungan.

Selain itu, orangtua akan melibatkan anak dalam pengambilan keputusan dan menyediakan kesempatan bagi anak untuk menikmati kebebasan berperilaku sesuai usianya.

Anak-anak dengan pengasuhan otoritatif juga mungkin bisa meningkatkan motivasi belajar untuk memiliki prestasi yang bagus di sekolah.

4. Meningkatkan kemandirian

anak hiperaktif

Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa teknik-teknik asuhan orangtua yang otoritatif akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan dalam diri anak.

Hal itu membuat anak mampu mengambil keputusan sendiri yang berakibat pada munculnya tingkah laku mandiri dan melatih rasa tanggung jawab.

5. Mampu mengontrol diri

Dengan pola pendidikan otoritatif atau demokratis, anak akan mampu mengembangkan kontrol terhadap perilaku sendiri dengan hal-hal yang mudah diterima di masyarakat.

Hal tersebut mendorong anak untuk mampu berdiri sendiri, bertanggung jawab, dan yakin terhadap diri sendiri.

6. Memiliki sikap terbuka dan jujur

Authoritative parenting ini biasanya ditandai dengan sikap terbuka dan jujur antara orangtua dan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama.

Anak akan diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat, perasaan, dan keinginan. Jadi, dalam pola asuh ini terdapat komunikasi yang baik antara orangtua dan anak.

Bagaimana cara menerapkan pola asuh otoritatif ini?

Banyak penelitian terkait pola asuh otoritatif menyimpulkan bahwa cara ini menjadi gaya pengasuhan yang paling efektif dengan hasil terbaik.

Adapun beberapa cara di bawah ini yang dapat Anda lakukan untuk menerapkan pola asuh otoritatif terhadap si Kecil.

1. Bersikap terbuka

Jadilah orangtua yang terbuka terhadap apa pun kepada anak Anda. Dengan demikian, mereka pun akan ikut terbuka terhadap Anda.

Jangan segan untuk berbagi cerita atau curhat pada anak. Hal itu dilakukan supaya si Kecil juga memberikan timbal balik serupa.

Dengan begitu, anak akan terbiasa mengatakan segala masalah yang mereka hadapi kepada Anda.

2. Menjadi pendengar yang baik

berhenti menggendong anak

Terkadang, anak akan mengalami hari yang berat di sekolahnya, entah itu karena pelajaran atau sikap teman sebaya yang membuatnya bersedih.

Apabila si Kecil tengah berkeluh kesah, cobalah untuk mendengarkan dengan saksama dan membantunya dengan memberikan solusi.

3. Jangan langsung menghukum ketika melanggar aturan

Tak jarang, anak berlaku tidak disiplin hingga melanggar aturan yang telah disetujui bersama. Jika begitu, hindari menghukumnya secara langsung.

Anda mungkin bisa menerapkan cara mendisiplinkan anak dengan benar, yakni menggunakan metode time out.

Ini adalah metode di mana Anda akan mengajak anak untuk berdiskusi dan introspeksi terhadap kesalahannya.

4. Memahami perilaku dan emosi anak

pola asuh overprotektif

Tunjukkan bahwa Anda benar-benar mengerti emosi yang sedang anak Anda rasakan. Namun, ajarkan juga mereka untuk berpikir dingin dan bijak sebelum mengambil keputusan.

Selain itu, apabila anak mulai menunjukkan perilaku yang berbeda, seperti tantrum, keras kepala, tampak murung, gangguan mood, atau kehilangan motivasi, maka cobalah untuk memahaminya.

Katakanlah bahwa Anda selalu ada untuk mereka.

5. Berikan pujian

Berikan si Kecil pujian atau penghargaan ketika ia mampu mengatasi suatu masalah atau berhasil mencapai sesuatu yang baik.

Anda bisa memberikan hadiah atau kado berupa hal yang mereka inginkan.

Namun, perlu diingat, sebaiknya Anda tidak berlebihan dalam memuji anak. Pasalnya, hal itu justru bisa membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang besar kepala.

6. Jangan terlalu mengekang

Pastikan Anda tidak terlalu overprotektif atau mengekang si Kecil dan mengaturnya. Biarkan ia memilih dan melakukan apa pun yang disukai selama hal tersebut bersifat positif.

Dalam hal ini, tugas Anda adalah membimbing dan mendukung si Kecil dalam proses tumbuh kembangnya.

Kesimpulan

Setiap orangtua tentu memiliki caranya sendiri dalam menerapkan pola asuh anak. Pola asuh otoritatif mungkin bukan gaya pengasuhan yang sempurna, tetapi metode ini diyakini oleh banyak ahli memiliki dampak yang efektif pada perkembangan anak hingga ia dewasa.

[embed-health-tool-vaccination-tool]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Parenting styles. (n.d.). https://www.apa.org. Retrieved 18 July 2022, from https://www.apa.org/act/resources/fact-sheets/parenting-styles

(n.d.). Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana. Retrieved 18 July 2022, from  https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/9293/2/T2_832013014_BAB%20II.pdf

Authoritative parenting style. (2017, January 19). MSU Extension. Retrieved 18 July 2022. from https://www.canr.msu.edu/news/authoritative_parenting_style

Authoritative parenting stimulates academic achievement, also partly via self-efficacy and intention towards getting good grades. Retrieved 18 July 2022, from https://doi.org/10.1371%2Fjournal.pone.0265595

(n.d.). Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta. Retrieved 18 July 2022, from https://staffnew.uny.ac.id/upload/132309077/penelitian/ARTIKEL+POLA+ASUH.pdf

Versi Terbaru

28/07/2022

Ditulis oleh Adhenda Madarina

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

Studi: Pola Asuh Religius Bikin Anak Sehat Mental?

Parental Burnout, Stres yang Tidak Biasa Saat Mengasuh Anak


Ditinjau secara medis oleh

dr. Carla Pramudita Susanto

General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Adhenda Madarina · Tanggal diperbarui 28/07/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan