Belajar adalah salah satu aspek hidup yang harus dilakukan anak agar bisa bertumbuh kembang dengan baik. Meski begitu, setiap anak punya gaya belajar sendiri-sendiri sesuai minat dan kepribadiannya. Apa saja gaya belajar anak yang perlu Anda ketahui? Yuk simak di sini ya.
Cari tahu metode pembelajaran yang cocok untuk anak
Anda sebaiknya tidak langsung menganggap si kecil malas atau kurang cerdas jika tampak ogah-ogahan belajar. Mungkin ia bertindak begitu karena metode pembelajaran selama ini kurang cocok buat dirinya.
Melansir The Center for Parenting Education, secara umum metode belajar anak terbagi atas beberapa 3 jenis yaitu auditori, visual dan kinestetik. Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasannya satu per satu.
1. Gaya belajar anak auditori (mendengarkan)
Anak yang auditori biasanya menyerap informasi secara optimal dengan mengandalkan indera pendengaran. Ia akan lebih mudah memahami penjelasan yang disampaikan padanya dengan cara diucapkan.
Beberapa tanda berikut menunjukkan bahwa anak lebih baik dalam mendengarkan.
- Anak sangat cepat mengingat kata-kata dari cerita dan lagu.
- Ia mampu mengulangi frasa dan komentar yang tidak sengaja ia dengar.
- Senang mendengarkan musik sambil bersenandung atau bernyanyi.
- Senang apabila diajak diskusi atau diminta untuk berbicara dan menjelaskan tentang suatu hal.
- Senang bekerja dalam kelompok.
- Anak berbicara dengan suara keras kepada dirinya sendiri ketika mereka belajar lalu menulis ulang setiap kalimatnya agar ingat.
- Senang bercerita tentang hal apapun yang ia alami.
- Anak senang jika dibacakan dongeng atau cerita lainnya.
- Ia lebih suka mendengarkan penjelasan secara langsung dibanding harus membaca instruksi tertulis.
- Biasanya lebih fokus jika mendengarkan musik sambil belajar.
Anak yang auditori memiliki keunggulan berikut:
- lebih mudah memahami penjelasan guru dan orang tua,
- lebih mudah menghafal,
- mudah memahami isi bacaan, dan
- mengerti hitungan yang dikemas dalam soal cerita.
Adapun kekurangan anak dengan gaya belajar ini antara lain.
- Sulit berkonsentrasi jika berada di ruangan yang berisik.
- Sering kali sulit diajak kontak mata.
- Terkesan mengabaikan orang yang berbicara dengannya.
- Nampak sibuk dengan dunianya sendiri dan seolah tidak memerhatikan.
Meski nampak tidak peduli, jangan sekali-kali Anda meremehkan kemampuan mendengar anak dengan gaya belajar auditori. Di balik sikapnya yang acuh tak acuh, ia sebenarnya mencerna semua informasi yang Anda katakan.
Untuk memastikan ia memahami perkataan Anda, lontarkanlah pertanyaan seperti, “Sudah paham, belum?” atau “Gimana, Ibu bacanya kecepetan atau justru lambat? Ada yang kurang dimengerti?”.
Agar lebih mudah memahami materi, anak auditori dapat menerapkan teknik berikut.
- Merekam penjelasan guru untuk kemudian didengarkan kembali.
- Menganalisa dengan cara berdikusi dengan orang lain.
- Menghafal sambil bersuara keras.
2. Gaya belajar anak visual (melihat)
Seperti namanya, anak-anak yang visual biasanya lebih mudah menyerap informasi dari melihat simbol atau gambar. Anak ini lebih mengandalkan indera penglihatan dan imajinasinya.
Agar proses belajar mereka berjalan dengan optimal, anak ini biasanya harus melihat atau memvisualisasikan materi pelajaran agar lebih mudah diserap olehnya.
Secara umum, beberapa ciri yang menandakan anak unggul dalam hal visual antara lain.
- Anak lebih mudah mengingat sesuatu dengan cara melihat foto, ilustrasi, serta menonton televisi atau video.
- Senang mencoret-coret saat mendengarkan informasi yang dianggapnya penting.
- Anak lebih senang bercerita lewat gambar dibanding harus berbicara secara langsung.
- Lebih tertarik pada seni gambar, lukis, dan pahat ketimbang musik.
Anak dengan visual yang baik memiliki keunggulan seperti:
- cepat mengenali bentuk, warna, dan huruf,
- mudah memahami simbol dan gambar,
- lebih cepat membaca,
- mudah mengenali wajah orang lain,
- mudah mengingat alamat atau tempat, serta
- tidak merasa terganggu ketika suasana di sekitarnya ramai atau bising.
Adapun kekurangan anak yang visual antara lain.
- Mudah kehilangan konsentrasi jika orang di sekitarnya berlalu lalang.
- Kesulitan jika harus mengatakan sesuatu kepada orang lain.
- Cenderung kesulitan jika harus berbicara di depan umum.
Jika anak Anda mengarah pada gaya belajar yang satu ini, maka cara terbaik yang bisa Anda lakukan adalah:
- memberinya banyak buku bergambar,
- tunjukkan padanya acara televisi dan video yang mendidik,
- menyediakan buku untuk membantu anak mencatat penjelasan guru atau orang tua, serta
- peragakan di depannya ketika ingin menunjukkan atau mengajarkan sesuatu yang baru.
3. Gaya belajar anak kinestetik (bergerak)
Anak yang unggul secara kinestetik sangat senang bergerak ketika sedang belajar. Tak heran jika anak ini selalu belajar dengan melibatkan gerakan, seperti menari, bermain peran, olahraga, memainkan alat musik, dan lain sebagainya.
Berikut beberapa tanda jika anak Anda memiliki gaya belajar kinestetik.
- Anak sering berperan menjadi karakter dari buku cerita favoritnya dan menirukan gerakan dari cerita tersebut.
- Anak lebih banyak menggunakan bahasa tubuh untuk menjelaskan sesuatu.
- Ia lebih senang pada kegiatan atau permainan yang lebih banyak melibatkan gerakan atau aktivitas fisik.
- Senang bergerak ke sana kemari ketika berbicara, mendengar, dan menghafal.
- Suka menyentuh suatu benda untuk mempelajarinya secara langsung.
- Sangat tertarik pada objek dengan bentuk dan tekstur yang menarik, serta sangat senang bermain balok.
- Anak lebih mengingat siapa yang melakukan apa, bukan siapa yang mengatakan apa.
- Senang menyentuh benda, bermain lego, atau menyusun puzzle untuk mengetahui cara kerjanya.
- Senang menggoyang-goyangkan kaki atau menggerak-gerakkan pensil saat belajar.
Keunggulan anak yang unggul dalam hal kinestetik antara lain.
- Memiliki keterampilan tangan yang lebih baik.
- Gerakan motorik anak kinestetik lebih mudah dilatih.
- Lebih aktif dan inisiatif dalam bergerak.
- Lebih mahir dalam kegiatan fisik seperti olahraga dan menari.
Anak yang kinestetik terkadang dicurigai mengalami ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) yaitu gangguan tumbuh kembang yang menyebabkan anak berperilaku hiperaktif. Padahal tidak semua anak yang aktif mengalami kondisi ADHD.
Selain itu, anak yang kinestetik memiliki kekurangan sebagai berikut.
- Cenderung tidak bisa diam dan banyak tingkahnya, sehingga terkadang dicap sebagai anak yang bandel.
- Cenderung tidak cocok dengan sekolah yang menerapkan metode konvensional, yaitu yang mengharuskan anak murid untuk duduk selama jam pelajaran.
Untuk mendidik anak yang kinestetik, Anda bisa melakukan hal-hal berikut.
- Tidak melarang jika si kecil ingin bergerak saat pelajaran berlangsung.
- Memasukkan ia ke sekolah dengan sistem active learning, yaitu suatu metode pembelajaran yang membebaskan peserta didik untuk belajar secara aktif dan mandiri.
Menerapkan gaya belajar anak yang sesuai akan membantu proses menyerap ilmu
Setelah membaca penjelasan di atas, Anda tentu menjadi tahu bahwa ternyata setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Jadi, Anda sebaiknya tidak memaksa si kecil untuk mengikuti satu metode belajar saja.
Biarkan ia belajar dengan cara yang memang disukainya. Dengan begitu, mereka akan lebih percaya diri sehingga mengoptimalkan kecerdasan anak dan kemampuan yang dimilikinya.
Sebelum menetapkan aturan tertentu, ada baiknya jika Anda mengetahui dengan baik gaya belajar yang disukai anak. Dengan begitu Anda dapat memudahkan proses si kecil dalam menerima ilmu.
Hindari menyamaratakan satu metode saja untuk diterapkan pada semua anak. Berilah dukungan terhadap apapun cara belajar anak yang disukainya selama tidak berdampak negatif.
[embed-health-tool-vaccination-tool]