Anak-anak adalah makhluk yang dipenuhi oleh rasa keingintahuan besar. Tidak cuma penasaran dengan segala hal yang terjadi di sekelilingnya, tapi juga terhadap tubuhnya sendiri — termasuk alat kelaminnya. Mungkin Anda terkaget-kaget ketika memergoki anak memainkan penis miliknya, misal ketika sedang mandi, sehabis buang air kecil, atau ketika sedang menunggu ganti popok atau celananya. Jangan panik dulu. Ini adalah hal yang lumrah terjadi. Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua ketika melihat ini? Yuk, simak ulasannya berikut ini.
Kenapa anak sering memainkan penis miliknya?
Anak memainkan penis miliknya murni untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Anak-anak mengenal dan mempelajari segala hal dari apa yang ia lihat, termasuk dari tubuhnya. Kecenderungan mengeksplorasi bagian tubuh ini sebenarnya normal terjadi pada setiap anak, setidaknya hingga ia berusia 5-6 tahun.
Rasa ingin tahu ini juga didorong oleh kemampuan motorik dan gerak anak yang sudah mulai mantap seiring waktu. Bayi sudah bisa mengendalikan tungkai kaki dan lengan mereka sendiri sejak usia empat sampai enam bulan sehingga mereka bisa mulai menyentuh bagian tubuh terdekat, seperti telinga, wajah, dan perut. Semakin besar, jangkauan gerak mereka akan semakin leluasa untuk menyentuh bagian tubuhnya, termasuk alat kelaminnya.
Anak mungkin merasa penasaran dengan bentuk dan lokasi dari alat kelaminnya, menurut Bob Sears, seorang dokter anak di San Clemente, California, seperti dikutip dari Baby Center. Kedua, saat memegang bagian tersebut, anak akan mengalami sensasi yang baru dan berbeda dari sentuhan biasanya sehingga ia mungkin akan melakukannya lagi untuk memenuhi rasa penasarannya akan sensasi baru tersebut.
Memainkan penis bisa membuat kulitnya teriritasi
Yang perlu diingat, kulit bayi dan anak-anak lebih sensitif dari kulit orang dewasa.
Itu sebabnya meski merupakan fenomena wajar, kebiasaan memainkan penis secara tidak langsung bisa menyebabkan kulit si kecil teriritasi akibat gesekan, cubitan, dan tarikan yang ia lakukan terus menerus. Jika dibiarkan, iritasinya bisa berkembang menjadi luka yang terasa panas dan gatal atau bahkan infeksi hingga membengkak. Terlebih, anak umumnya tidak cuci tangan dulu sebelum memegang penisnya.
Jika Anda mengetahui anak memiliki kebiasaan seperti ini dan melihat ada kemerahan, bengkak, luka, atau tanda-tanda iritasi di sekitar kemaluannya, segera periksakan ke dokter untuk diobati.
Cara orangtua mengatasi anak yang sering memainkan penis miliknya
Meski normal, kebiasaan anak memainkan penis umumnya sudah harus hilang atau surut ketika ia beranjak usia sekolah dasar.
Untuk mencegah kebiasaan ini berlanjut terus hingga dewasa, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua untuk menghadapinya.
Tanyakan kenapa anak melakukan hal tersebut
Bila Anda menangkap basah anak memainkan penis miliknya, mulai dekati si kecil dengan menanyakan kenapa ia melakukannya. Namun, tanyakan dengan nada suara pelan dan jangan memarahinya. Jangan pula memasang wajah menghakimi yang membuat anak malah jadi takut dan merasa bersalah.
Jika anak membalasnya dengan “Ini lucu ya, ini apa sih, bu?” Anda bisa menjawabnya dengan kalimat sederhana seperti “Itu adalah penis milik Adik seperti yang papa juga punya”. Hindari penggunaan kata kiasan, seperti “burung”. Beri tahu anak nama organ yang sebenarnya untuk memudahkan anak belajar dan menerimanya dengan baik, juga agar tidak terkesan vulgar. Alat kelamin merupakan bagian wajar dan alami dari anatomi manusia. Tidak usah malu-malu mengajarkannya pada anak.
Pelan-pelan, pandu anak untuk menghentikan kebiasaannya tersebut
Beri tahu anak bahwa sembarangan memainkan penis lama-lama bisa membuat kulitnya terluka.
Ajarkan mereka juga tentang rasa malu saat alat kelaminnya terlihat oleh orang lain, sehingga si kecil juga akan malu jika menyentuh alat kelaminnya di depan umum. Anda bisa sekaligus mengajarkan anak agar tidak membolehkan siapapun menyentuh alat kelaminnya.
Bila Anda bereaksi dengan teriakan atau menghukum anak, kemungkinan ia akan berbalik defensif dengan melempar tantrum dan akhirnya tidak mendengarkan nasihat Anda.
Alihkan perhatian mereka
Bila hanya dengan memberi tahu tidak berhasil, Anda memerlukan trik khusus, yaitu dengan mengalihkan perhatiannya. Anda bisa mengalihkan perhatian anak dengan mainan jika Anda melihat anak mulai ingin memainkan penisnya.
Jangan biarkan anak tidak pakai celana atau popok terlalu lama
Membiarkan anak tidak pakai celana atau popok terlalu lama, bisa membuka kesempatan bagi anak untuk memainkan penisnya. Sebaiknya segera pakaikan kembali celana atau popok sehabis mandi atau buang air.
Kebiasaan anak memainkan penis umumnya akan mulai menghilang begitu ia masuk sekolah, seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas harian anak yang menyita pikiran dan energinya. Selain itu, anak juga perlahan mulai menghentikan kebiasaan tersebut karena melihat teman-temannya tidak melakukan hal demikian. Anak juga mulai merasa melakukan hal tersebut memalukan dan tidak sopan dilakukan apalagi di tempat umum.
Bila anak masih melakukan kebiasaan ini, Anda mungkin membutuhkan bantuan dokter atau psikolog untuk menghentikan kebiasannya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]