Anak berbicara kasar atau kotor mungkin membuat Anda jengkel. Apalagi jika si Kecil melakukan itu di tempat umum. Mungkin Anda bertanya-tanya dari mana ia mendapatkan kosakata semacam itu. Perlu Anda ketahui bahwa anak adalah pendengar dan peniru yang andal. Untuk mengatasinya, yuk simak tips-tips berikut.
Alasan anak sering berkata kasar
Mengutip Healthy Children, berkata kasar atau berbicara dengan menggunakan bahasa kotor sering kali terjadi pada anak usia menjelang remaja.
Biasanya, anak di usia ini berkata kasar karena alasan-alasan berikut.
- Ingin menunjukkan keberanian.
- Ingin menunjukkan diri bahwa ia bukan anak yang manja.
- Merasa dianggap “keren” di hadapan teman-temannya.
- Agar menjadi bagian dari pergaulan jika teman sepermainannya sering mengucapkan bahasa tersebut.
- Sebagai upaya membantah dan memberontak terhadap aturan dari orangtua.
- Dalam kasus yang parah, anak berbicara kasar mungkin karena merasa stres atau frustrasi.
Selain anak yang menuju usia remaja, terkadang berbicara kasar diucapkan juga oleh anak yang berusia lebih muda, misalnya usia 6 tahun ke bawah.
Biasanya anak di usia ini tidak tahu apa arti perkataan tersebut dan hanya meniru orang di sekitarnya.
Umumnya ia berbicara kasar hanya karena ingin mendapatkan perhatian lebih dari orangtuanya atau dari orang di sekitarnya.
Sebenarnya meniru adalah bagian dari proses perkembangan anak. Namun jika meniru hal-hal yang buruk tentu saja tidak baik. Anda perlu segera menghentikan hal ini agar tidak menjadi kebiasaan.
Cara mengatasi anak yang berbicara kasar
Bahasa kotor dan bicara kasar sangat banyak ditemukan di lingkungan sekitar.
Menurut studi dari The American Journal of Psychology, anak usia 8 tahun sudah dapat mengenal 54 kosakata tabu yang beredar di masyarakat.
Melansir Harvard Health Publishing, ada beberapa cara yang dapat Anda coba untuk mengatasi hal tersebut.
1. Hindari bereaksi berlebihan
Anda mungkin akan marah atau jengkel ketika mendapati anak berbicara kasar, baik kepada Anda maupun kepada orang lain. Padahal sebaiknya Anda menahan diri agar tidak terbawa emosi jika hal ini terjadi.
Jacqueline Sperling, psikolog dari Harvard Medical School, mengatakan bahwa jika reaksi Anda berlebihan terhadap tingkah anak yang tidak sopan maka ia merasa berhasil mendapatkan perhatian.
Di kemudian hari, ia mungkin akan mengulanginya lagi untuk menarik perhatian Anda.
2. Tanyakan alasan anak berbicara kasar
Dr. Eugene Beresin dari Massachusetts General Hospital menyarankan agar orangtua perlu menanyakan alasan jika anak bicara kotor atau melakukan hal yang tidak sopan.
Misalnya dengan berkata, “Apa yang kamu rasakan sampai berkata begitu?”. Pertanyaan tersebut akan mendorong anak untuk mencoba memahami emosinya dan menyampaikan apa yang ia rasakan sebenarnya.
Bisa jadi anak berkata kasar karena frustrasi atau tidak setuju pada pendapat orangtuanya. Dari alasan tersebut, Anda bisa menyampaikan bahwa berkata kasar bukanlah solusi dari permasalahan tersebut.
3. Beri tahu anak bahwa berkata kasar itu tidak baik
Biasanya anak mengeluarkan bahasa yang tidak sopan karena mendengar dari orang lain. Sampaikanlah padanya bahwa hal semacam itu tidak layak untuk ditiru.
Jelaskan pula bahwa bahasa tersebut adalah bagian dari kekerasan verbal dan ia telah berbuat jahat kepada orang lain jika mengucapkan perkataan tersebut.
4. Bangun rasa empati anak
Saat anak berkata kasar cobalah ajak ia untuk memikirkan perasaan orang lain.
Misalnya dengan bertanya, “Kira-kira apa yang kamu rasakan jika seseorang berkata kasar padamu? Tentu kamu merasa sakit hati, kan? Begitulah yang dirasakan orang lain karena perkataanmu itu.”
Dengan menanyakan hal ini, selain dapat mencegah ia berkata kasar, Anda juga dapat membangun rasa empatinya sejak dini.
5. Beri penjelasan dengan bahasa yang sederhana
Jika berbicara kasar dilakukan oleh anak yang masih muda dan belum mengerti apa yang ia katakan, maka Anda perlu menjelaskan dengan bahasa yang sederhana.
Misalnya dengan berkata, “Adik, itu bukan ucapan anak yang baik ya.”
Hindari bahasa yang terlalu rumit. Hindari pula menjelaskan panjang lebar jika anak menanyakan alasannya. Hal itu hanya akan memicu rasa penasarannya untuk mengetahui arti dari bahasa kotor tersebut.
6. Kontrol emosi Anda
Anda memang bisa saja sakit hati karena ucapan anak, tetapi ingatlah bahwa emosi anak-anak memang belum stabil dan Anda sebaiknya tidak terbawa emosi.
Daripada membiarkan diri Anda sakit hati dan marah, lebih baik langsung menegur anak secara tegas saat ia sudah melewati batasan.
Anda bisa berbicara tegas dan baik-baik, “Jangan berbicara seperti itu!”, lalu jangan biarkan anak Anda membalasnya. Sesudah berbicara tegas, segera berbalik dan tinggalkan ia.
7. Beri konsekuensi
Cara lain yang dapat Anda lakukan untuk menghentikan anak berbicara kasar adalah dengan memberikan konsekuensi berupa hukuman.
Misalnya dengan melarangnya bermain gadget atau mengurungnya di dalam kamar sampai ia berjanji untuk tidak mengulangi lagi perbuatan itu. Dalam hal ini, Anda butuh ketegasan dan sedikit “tega” demi kebaikan anak.
Sebisa mungkin Anda mengontrol emosi jika memberikan konsekuensi. Agar Anda dapat menerapkan hukuman yang wajar dan tidak mengarah pada kekerasan terhadap anak.
8. Coba strategi yang berbeda
Apakah anak semakin membangkang dan berkata tidak sopan kepada Anda? Bisa jadi ia sedang mencoba memegang kendali dan tidak ingin diatur oleh orangtua.
Cobalah strategi yang berbeda-beda hingga memperoleh cara yang paling efektif untuk menghentikan perilaku dan perkataan buruk anak, serta agar anak menjadi lebih sopan.
Setiap kali cara yang Anda terapkan tidak berhasil, coba pikirkan lagi cara lainnya. Usahakan untuk menerapkan teguran dan tindakan yang sulit ditebak oleh si Kecil.
9. Menjadi guru dan pelatih bagi anak
Pikirkan ketika Anda seusia mereka, apa yang Anda inginkan dari orangtua? Apakah Anda ingin didukung? Ingin diperhatikan? Atau hanya ingin didengar? Menjadi guru berarti Anda harus berusaha melihat dari berbagai sudut pandang.
Anda harus membimbingnya dalam berperilaku yang benar. Tentukan target batasan ketika mereka salah.
Tujuan mengubah perilaku anak bukan semata untuk menghormati Anda sebagai orangtuanya, melainkan juga agar dia bisa berinteraksi dengan baik di dunia luar.
10. Usahakan untuk tidak menegurnya di depan orang banyak
Seorang guru di sekolah mungkin bisa menegur anak di hadapan teman-temannya, tetapi sebagai orangtuanya hal tersebut dapat membuatnya malu.
Dampak dari teguran tersebut bisa jadi dua hal, yaitu anak mungkin tidak mengulanginya lagi perbuatan tersebut atau malah semakin tertantang untuk melakukannya.
Untuk mencegah rusaknya hubungan Anda dengan si Kecil, sebaiknya Anda menyelesaikan masalah tersebut secara pribadi. Jika berbicara berdua saja, anak akan lebih fokus mendengarkan serta tidak terganggu dengan perasaan malu jika ditegur di depan umum.
11. Perbaiki hubungan Anda dengan pasangan
Bukan tidak mungkin anak berbicara kasar karena meniru dari orangtuanya sendiri. Hal ini biasanya terjadi jika anak berada dalam keluarga yang bermasalah seperti kekerasan dalam rumah tangga.
Jika ayah dan ibu memiliki hubungan yang buruk, lingkungan rumah akan dipenuhi dengan perkataan kasar dan umpatan-umpatan.
Selain dapat ditiru oleh anak, perkataan kasar orangtua juga dapat merusak emosinya. Oleh karena itu, sebisa mungkin jaga hubungan Anda dengan pasangan dan hindarilah berkata kasar di hadapan anak.
Kesimpulan
- Hindari bereaksi berlebihan.
- Tanyakan alasan anak berbicara kasar.
- Beri tahu anak bahwa berkata kasar itu tidak baik.
- Bangun rasa empati anak.
- Beri penjelasan dengan bahasa yang sederhana.
- Kontrol emosi Anda.
- Beri konsekuensi.
- Coba strategi berbeda.
- Menjadi guru dan pelatih bagi anak.
- Usahakan tidak menegurnya di depan banyak orang.
- Perbaiki hubungan Anda dengan pasangan.
[embed-health-tool-vaccination-tool]