backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan

4 Tips Sukses Co-Parenting, Merawat Anak Bersama Mantan Setelah Bercerai

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 12/08/2022

    4 Tips Sukses Co-Parenting, Merawat Anak Bersama Mantan Setelah Bercerai

    Banyak yang bilang bahwa perceraian orangtua akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. Memang, hal ini sangat umum dan mungkin terjadi. Namun, bukan berarti Anda dan mantan pasangan tak dapat mencegahnya. Sebenarnya, asalkan tetap bisa merawat anak bersama setelah bercerai, dampak tersebut tidak akan terjadi. Konsep ini disebut dengan co-parenting. Lantas, bagaimana agar co-parenting ini berjalan mulus?

    Co-parenting, merawat anak bersama setelah bercerai dengan mantan pasangan

    Selama ini banyak anggapan yang beredar menyatakan bahwa anak yang tumbuh di dalam keluarga broken home atau perceraian orangtua tidak akan tumbuh dengan baik. Mungkin memang benar bahwa hal ini bisa terjadi, tetapi tidak semua anak hasil perceraian akan mengalaminya.

    Jika co-parenting dapat dilakukan dengan baik, maka anggapan yang melekat pada anak hasil perceraian pun tidak akan terjadi. Justru, akan ada efek positif yang bisa didapat dari merawat anak bersama setelah bercerai dengan mantan.

    Dengan melakukan co-parenting yang baik, anak akan tetap merasa dicintai oleh kedua orangtuanya.  Selain itu, anak juga akan tumbuh dalam kondisi lebih berani mengungkapkan perasaan dan isi hatinya. Hal ini akan sangat baik untuk perkembangan emosi serta kesehatan mentalnya.

    Memang tak mudah merawat anak bersama mantan setelah bercerai. Namun, demi si kecil, Anda dan sang mantan harus berkorban sedikit. Nah, supaya cara ini berhasil, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan saat menerapkan co-parenting.

    4 tips berhasil dalam co-parenting bersama sang ‘mantan’

    Co-parenting atau merawat anak bersama setelah bercerai memang tidak mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Ada tips yang dapat mungkin dapat menjamin keberhasilan Anda dalam menjalankan co-parenting dengan mantan pasangan, seperti berikut.

    1. Kesampingkan masa lalu

    Perceraian itu tidak mudah. Mungkin Anda merasa tersakiti dengan apa yang telah dilakukan mantan pasangan di waktu lampau. Tetapi, dalam menjalani co-parenting, Anda dan pasangan hatrus mengesampingkan apa yang telah terjadi di masa lalu.

    Merawat anak bersama mantan setelah bercerai bukan tentang kepentingan Anda atau mantan, tetapi tentang bagaimana memenuhi kebutuhan fisik dan psikis, agar masa depan anak tidak terpengaruh dengan perpisahan yang terjadi.

    Anda mungkin merasa mantan pasangan Anda bukan pasangan yang baik dan boleh saja mengeluhkan hal tersebut kepada teman, keluarga, atau psikiater yang Anda kunjungi untuk melepaskan beban pikiran yang Anda miliki, tetapi jangan menjelekkan pasangan Anda di depan anak.

    Jangan pula melibatkan anak ke dalam masalah yang Anda miliki dengan mantan, misalnya membanding-bandingkan diri Anda dengan mantan pasangan Anda di hadapan anak atau meminta anak memilih antara kedua orang tuanya.

    Mantan Anda mungkin pasangan yang tidak baik untuk Anda, tetapi bukan berarti ia orang tua yang buruk untuk anak Anda.

    2. Jaga komunikasi yang baik dengan mantan pasangan

    Tips lain untuk keberhasilan merawat anak bersama setelah bercerai adalah menjaga komunikasi yang baik dengan pasangan. Anda tidak harus menghubunginya setiap hari atau setiap saat tetapi Anda bisa menjaga agar setiap komunikasi yang terjalin berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah baru antara Anda dengan pasangan.

    Untuk membuat komunikasi menjadi lebih mudah, pastikan bahwa inti dari setiap obrolan dan diskusi yang terjadi antara Anda dengan pasangan terfokus pada anak. Jika Anda memang berpisah tidak dengan cara yang baik, cobalah sebisa mungkin untuk menahan perasaan atau amarah yang Anda miliki saat berkomunikasi.

    Hindari membuat suasana menjadi ‘panas’ dalam sebuah diskusi seperti menyalahkan, mengkritik, menuduh, atau mengancam mantan pasangan Anda. Anggap saja hubungan Anda dengan mantan adalah hubungan bisnis sehingga Anda lebih mudah bersikap netral, menghargai, dan berbicara dengan lebih tenang.

    Dalam sebuah diskusi untuk mencapai keberhasilan co-parenting, dengarkan dengan baik apa yang disampaikan oleh pasangan Anda. Jangan serta-merta menolak mentah-mentah apa yang dikatakannya.

    Jika memang Anda tidak setuju, pastikan Anda memahami opini dan sudut pandangnya. Pastikan bula bahwa Anda bukan tidak menyetujui karena Anda membencinya melainkan karena Anda merasa ada alternatif yang lebih baik.

    3. Anggap mantan satu tim dengan Anda

    Co-parenting adalah sebuah tim yang harus Anda jalani bersama dengan mantan pasangan Anda, atau bahkan mungkin dengan pasangan baru masing-masing. Untuk keberhasilan merawat anak bersama dengan mantan setelah bercerai, Anda harus bisa bekerja sama dengan baik.

    Contohnya, segala keputusan yang diambil menyangkut anak harus diketahui dan disetujui oleh kedua belah pihak, bukan keputusan Anda atau mantan sendiri.

    Untuk mempermudahnya, tentukan aturan yang sama pada anak meski Anda sudah berada dalam ‘rumah tangga’ yang berbeda. Hal ini demi tidak membuat anak bingung dengan gaya hidup yang dijalaninya.

    Aturan-aturan ini sangat penting khususnya dalam hal mendasar seperti aturan jam malam, aturan mengerjakan tugas sekolah, atau kegiatan lainnya.

    Jika ada hal yang tidak bisa disepakati dengan mantan pasangan, cobalah untuk menguraikan masalah dan menyelesaikannya bersama. Jangan ‘berjalan sendiri-sendiri’ karena co-parenting tidak akan berhasil jika tidak terjadi kerja sama antara kedua orang tua.

    Untuk menjalani hubungan co-parenting yang positif, Anda juga harus memberikan dukungan kepada mantan pasangan Anda sebagai orang tua untuk anak Anda.

    4. Atur jadwal dengan anak seadil-adilnya

    Bagi seorang anak hasil perceraian, tidak mudah untuk berpindah dari satu rumah ke rumah lain setiap waktu. Setiap pertemuan dengan orang tua yang satu maka ia juga harus berpisah dengan orang tua lainnya.

    Jangan mempersulit kondisi tersebut dengan menunjukkan kesedihan atau mempengaruhi perasaan mereka. Justru, tumbuhkan rasa positif untuk Anda, mantan, dan anak Anda setiap kali anak harus berganti rumah.

    Begitu pula jika anak Anda baru datang ke rumah Anda. Jangan membuat suasana menjadi tidak nyaman. Selalu luangkan waktu dan lakukan kegiatan bersama dengan anak.

    Jika Anda harus bertemu dengan mantan pasangan saat waktu kunjungan atau penjemputan tiba, pastikan bahwa apapun emosi yang Anda rasakan tidak nampak di hadapan anak, sehingga ia tetap bisa merasa bahwa hubungan kedua orang tua masih baik-baik saja meski berpisah.

    Merawat anak bersama dengan mantan setelah bercerai memang tak mudah, tetapi Anda harus menjalaninya demi stabilitas anak.

    Memahami batasan dalam co-parenting

    Dalam menjalankan co-parenting, tetap ada batasan yang harus Anda miliki. Anda mungkin akan merawat anak bersama dengan mantan seolah tidak ada perubahan dalam hubungan sebagai orangtua, tetapi Anda tetaplah bukan pasangannya lagi. Misalnya, Anda tidak memiliki hak untuk mengatur apa yang terjadi di dalam rumah tangga mantan pasangan Anda.

    Anda mungkin bisa berdiskusi atau menyelaraskan keputusan mengenai anak, tetapi hal-hal di luar itu, Anda tidak punya hak atau andil dalam mengatur atau menentukan apapun yang terjadi. Meski anak Anda akan menghabiskan separuh waktunya di rumah mantan pasangan Anda, Anda harus mematuhi batasan yang ada.

    Beberapa batasan yang harus Anda pahami saat menjalankan co-parenting

    • Anda tidak berhak tahu apa yang terjadi pada mantan pasangan Anda. Jadi, jangan meminta anak Anda untuk melaporkan segala sesuatu yang terjadi saat mereka berada di rumah mantan, khususnya mengenai hal-hal yang bersifat pribadi.
    • Anda tidak berhak ‘memiliki’ anak Anda sendiri. Dalam artian, berikan waktu tinggal yang adil dengan mantan sesuai dengan persetujuan. Jika sudah waktunya anak Anda tinggal dengan mantan pasangan, jangan menghambat kepergiannya.
    • Anda tidak memiliki hak untuk menjelekkan mantan pasangan di depan anak, karena belum tentu mantan pasangan Anda orang tua yang tidak baik untuk anak. Sekalipun mantan bukan pasangan yang baik bagi Anda, mantan tetap orang tua yang tentu menyayangi anak.
    • Anda tidak berhak mendikte anak Anda untuk memihak. Anda dan mantan pasangan Anda adalah kedua orang tuanya dan memiliki hak serta kewajiban yang sama. Jangan merenggut hak anak Anda untuk mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua dengan cara meminta mereka untuk memilih antara ayah atau ibunya.

    Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mengontrol dan mengatur dengan baik rumah tangga yang sedang Anda jalani saat ini.

    Fokus dalam membentuk lingkungan dan suasana positif untuk anak Anda dan berikan dukungan emosional terhadap anak agar saat tumbuh dewasa ia menyadari bahwa meski orang tuanya telah bercerai, Anda sebagai orang tua telah melakukan yang terbaik untuk tetap merawat anak bersama mantan setelah bercerai. Apalagi, jika Anda dan mantan bisa menjalani co-parenting dengan baik sehingga anak bisa mengapresiasi kedua orang tuanya bersamaan.

    Sumber foto: South China Morning Post

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 12/08/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan