Pada masa perkembangan anak, beberapa orangtua mungkin sering mengalami kesulitan dalam mencari cara mengatasi anak yang susah diatur. Apalagi, anak yang sulit diatur biasanya menunjukkan perilaku yang memberontak dan tidak mendengarkan.
Apakah Anda salah satunya? Jika ya, Anda mungkin sering merasa kesal, ya, menghadapinya. Nah, sebenarnya bagaimana cara tepat untuk mendidik anak yang susah diatur? Berikut ini beberapa strateginya.
Berbagai cara mengatasi anak yang susah diatur
Setiap orangtua mungkin memiliki gaya berkomunikasi dengan anak yang berbeda, ada yang bersikap agresif, pasif, lembut, tegas, dan lainnya.
Namun tanpa disadari, metode interaksi orangtua dengan anak akan memengaruhi kemampuan dan kemauan anak untuk mendengarkan apa kata orangtua.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, Anda perlu berhati-hati dalam berkomunikasi dengan anak Anda. Sebab jika tidak, hal tersebut justru membuat anak Anda semakin sulit untuk diatur.
Berikut adalah beberapa cara mengatasi anak yang susah diatur, sebagaimana dirangkum dari Institute for Family Studies.
1. Tidak ada salahnya bilang “ya”
Sebagian orangtua mungkin akan langsung mengatakan “tidak” saat anak meminta sesuatu yang aneh. Padahal, hal ini dapat membuatnya semakin berontak karena merasa dikekang oleh orangtuanya.
Alih-alih mengucapkan kata “tidak”, Anda bisa mengubahnya menjadi “Ya”. Misalnya saat anak bertanya “Bolehkah aku makan es krim?,” jawablah dengan “Ya, tentu boleh. Nanti kita akan makan es krim pada hari Sabtu ya, nak”.
Dengan jawaban seperti ini, anak tentu akan merasa lebih senang. Ia pun berpikir bahwa orangtuanya mendengarkan keinginan mereka.
2. Beri penjelasan
Anak yang sulit diatur kadang bukan berarti mereka ingin melawan apa kata orangtua. Mereka mungkin hanya tidak mengerti kenapa Anda melarangnya berbuat demikian.
Jadi, sebagai cara mengatasi anak yang susah diatur, ada baiknya Anda memberikan penjelasan kepada anak mengapa hal tersebut dilarang.
Misalnya, Anda ingin melarang anak untuk hujan-hujanan di lapangan. Daripada langsung dengan tegas mengatakan, “Kamu nggak boleh ya main hujan-hujanan!” dan mengunci pagar rumah, sebaiknya jelaskan secara singkat alasannya.
Misalnya, Anda dapat mengucapkan, “Nanti kamu masuk angin, besok kan kamu sekolah.” Dengarkan juga respons atau saran dari anak Anda. Hal ini akan membantu anak berpikir logis dan terbiasa mendengarkan Anda.
3. Bicaralah lebih pelan
Ketika anak-anak tidak mendengarkan apa yang orangtua ucapkan, orangtua cenderung akan meninggikan volume suaranya.
Namun, perlu diingat kembali, berbicara lebih keras (berteriak) tidak akan membuat mereka mau untuk mendengarkan Anda.
Nah, sebagai cara untuk mengatasi anak yang susah diatur, cobalah berbicara dengan lembut. Dengan melakukan hal ini, anak tentu akan lebih mendengarkan orangtua.
4. Hindari untuk menghukum anak
Menghukum sering menjadi cara orangtua untuk mengatasi anak yang susah diatur karena dianggap dapat mendisiplikannya. Padahal, disiplin dan hukuman adalah dua hal yang berbeda.
Disiplin merupakan sarana bagi orangtua untuk terlibat secara aktif guna membantu membentuk karakter moral dan kepribadian anak. Sementara hukuman adalah tindakan yang berfungsi sebagai balas dendam.
Jadi, mengajarkan anak sulit diatur tidak selalu harus dengan memberikan hukuman. Cari tahu alasan di balik perilaku mereka dan ambil tindakan yang sesuai untuk memperbaiki keadaan emosi mereka.
Lagipula, menghukum anak saat mereka sedang sulit-sulitnya diatur malah semakin membuat mereka merasa tidak nyaman dan memberontak.
5. Jangan berbohong
Meskipun terlihat sepele, tetapi kebohongan kecil seperti, “Mainannya nggak dijual”, “Ya besok ya perginya”, dan bohong putih lainnya bisa berdampak pada sikap anak yang tidak mau mendengar perkataan Anda.
Lagipula, anak-anak Anda tidak sepolos yang Anda bayangkan. Mereka kerap tahu ketika Anda sedang berbohong dan mengingkari janji.
Bagi seorang anak, melanggar janji bisa mengikis kepercayaan dan akhirnya mereka akan berhenti mendengarkan apa yang Anda katakan.
6. Jangan memaksakan kehendak
Salah satu cara yang sering dilakukan oleh orangtua dalam mengatasi anak yang susah diatur adalah memaksakan kehendak mereka.
Memaksa anak untuk melakukan sesuatu yang tidak mereka inginkan dapat memicu konflik dan meningkatkan perilaku yang semakin susah diatur.
Jadi, bila Anda ingin anak Anda mendengarkan Anda, maka Anda harus terlebih dahulu mulai mendengarkan mereka.
7. Tetap tenang dan sabar
Meskipun terkadang sulit, tetap tenang dan sabar sangatlah penting sebagai cara mengatasi anak yang susah diatur.
Ketika Anda merasa marah atau frustrasi, cobalah untuk mengambil napas dalam-dalam dan mengendalikan emosi Anda sebelum bereaksi terhadap perilaku anak.
Beri diri Anda waktu untuk tenang sebelum berbicara atau bertindak.
8. Konsisten
Konsistensi adalah kunci dalam mengatasi anak yang sulit diatur. Pastikan aturan dan konsekuensi yang Anda tetapkan untuk anak konsisten diterapkan setiap saat.
Jika anak tahu bahwa aturan akan ditegakkan secara konsisten, mereka akan lebih cenderung untuk mematuhi aturan tersebut.
Dalam mengatasi anak yang sulit diatur, penting untuk diingat bahwa setiap anak memiliki keunikannya sendiri.
Anak yang satu mungkin merespons dengan baik terhadap satu strategi, sedangkan yang lainnya mungkin memerlukan pendekatan yang berbeda.
Cobalah untuk tetap fleksibel dan terbuka terhadap berbagai pendekatan, dan ingatlah bahwa kesabaran dan konsistensi adalah kunci utama dalam membantu anak mengatasi perilaku yang sulit.
Anak yang susah diatur sering dianggap nakal
Anak nakal adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan anak yang suka berbuat atau berperilaku yang tidak patuh terhadap aturan yang berlaku. Sifat-sifat yang dimiliki oleh anak nakal bisa bervariasi, tetapi beberapa ciri umumnya berikut ini.
- Sering melakukan hal-hal yang melanggar aturan, baik di sekolah maupun di rumah.
- Cenderung tidak patuh terhadap orang dewasa.
- Kurangnya tanggung jawab dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari, seperti tugas sekolah atau pekerjaan rumah.
- Mungkin memiliki tingkat keterlibatan yang tinggi dalam perilaku berisiko, seperti merokok, minum-minum, atau terlibat dalam kegiatan kriminal.
- Kesulitan dalam mengendalikan emosi dan impulsifitas.
[embed-health-tool-vaccination-tool]