Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Pernahkah Anda mendengar ungkapan tersebut? Nah, ini dikenal dengan multiple intelligence (kecerdasan majemuk), yang salah satu jenisnya adalah kecerdasan eksistensial.
Apa maksud dari tipe kecerdasan ini? Apa juga contoh aktivitas kecerdasan eksistensial? Yuk, pelajari lebih dalam pada ulasan berikut!
Apa itu kecerdasan eksistensial?
Secara sederhana, kecerdasan eksistensial atau existential intelligence adalah kemampuan untuk berpikir dan memahami (kecerdasan) yang berkaitan dengan keberadaan manusia (eksistensial).
Secara keseluruhan, kecerdasan eksistensial artinya memiliki pemahaman yang mendalam tentang aspek kehidupan, seperti arti hidup dan keberadaan manusia di dunia.
Terkadang, juga berkaitan dengan hal-hal yang filosofis, spiritual, cinta, atau kebahagiaan.
Pada si Kecil, kecerdasan ini sering ditunjukkan olehnya lewat pertanyaan-pertanyaan yang cukup sulit dijelaskan, seperti “Ma, kematian itu apa, ya?”
Jenis kecerdasan anak ini sering kali dianggap sebagai bagian dari teori Multiple Intelligences (MI) yang dikembangkan oleh seorang psikolog bernama Howard Gardner, dikutip dari situs Simply Psychology.
Sebelum kemunculan teori Gardner, kecerdasan sering kali dipahami berdasarkan tes IQ yang mengukur kemampuan logika, matematika, dan keterampilan verbal anak.
Namun, Gardner berpendapat bahwa kecerdasan itu lebih luas dan beragam. Selain kecerdasan eksistensial, beliau juga menyebutkan tipe kecerdasan lain, seperti berikut ini.
- Kecerdasan musikal (kemampuan memahami dan menciptakan musik).
- Kecerdasan visual-spasial (kemampuan berpikir dalam gambar dan memahami hubungan ruang).
- Kecerdasan kinestetik (kemampuan menggunakan tubuh secara terampil).
- Kecerdasan interpersonal (kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain secara efektif).
- Kecerdasan intrapersonal (kemampuan memahami diri sendiri dan membuat keputusan).
- Kecerdasan naturalis (kemampuan memahami serta menghargai alam dan makhluk hidup).
[embed-health-tool-vaccination-tool]
Ciri dan contoh kecerdasan eksistensial
Anak yang tumbuh dengan jenis kecerdasan ini biasanya akan menunjukkan beberapa tanda, di antaranya sebagai berikut.
1. Peduli terhadap makhluk hidup dan alam di sekitar
Hal ini dicontohkan dengan si Kecil yang cenderung lebih suka bermain di luar, terutama di alam terbuka ketimbang wahana buatan manusia.
Mereka merasakan kedamaian ketika membangun ikatan dengan lingkungan sekitar dan merasa bertanggung jawab dengan kelestarian alam.
2. Suka menganalisis hidup
Anak dengan kecerdasan eksistensial biasanya suka merenung dan berpikir kritis mengenai kehidupan.
Bila dicontohkan, kemungkinan besar ini terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan si Kecil, seperti berikut.
- “Pa, kenapa nenek hidupnya bisa lama banget, tapi kakek cepat perginya?”
- “Ma, bahagia itu seperti apa sih?”
- “Yah, setelah kita mati, nanti kita ngapain, ya?”
- “Bu, kita hidup untuk apa sih?”
3. Berpikir imajinatif
Walaupun anak dengan existential intelligence cenderung berpikir logis, mereka juga tetap memiliki imajinasi yang tinggi, memperhatikan detail, tetapi berpandangan luas.
Berpikir imajinatif melatih anak untuk mampu membuat cerita fantasi yang kompleks, berpikir ke depan, dan sering memunculkan ide yang kadang tidak terpikirkan.
4. Welas asih dan punya empati tinggi
Sikap pedulinya terhadap lingkungan dan suka menganalisis hidup membuat mereka sangat sayang terhadap sesama, hewan, maupun alam.
Ciri kecerdasan eksistensial dalam hal ini sering ditunjukkan dengan sikap anak yang suka memelihara hewan, merawat tanaman, dan menolong teman yang menghadapi kesulitan.
Cara menstimulasi kecerdasan eksistensial
Untuk mendukung jenis kecerdasan ini, adanya peran orangtua cukuplah penting.
Dengan begitu, anak dapat mengembangkan kesadaran yang lebih dalam tentang diri mereka sendiri, makna hidup, dan hubungan mereka dengan dunia di sekitar mereka.
Berikut berbagai hal yang bisa orangtua lakukan untuk mendukung existential intelligence si Kecil.
1. Ajak berdiskusi sesering mungkin
Anak pasti memiliki banyak pertanyaan besar seputar kehidupan dan kerap menanyakan jawabannya pada Anda. Memang pertanyaan yang muncul sering kali susah untuk dijelaskan.
Jika hal ini Anda hadapi, jangan menyerah, ya. Minta anak untuk memberi Anda waktu untuk membuat jawabannya.
Memang perlu usaha ekstra bagi Anda untuk menemukan jawaban dan memilih cara yang tepat dalam menyampaikannya. Ketika siap, Anda bisa mengajak anak untuk membicarakan topik tersebut.
2. Lakukan aktivitas bersama yang mendukung
Salah satu aktivitas yang bisa mendorong kecerdasan eksistensial anak adalah membaca. Ajak si Kecil untuk membaca buku atau kitab suci yang bisa membuka wawasan anak mengenai makna hidup.
Bermain peran juga bisa mengeksplorasi berbagai situasi dan peran dalam kehidupan. Ini dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang berbagai perspektif dan kondisi manusia.
3. Fasilitasi dengan pendidikan agama yang mumpuni
Memasukkan anak ke sekolah agama atau memberikan pelajaran agama bisa membantu si Kecil memahami makna hidup dan tujuan manusia, pencarian kedamaian, cinta, dan kebajikan.
Pendidikan agama juga menekankan pentingnya cinta kasih terhadap sesama, bahkan terhadap mereka yang berbeda.
4. Ajak si Kecil berinteraksi dengan alam
Anak-anak yang memiliki kecerdasan eksistensial sering kali merasa lebih terhubung dengan alam dan makhluk hidup lainnya.
Nah, beraktivitas di luar rumah, seperti mendaki bersama, mengajak anak berkebun, atau sekadar jalan-jalan ke taman bisa membuat si Kecil mengeksplorasi pikirannya lebih dalam.
5. Libatkan anak dalam suatu komunitas sosial
Anak-anak yang menyukai alam dan binatang serta peduli terhadap sesama sangat cocok untuk mengikuti komunitas sosial.
Ia bisa bergabung dengan kelompok pecinta hewan, kelompok pemerhati tanaman, atau berpartisipasi dalam kegiatan membantu sesama.
Dalam mengembangkan kecerdasan eksistensial anak, Anda mesti berperan aktif dan memberinya ruang untuk berpikir, merasa, dan berinteraksi dengan dunia sekitar mereka secara mendalam.
Jika Anda mengalami kesulitan, jangan ragu untuk bertanya kepada dokter anak maupun psikolog anak.
Kesimpulan
- Kecerdasan eksistensial adalah kemampuan berpikir mendalam tentang makna hidup, keberadaan manusia, dan aspek filosofis lainnya.
- Anak dengan kecerdasan ini cenderung memiliki empati tinggi, suka merenung, berpikir imajinatif, dan peduli terhadap lingkungan.
- Orangtua dapat menstimulasi kecerdasan ini dengan mengajak anak berdiskusi, membaca, berinteraksi dengan alam, serta melibatkan mereka dalam komunitas sosial.
- Dengan dukungan yang tepat, anak dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang diri mereka dan dunia di sekitar.