Anak Anda selalu takut ketika diajak ke dokter gigi? Membujuk anak untuk ke dokter gigi memang menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua.
Meski sulit, Anda tetap harus membujuknya karena kesehatan gigi bisa berpengaruh pada kesehatannya secara keseluruhan, bahkan ketika sudah dewasa. Supaya dokter gigi tidak lagi menjadi momok bagi anak-anak, simak informasi berikut.
Kenapa anak-anak takut ke dokter gigi?
Sebisa mungkin, usahakan untuk jangan marah jika anak Anda menolak, menangis, atau merengek ketika dibawa ke dokter gigi.
Sebaliknya, Anda perlu memahami apa sebenarnya yang membuat mereka sampai ketakutan saat harus periksa gigi.
Ada banyak alasan mengapa anak-anak takut ke dokter gigi. Berikut adalah beberapa di antaranya.
- Trauma. Ketika pengalaman pertama kali ke dokter gigi anak meninggalkan rasa sakit, anak-anak mungkin menjadi ketakutan untuk pemeriksaan selanjutnya.
- Ucapan orang tua. Pernahkah Anda membujuk anak kecil dengan kalimat, “Jangan makan manis, nanti dimarahin dokter gigi!”? Kalimat semacam ini bisa membuat anak-anak menganggap dokter gigi sebagai sosok yang jahat.
- Bayangan alat-alat kedokteran. Anak Anda mungkin pernah melihat foto atau menyaksikan video yang menunjukkan peralatan dokter gigi yang membuatnya ketakutan.
- Kesehatan gigi yang buruk. Anak-anak dengan kondisi gigi yang buruk sering kali lebih susah dibujuk ke dokter gigi karena sadar bahwa mereka akan mendapatkan perawatan yang mungkin menyakitkan.
Cara membujuk anak agar tidak takut ke dokter gigi
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak belum bisa memahami bahwa rasa sakit yang didapatkan saat perawatan dapat mencegah rasa sakit yang lebih buruk jika gigi tidak dirawat.
Oleh karena itu, sudah menjadi tugas bagi orang tua membujuk anak-anak agar tidak takut dengan dokter gigi. Supaya tugas Anda menjadi lebih mudah, cobalah beberapa cara berikut.
1. Ajak ke dokter gigi sedini mungkin
Kapan pertama kali Anda membawa si Kecil ke dokter gigi? Idealnya, anak-anak harus dibawa ke dokter gigi ketika gigi pertamanya muncul atau paling tidak enam bulan setelahnya.
Jika Anda mengajaknya ke dokter gigi saat usianya sudah menginjak tujuh tahun atau lebih, si Kecil mungkin sudah mendengar berbagai kisah menakutkan soal dokter gigi.
Studi yang diterbitkan dalam jurnal Children (2021) menunjukkan bahwa anak-anak yang memeriksakan giginya untuk pertama kalinya sebelum berusia dua tahun memiliki ketakutan yang lebih sedikit pada dokter gigi.
Ketakutan anak terhadap dokter gigi akan semakin berkurang jika Anda mengajaknya menjalani pemeriksaan gigi rutin setiap enam bulan.
2. Pertimbangkan dokter gigi khusus anak
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan agar anak-anak tidak takut ke dokter gigi adalah membawanya ke klinik khusus anak.
Di sini, perawatan gigi anak yang diberikan memang sama, tetapi klinik anak biasanya telah didekorasi sedemikian rupa sehingga membuat anak-anak lebih tenang.
Ketika pergi ke dokter gigi anak, si Kecil bisa bertemu teman sebayanya. Cara ini juga akan mengurangi ketakutannya.
3. Berikan edukasi tentang kesehatan gigi di rumah
Orang tua memang tidak bisa menggantikan tugas dokter gigi, tetapi Anda adalah “dokter” pertama yang dikenalnya.
Oleh karena itu, orang tua tetap memiliki tugas penting untuk mengajarkan anak tentang kesehatan gigi sebelum membawanya ke dokter.
Sebisa mungkin, jangan terlalu banyak memberikannya teori. Berikan ia contoh secara langsung dari kebiasaan Anda sehari-hari.
Sebagai contoh, Anda bisa mendampingi anak gosok gigi, membatasi makanan manis yang dikonsumsinya, dan mengajaknya ke dokter gigi secara rutin.
4. Hindari memberikan informasi yang salah
Demi membujuk anak ke dokter gigi, Anda mungkin mengatakan bahwa perawatan yang diberikan dokter tidak terasa menyakitkan. Faktanya, beberapa perawatan gigi akan meninggalkan rasa sakit setelah efek biusnya hilang.
Kesalahan informasi tersebut justru bisa membuat anak-anak semakin takut ke dokter gigi dan kehilangan kepercayaan pada orang tua.
Sebagai solusinya, berikan informasi secukupnya pada anak-anak dan biarkan dokter gigi yang menjelaskan selengkapnya.
5. Jangan menakut-nakuti anak
Terlalu banyak makan makanan manis, menunda-nunda sikat gigi, dan beberapa kebiasaan lain memang bisa membuat jadwal pertemuan anak dengan dokter gigi menjadi lebih sering.
Namun, jangan gunakan hal tersebut untuk menakuti anak-anak dengan kalimat, “Awas giginya bolong, nanti disuntik dokter gigi,” dan sebagainya.
Sebaliknya, berikan pengertian pada anak-anak bahwa pergi ke dokter gigi adalah salah satu cara merawat gigi sehingga mereka perlu melakukannya.
6. Beri pujian pada anak
Keberanian anak-anak untuk pergi ke dokter gigi adalah sebuah prestasi. Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk memberikan pujian ketika mereka berhasil melakukannya.
Hal ini bisa membuat anak-anak semakin percaya diri sehingga mereka tidak takut dengan kunjungan ke dokter gigi yang selanjutnya.
Meski begitu, jangan pula memberi mereka hadiah yang berlebihan karena ini bisa menumbuhkan kebiasaan yang membuat anak-anak terus mengharapkannya.
7. Ajarkan melalui permainan
Tak ada salahnya mengajak anak bermain dokter-dokteran untuk memperkenalkan pekerjaan dokter dan menunjukkan bahwa dokter gigi tidaklah menakutkan.
Di sini, Anda bisa mengambil peran sebagai dokter gigi anak dan menunjukkan bagaimana perawatan gigi bisa menghindarkan dan menyembuhkan mereka dari rasa sakit.
Cara ini juga bisa Anda lakukan ketika anak-anak Anda merasa takut pada pengalaman medis sejenis, seperti sunat atau imunisasi.
Dalam mengajarkan anak agar tidak takut ke dokter gigi, satu hal yang tak boleh terlewatkan adalah menyiapkan kesabaran.
Anak perlu waktu untuk memahami bahwa pergi ke dokter gigi itu bermanfaat. Tugas Anda-lah sebagai orangtua untuk membimbing anak hingga ia mendapatkan pemahaman tersebut.
Kesimpulan
Saat anak takut ke dokter gigi, cobalah untuk memahami alasannya dan tidak memaksanya. Sebagai gantinya, bujuklah ia dengan membawanya ke dokter gigi anak, menunjukkan pentingnya menjaga kesehatan gigi sejak di rumah, tidak menakut-nakuti, dan mengajarkannya ia melalui permainan.