Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Yuk, Kenali Cara Mengajarkan Anak Puasa Sejak Dini!

Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

    DISPONSORI OLEH:

    Yuk, Kenali Cara Mengajarkan Anak Puasa Sejak Dini!

    Berpuasa menjadi suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim pada bulan Ramadan. Oleh karena itu, ada baiknya orang tua tahu cara mengajarkan anak puasa sejak dini. Harapannya agar anak terbiasa menjalankan kewajibannya sebagai muslim di kemudian hari.

    Selain itu, ternyata puasa juga memiliki sejumlah manfaat lain untuk anak, lho! Agar anak bisa mendapat manfaat tersebut, Anda bisa terapkan cara mengajarkan anak puasa di bawah ini.

    Fakta terkait puasa pada anak-anak

    manfaat puasa untuk anak

    Puasa memiliki arti menahan diri, termasuk menahan diri dari makan dan/atau minum untuk jangka waktu tertentu, atau berpantang mengonsumsi makanan maupun minuman tertentu.

    Dalam aturan beberapa agama, anak-anak umumnya termasuk dalam golongan yang tidak diwajibkan untuk puasa, sama seperti ibu hamil dan orang yang bepergian jauh.

    Pasalnya, anak-anak dianggap memiliki risiko saat karena tubuhnya masih dalam masa tumbuh kembang serta sistem metabolisme yang berbeda dari orang dewasa.

    Anak membutuhkan asupan cairan dan energi yang lebih banyak untuk bisa bertumbuh dan berkembang secara sehat, terutama perkembangan otak anak.

    Saat tidak mendapat asupan yang cukup, anak-anak rentan rewel dan mengalami komplikasi yang lebih serius, seperti kelemahan, kelelahan, dan hipoglikemia.

    Anak-anak juga dapat mengalami penurunan konsentrasi karena kelaparan.

    Maka itu, melansir dari Baylor College of Medicine, orang tua perlu melakukan pertimbangan terkait kondisi masing-masing anak sebelum memutuskan untuk mengajarkan anak berpuasa.

    Hal ini termasuk kondisi kesehatan secara keseluruhan, tingkat aktivitas, dan ketahanan diri terhadap rasa lapar.

    Adakah manfaat puasa untuk anak?

    manfaat puasa untuk anak

    Selain sebagai cara melatih anak untuk puasa terkait praktik agama atau budaya, mengajarkan anak puasa sejak dini dapat memiliki banyak manfaat lain. Manfaat puasa untuk anak tersebut terkait perkembangan pribadinya, berikut penjelasannya.

    Melatih kedisiplinan anak

    Puasa melatih anak untuk disiplin dengan belajar tidak makan atau minum selama waktu tertentu. Ketika menahan lapar dan haus, anak-anak akan belajar untuk menjadi diri yang disiplin dalam mematuhi peraturan yang telah ditentukan.

    Hal ini dapat membentuk karakter anak agar menjadi seorang yang bertanggung jawab, terutama terhadap dirinya sendiri.

    Belajar menahan diri

    Saat berpuasa, anak-anak juga akan belajar arti pengorbanan dengan menahan diri dari melakukan sesuatu yang mereka inginkan, dalam hal ini yaitu makan dan minum.

    Melatih anak untuk belajar kerja sama

    Selain itu, anak-anak juga dapat merasa lebih dekat dengan lingkungan sekitarnya, terutama keluarga dan kerabat, karena dapat melakukan sesuatu bersama-sama.

    Cara mengajarkan anak puasa sejak dini

    manfaat puasa untuk anak

    Agar bisa membantu anak memperoleh manfaat dari berpuasa, peran orang tua sangat penting dalam mengajarkan anak puasa sejak dini.

    Meski belum diwajibkan untuk puasa, tidak ada salahnya bagi orang tua untuk mengajarkan Si Buah Hati berpuasa.

    Dilansir dari Journal of the Pakistan Medical Association, National Health Service UK menyatakan bahwa puasa tidak berbahaya untuk anak-anak.

    Hal ini tentunya setelah mempertimbangkan kondisi anak terlebih dahulu dan dengan cara yang tepat dalam mengajarkan anak puasa.

    Supaya lebih mudah, berikut ini beberapa tips dan cara mengajarkan anak puasa.

    1. Ajarkan anak puasa pada usia yang tepat

    Penting bagi orang tua untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengajarkan anak puasa.

    Orang tua harus mempertimbangkan apakah Si Buah Hatinya sudah mampu untuk berpuasa sebelum mulai mengajarkannya.

    Para orang tua disarankan untuk mengajak anak berpuasa bersama menjelang masa pubertas atau setidaknya di atas usia 8 tahun.

    Beberapa peneliti menyarankan untuk mengajarkan anak puasa pada usia 10 tahun. Anak dibawah usia 8 tahun dianggap masih terlalu dini untuk berpuasa.

    Namun, usia anak untuk mulai belajar puasa juga bisa lebih cepat tergantung kesiapan orang tua dan Si Buah Hati.

    Maka dari itu, ada baiknya orang tua juga menanamkan motivasi pada anak, tidak memberi tekanan sehingga anak berpuasa tanpa paksaan. Ketika anak berpuasa tanpa dipaksa, orang tua bisa membimbing dan memandunya selama ibadah puasa.

    2. Lakukan secara bertahap

    Untuk melatih anak agar terbiasa berpuasa, sebaiknya dilakukan secara bertahap.

    Sebagai tahap awal perkenalan anak dengan puasa, mulai ajari anak untuk puasa selama setengah hari atau dari pagi hingga waktu makan siang.

    Setelahnya, orang tua dapat mencoba menambah waktu puasa secara perlahan hingga anak dirasa mampu untuk puasa sampai sore hari.

    Pada tahap ini, sebaiknya jangan terlalu memaksa anak untuk puasa hingga waktu yang ditentukan.

    Hal ini karena dikhawatirkan malah akan membuat anak sakit atau bahkan menjadi tidak suka berpuasa hingga dapat mendorong anak untuk berbohong.

    3. Hargai usaha anak untuk berpuasa

    Bukan hanya bagi orang dewasa, puasa juga bukan hal yang mudah bagi anak-anak.

    Oleh karena itu, menghargai usaha anak saat berpuasa diharapkan dapat meningkatkan semangat anak untuk terus belajar puasa.

    Ada banyak cara yang dapat orang tua lakukan. Orang tua dapat memberi penghargaan pada anak setelah puasa dengan memujinya di depan anggota keluarga lain.

    Dengan begitu, anak dapat merasa bangga terhadap dirinya sendiri.

    Selain itu, orang tua juga dapat menjanjikan hadiah kepada anak jika berhasil melakukan puasa.

    Hadiah tersebut dapat berupa barang yang mereka inginkan atau makanan yang mereka suka sebagai menu untuk mengakhiri puasa.

    4. Lakukan aktivitas yang menyenangkan bersama anak selama puasa

    Aktivitas yang menyenangkan dan anak sukai dapat membuat anak lupa akan rasa lapar yang mungkin timbul.

    Contohnya mengajak anak bermain suatu permainan yang ringan dan tidak melelahkan maupun menonton film yang mereka suka.

    Jika anak merasa lelah, orang tua dapat menyarankan anak untuk tidur siang sejenak agar rasa laparnya tidak terlalu terasa.

    5. Memberikan asupan yang bergizi saat sahur dan berbuka

    Asupan saat sahur dan berbuka menjadi bagian penting dari puasa, terutama untuk anak-anak.

    Mereka tidak hanya wajib mengonsumsi makanan kaya serat, tetapi juga perlu asupan sumber protein yang baik, seperti produk susu agar tetap kenyang lebih lama.

    manfaat puasa untuk anak

    Susu DANCOW FortiGro hadir untuk bantu lengkapi kebutuhan gizi Si Buah Hati agar ia siap belajar puasa.

    Di dalam segelas susu DANCOW FortiGro mengandung zat besi, zink, vitamin A, C & D untuk dukung imunitas Si Buah Hati. Bukan hanya itu, vitamin B1, B2, B3, B6, serta omega 6 dan DHA yang terkandung didalamnya sangat penting untuk membantu proses belajar anak. Ditambah lagi dengan kandungan protein dan kalsium guna membantu pertumbuhan Si Buah Hati lebih optimal.

    Perlu Anda ketahui, jika kandungan susu DANCOW FortiGro yang lengkap ini aman dikonsumsi selama tidak ada pantangan atau alergi susu sapi. Bahkan dapat bantu penuhi asupan gizi seluruh anggota keluarga dengan berbagai macam varian yang tersedia, yakni Instant, Cokelat, dan Full Cream.

    Selain itu, DANCOW FortiGro juga dilengkapi dengan kemasan UHT siap minum rasa Cokelat, Stroberi, dan Vanila dengan pasti disukai Si Buah Hati. Menariknya, DANCOW UHT sangat praktis untuk dikonsumsi sebagai salah satu menu takjil saat berbuka puasa.

    Melatih anak berpuasa sejak dini merupakan kewajiban orang tua. Meskipun terlihat sulit, tapi beberapa cara mengajarkan anak puasa di atas bisa jadi pilihan yang mudah bagi orang tua untuk dipraktekkan di rumah. Selamat mencoba!

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Carla Pramudita Susanto

    General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan